Laman

20191120

The Moneyless Manifesto: 4. Strategi peralihan dan tantangan (Mark Boyle, 2012)

Lokalisasi mungkin tidak begitu praktis, namun mau tidak mau tidak ada alternatif lain.
– Dr. David Fleming

Orang-orang yang tertarik dengan gagasan hidup sepenuhnya bebas niscaya menghadapi rintangan yang, karena alasan apa pun, tidak berhasil dilalui pada awal percobaan. Alasan yang paling sering disebutkan berupa rintangan dari luar: tidak punya tanah, pajak, persyaratan izin perencanaan berikut pendirian hunian mandiri yang berdampak rendah[1], dan seterusnya.
Semua contoh tersebut merupakan rintangan besar yang mungkin terjadi, sebagian besar berakar dari kenyataan dunia kita kini dan cukup membebani, terutama bagi orang-orang yang sedang berusaha untuk mengurangi keterikatannya dengan ekonomi mesin alih-alih meningkatkannya. Akses terhadap tanah—seperti izin dan peraturan, harga tanah, serta properti pribadi—merupakan persoalan yang terpenting. Namun banyak di antara tantangan ekonomi dan sosiopolitik ini merupakan hambatan pribadi dan internal yang kita ciptakan sendiri yang mencegah kita dari menjalani hidup penuh kesederhanaan, kebebasan, dan petulangan yang semarak. Menganggap persoalan tanah sebagai masalah pokok berarti melewatkan kisahan kebudayaan mendasar yang mengawali timbulnya pemikiran tersebut. Toh peraturan dan kebijakan pemerintah dibuat oleh manusia juga, meskipun adakalanya menggelitik untuk mempertanyakan apakah orang-orang yang memaksakan hal tersebut benar-benar dari genus Homo, terutama ketika kita sedang berhadapan dengan mereka.


20191113

The Moneyless Manifesto: Orang-orang yang Hidup tanpa Uang (Mark Boyle, 2012)

Masih ada kantong-kantong pemukiman tanpa uang di tengah surutnya alam liar yang belum berhasil diserbu peradaban. Sekalipun begitu dalam masyarakat industri modern yang beradab pun ada orang-orang yang bersukarela berhenti menggunakan uang. Ada beberapa orang yang telah hidup tanpa uang selama lebih dari satu dekade, yang lainnya berkelana sejauh puluhan ribu kilometer tanpa uang dengan berjalan kaki atau menggunakan berbagai kendaraan. Ada yang melakukannya di perkotaan dan ada yang di pedesaan.
Alasan kami berhenti menggunakan uang (atau pernah berhenti menggunakannya) sangat bervariasi. Model POP tiap-tiap pribadi bisa sangat berbeda. Sekalipun begitu terdapat suatu benang merah—suatu kenyataan sederhana bahwa kami sama-sama telah melihat dunia berjalan menyimpang dalam setiap taraf kehidupan, dan karena kami sama-sama ingin menciptakan kisahan baru dalam menjalani hidup kami, cara hidup baru yang menggembirakan alih-alih memperbudak. Kami menginginkan hidup yang berdasarkan pada hubungan dan kepercayaan daripada impersonalitas dan kecurigaan.


20191106

Esok Terlalu Jauh (Chimamanda Ngozi Adichie, 2009)

Saat itu musim panas terakhir yang kau lalui di Nigeria, musim panas sebelum perceraian kedua orang tuamu, sebelum ibumu bersumpah kau tidak akan pernah kembali menginjakkan kaki di Nigeria untuk menjumpai keluarga ayahmu, terutama Nenek. Kau ingat dengan jelas panasnya musim itu, hingga sekarang, delapan belas tahun kemudian—betapa pekarangan Nenek terasa hangat lagi lembap, pekarangan dengan begitu banyak pohon hingga kabel telepon berjalinan pada dedaunannya dan cabangnya saling bersentuhan dan kadang terlihat ada mangga pada pohon jambu monyet dan jambu biji pada pohon mangga. Permadani tebal dari remukan daun basah terinjak oleh kaki telanjangmu. Saat sore, kawanan lebah berperut kuning berdengung di seputar kepalamu serta kepala abangmu Nonso dan kepala sepupumu Dozie, dan saat senja Nenek hanya membolehkan abangmu Nonso yang memanjat pohon untuk mengguncangkan dahan yang memuat banyak buah, padahal kau lebih pandai memanjat dari padanya. Buah pun berjatuhan, alpukat, jambu monyet, dan jambu biji, lalu kau serta sepupumu Dozie memasukkannya ke ember bekas.