Laman

20150127

The Wind-Up Bird Chronicle Buku 1 Bab 1 3/3 (Haruki Murakami, 1994)


Lama sekali gadis itu baru kembali, dengan Coca Cola di tangannya. Aku mulai kepanasan. Duduk di bawah matahari membuat otakku serasa berkabut. Hal terakhir yang ingin kuperbuat adalah berpikir.

“Menurutmu,” ucapnya, mengangkat kembali pembicaraan semula. “Kalau kamu jatuh cinta dengan seorang gadis dan ternyata dia punya enam jari, bagaimana reaksimu?”

“Menjualnya ke sirkus,” jawabku.

“Serius?”

“Tidak, tentu saja tidak,” sanggahku. “Aku becanda. Kukira aku tidak bakal terganggu.”

“Sekalipun anak-anakmu mungkin saja mewarisinya?”

Aku memikirkannya sejenak.

“Tidak, sepertinya aku betulan tidak bakal terganggu. Apa salahnya punya jari tambahan?”

“Bagaimana kalau dia punya empat payudara?”


20150118

The Wind-Up Bird Chronicle Buku 1 Bab 1 2/3 (Haruki Murakami, 1994)

*

Aku sedang menaruh belanjaan di kulkas ketika telepon berdering. Kali ini deringannya terdengar tidak sabaran. Aku baru saja membuka plastik pembungkus tofu, yang kuletakkan dengan hati-hati di meja dapur supaya airnya tidak tumpah. Aku pergi ke ruang tengah dan mengangkat telepon.

“Mestinya sekarang kamu sudah selesai masak spageti,” kata wanita itu.

“Benar. Tapi sekarang aku harus mencari kucing.”

“Itu bisa menunggu sepuluh menit lagi, aku yakin. Tidak seperti memasak spageti.”

Karena alasan tertentu, aku tidak bisa begitu saja menutup telepon itu. Ada sesuatu dalam suaranya yang menarik perhatianku. “Oke, tapi tidak lebih dari sepuluh menit, ya.”

“Nah, sekarang kita akan bisa memahami satu sama lain,” ucapnya dengan yakin dan tenang. Aku merasa ia sedang duduk dengan nyamannya di kursi dan menyilangkan kakinya.

“Aku penasaran,” kataku. “Apa yang bisa dipahami dalam sepuluh menit?”


20150109

The Wind-Up Bird Chronicle Buku 1 Bab 1 1/3 (Haruki Murakami, 1994)

Buku Satu: The Thieving Magpie
Juni dan Juli 1984





1

Burung Mainan Hari Selasa
*
Enam Jari dan Empat Payudara



Sewaktu telepon berbunyi, aku sedang berada di dapur, mendidihkan sepanci spageti dan bersiul mengiringi pembukaan The Thieving Magpie-nya Rossini yang diputarkan radio dan merupakan musik yang pas untuk memasak pasta.

Aku ingin mengabaikan saja telepon itu. Bukan saja karena spagetinya sudah hampir matang, tapi juga karena Claudio Abbado sedang mengarahkan The London Symphony pada puncak permainan. Meski begitu, akhirnya aku menyerah. Bisa saja itu orang yang mengabarkan lowongan kerja. Aku mengecilkan api, menuju ruang tengah, dan mengangkat gagang telepon.

“Sepuluh menit saja,” kata wanita di ujung sambungan.

Aku pandai mengenali suara orang, tapi tidak yang satu ini.

“Maaf? Mau bicara dengan siapa, ya?”

“Tentu saja sama kamu. Sepuluh menit, saja. Supaya kita bisa memahami satu sama lain.” Suaranya rendah dan lembut namun tidak termasuk jenis suara tertentu.