Laman

20160318

The Perks of Being Wallflower Bagian I, Surat 2 (Stephen Chbosky, 1999)

7 September 1991

Temanku yang baik,

Aku tidak suka SMA. Kafetarianya disebut “Pusat Gizi”, yang kedengarannya aneh. Ada seorang cewek di kelas bahasa Inggris lanjutan namanya Susan. Di SMP, Susan sangat menyenangkan. Dia suka menonton film, dan abangnya, Frank, membuatkan kaset rekaman berisi lagu-lagu bagus yang dia perdengarkan pada kami. Tapi saat musim panas behelnya dicopot, dan dia jadi lebih tinggi, lebih cantik, dan dadanya tumbuh. Sekarang sikapnya jadi makin tolol di koridor, terutama saat ada cowok-cowok. Dan rasanya menyedihkan sebab Susan kelihatannya tidak bahagia. Sejujurnya, dia tidak suka mengakui dirinya mengikuti kelas bahasa Inggris lanjutan, dan dia tidak suka menyapaku lagi di koridor.

Sewaktu di pertemuan konseling tentang Michael, Susan bilang Michael pernah memberitahunya bawa dia cewek paling cantik di seluruh dunia, begitu juga behelnya dan segala-galanya. Lalu, Michael meminta Susan untuk “jalan bareng”, yang di sekolah mana pun merupakan persoalan sangat penting. Di SMA itu disebut “pacaran”. Dan mereka berciuman dan membicarakan film, dan Susan sangat merindukan Michael sebab dia sahabatnya.

Lucu juga sih sebab di sekolahku cowok dan cewek biasanya tidak bersahabat. Tapi begitulah Michael dan Susan. Seperti Bibi Helen dan aku. Maaf. “Aku dan Bibi Helen”. Itu satu hal yang kupelajari minggu ini. Itu dan penggunaan tanda baca yang konsisten.

Sering kali aku diam saja, dan cuma satu anak bernama Sean yang sepertinya benar-benar memerhatikanku. Dia menungguku setelah pelajaran olah raga dan mengatakan hal yang sangat kekanak-kanakan seperti bagaimana dia akan memberiku “putaran”, yang artinya ada orang yang memasukkan kepalamu ke dalam toilet dan menggelontornya supaya rambutmu jadi berputar-putar. Dia juga kelihatan agak tidak bahagia, dan aku memberi tahu dia. Lalu, dia jadi marah dan mulai memukuliku, dan kulakukan hal yang diajarkan abangku padaku. Abangku jago tinju.

“Incar lutut, tenggorokan, dan mata.”

Dan aku pun melakukannya. Dan aku benar-benar menghajar Sean. Lalu aku mulai menangis. Akibatnya kakak perempuanku harus meninggalkan kelas senior unggulan dan mengantarku pulang. Aku mendapat panggilan ke kantor Mr. Small, tapi aku tidak mendapat skors atau apalah sebab ada anak yang memberi tahu Mr. Small kejadian sesungguhnya.

“Sean yang memulainya. Dia cuma membela diri.”

Dan memang begitu. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa Sean ingin menyakitiku. Aku kan tidak melakukan apa-apa padanya. Badanku kecil sekali. Benar kok. Tapi kukira Sean tidak tahu aku bisa berkelahi. Sebetulnya aku bisa saja menghajarnya lebih daripada itu. Dan mungkin itu yang seharusnya kulakukan. Kupikir itu yang seharusnya kulakukan kalau dia mendatangi anak yang memberi tahu Mr. Small kejadian sesungguhnya, tapi Sean tidak pernah mencari anak itu. Jadi, soal itu pun terlupakan.

Di koridor ada beberapa anak yang menatapku dengan aneh karena aku tidak menghias lokerku, dan akulah yang menghabisi Sean dan setelah itu tidak bisa berhenti menangis. Kurasa aku agak emosional.

Rasanya sangat sepi sebab kakak perempuanku sibuk jadi anak paling tua di keluarga kami. Abangku sibuk jadi pemain rugbi di Penn State. Setelah kemah pelatihan, pelatihnya bilang dia ada di klasemen dua dan setelah dia mulai mempelajari sistemnya, dia akan masuk klasemen satu.

Ayahku sangat berharap dia akan jadi pemain profesional dan bermain untuk tim Steelers. Ibuku benar-benar senang dia bisa kuliah cuma-cuma sebab kakak perempuanku tidak ikut rugbi, dan tidak ada cukup uang untuk membiayai kuliah keduanya. Itu sebabnya ibuku ingin supaya aku terus belajar yang rajin, supaya aku bisa mendapat beasiswa untuk sekolah.

Jadi, itulah yang akan kulakukan sampai aku punya teman di sini. Aku berharap anak yang memberi tahu kejadian sesungguhnya itu dapat menjadi temanku, tapi kurasa dia cuma ingin bersikap baik.

Salam sayang,


Charlie



Terima kasih kepada Fairynee dan Raysa Prima yang telah memberi inspirasi dalam perbaikan hasil terjemahan ini.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar