Gemilang, begitulah yang dikatakan
ulasan-ulasan keesokan harinya: melodrama yang ramah dari Harry Little
meninabobokan audiens dengan rasa keamanan palsu, lantas melontarkan pukulan
telak, saat cinta yang bersemi di antara adiknya (Mirela Pribicevic yang
berseri) dan pengacara muda yang trendi (Little) mendorong Mary (dengan
simpatik diperankan oleh Belle Hithloday) yang terkungkung oleh kursi roda agar
secara harfiah memijakkan kakinya serta membawa langkah-langkah awalnya yang
terhuyung-huyung menuju kebebasan yang sunyi namun menebus. Apa yang pada
awalnya tampak seperti karya ringan kendati pemurah dalam menelaah
kesulitan-kesulitan yang dialami kaum dengan mobilitas rendah untuk
keluar-masuk bangunan, menyatakan diri melalui pemecahan yang bertentangan lagi
mengejutkan, hampir-hampir Lacanian pada masa prematurnya—sebagian akhir
sandiwara ini durasinya hanya tujuh belas menit—sebagai tafsir yang meledak-ledak
akan sifat kebebasan serta kekuatan cinta yang rawan namun tetap katarsis dan
begitu pula teater di dunia modern—dst, dsb.
Laman
▼
20170827
20170820
An Evening of Long Goodbyes, Bab 12 (1/2) (Paul Murray, 2003)
Rencana awalnya sih sandiwara itu
diselesaikan dan diserahkan pada Bel sebelum pembukaan sandiwara baru Harry,
dengan harapan mereka membatalkan punyanya dan alih-alih mementaskan milikku.
Akan tetapi, penulisan sandiwara itu memerlukan waktu lebih lama daripada yang
diperkirakan—maksudku, kalau ingin mengerjakannya betul-betul. Sebelum kami
menyadari keadaan, malam pembukaan Titian
sudah di hadapan.
Mereka masih kekurangan
tenaga, sehingga aku menyetujui sementara waktu tidak berada di pembuangan demi
bekerja sebagai Petugas Penitipan Barang pada malam itu. Dengan susah payah,
aku berhasil mengajak Frank supaya serta sebagai bantuan moril. Bunda
menyediakan meja kecil di ruang masuk tempat kami mengambil mantel serta
menyambut tokoh-tokoh yang datang. Di luar, malam dingin menggelenyar, namun di
dalam ada lilin-lilin, tangkai-tangkai bunga liar musim gugur, serta aroma
hangat yang menarik tamu-tamu ke ruang resital, tempat mereka disambut dengan
anggur merah Bordeaux yang dipanaskan, berikut musik pengiring yang dibawakan
Vuk, Zoran, dan teman-teman mereka dari antrean di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
20170813
Orang-orang yang Meninggalkan Omelas (Ursula K. Le Guin, 1973)
Festival Musim Panas hadir di Omelas,
kota yang menjulang terang di dekat laut, diiringi gempita genta yang
membubungkan burung-burung. Tali temali pada perahu-perahu di pelabuhan
berkilauan oleh bendera-bendera. Pawai berarak di jalanan, di antara
rumah-rumah beratap dan berdinding merah, di antara kebun-kebun tua berlumut
dan di bawah jalur pepohonan, melewati taman-taman besar dan bangunan-bangunan
umum. Sebagian di antara mereka merupakan orang-orang yang terhormat: para
orang tua berjubah panjang dan berat berwarna kelabu dan lembayung muda, para
ahli pembuat makam, serta para wanita penggembira yang membawa bayi mereka
sambil berbincang pelan sementara berjalan. Di jalanan yang lain pawainya
berupa tarian, musik berdentum lebih cepat, gong dan tamborin berkelap-kelip,
dan orang-orang pun menari. Anak-anak berkeliaran, jeritan nyaring mereka melangit
bak burung layang-layang yang terbang melintasi musik dan nyanyian.
Seluruh pawai itu mengulir ke utara
kota. Di situ terdapat padang lamun luas yang disebut Padang Hijau, tempat pemuda
dan pemudi bertelanjang dalam suasana riang. Mereka berlumuran lumpur mulai
dari kaki, tumit, hingga lengan mereka yang jenjang dan lentur, melatih kuda
mereka yang gelisah menghadapi balapan. Kuda-kuda itu tidak ada yang mengenakan
pelana, hanya tali tanpa kekang pada leher. Rambut di tengkuk mereka dijalin
dengan pita perak, emas, dan hijau. Mereka mendengus-dengus,
berjingkrak-jingkrak, dan membusung pada satu sama lain. Mereka sangat
bergairah. Hanya kuda satu-satunya hewan yang merasa ikut memiliki seremoni
kita.
20170806
An Evening of Long Goodbyes, Bab 11 (Paul Murray, 2003)
Bukan pidato Bel
yang menggelisahkanku. Orang tidak hidup bersama Bel selama dua puluhan tahun
tanpa terbiasa menjadi sasaran pidatonya sewaktu-waktu. Diusir dari Amaurot pun
aku sudah terbiasa.
“Tetapi ia
meminta dukunganku. Bel enggak pernah meminta dukunganku. Selama aku mengenal
dia, enggak pernah sekali pun dia memintaku untuk memberi dukungan atau
nasihat, bahkan bantuan untuk merakit dapur bonekanya ….” Aku memutar-mutar
gelas dan memberengut pada golakan air di dalamnya. “Aku tahu ada yang aneh.
Dan itu ada hubungannya dengan Harry si bangsat itu.”
“Memang dia itu
biang kerok,” Frank berkomentar dari sofa.
“Bukan cuma
karena dia itu biang kerok,” kataku. “Dia itu aktor. Ini musibah. Secara pribadi aku enggak memercayai aktor sama
sekali. Sebab lihat saja kenyataannya. Kenyataannya Bel sudah empat tahun kenal
dia tanpa ada tanda-tanda suka, lantas ketika gagasan mengadakan teater ini
terwujud dengan sendirinya ia muncul lagi dengan membawa-bawa naskah dan
mendadak segalanya jadi tentang Doris Day serta menara SUTET yang menyanyi
dalam embusan angin. Ia juga mencocoki hidung Bunda dan mencampuri urusan
rumah.” Aku melangkah ke pintu dapur. “Maksudku, belum lagi peran yang khusus
dibikinnya untuk Bel.”