Laman

20200126

An Evening of Long Goodbyes, Bab 14 (4/7) (Paul Murray, 2003)

Droyd tidak pulang malam itu, demikian pula malam berikutnya.

“Dia pasti pulang pas lapar,” kataku. “Enggak perlu galau lah.”

“Tapi jangan-jangan dia kena apalah,” sahut Frank cemas, seraya menekankan hidungnya pada kaca yang mengalirkan air hujan.

“Memangnya dia bisa kena apa sih? Dia kan bisa jaga diri. Lagi pula, dia sudah bukan anak-anak, maksudku dia sudah pernah dipenjara, ya kan?”

Frank tidak teryakinkan. Namun sesungguhnya, aku kurang begitu khawatir akan kehilangan Droyd. Aku sibuk dengan kecemasanku sendiri, akibat merisaukan, mengingat, dan menyusun rencana-rencana yang tak mungkin dijalankan. Lalu kini aku terbangun hanya untuk mendapati tinggal satu hari lagi  sebelum pesta makan malam dan keberangkatan Bel.

Hujan masih berdentam. Tampaknya ini hari yang sempurna untuk duduk-duduk di kursi sambil merasa sendu. Akan tetapi, aku ada janji di rumah sakit untuk mengubah penampilanku, maka aku menaiki bis ke kota lalu duduk bermuram durja di meja pemeriksaan sementara dokter membuka perbanku serta menusuk-nusuk wajahku dengan berbagai peralatan tumpul dan menanyaiku kalau-kalau aku kesakitan. Rasanya tidak menyakitkan kok. Aku terlalu larut dalam benakku sendiri—pada langit Rusia yang kelabu, stepa liar yang tak berujung, dan membandingkannya dengan sel-kecil-suramku di Bonetown. Maka ketika dokter bilang lukaku sudah sembuh, butuh sejenak untuk menyadarinya.


20200119

An Evening of Long Goodbyes, Bab 14 (3/7) (Paul Murray, 2003)

(Adegan. Sebuah rumah kastel yang bobrok di bantaran Kali Marne. Masuk FREDERICK, seorang Count, serta BABS, adiknya yang menyedihkan.)

FREDERICK: Aku tak peduli dengan perkataan manajer bank itu! Mungkin aku bangkrut, tetapi aku tetap seorang Count, dan aku akan menghadapi dunia industri anggur Perancis yang kanibal ini serta menghasilkan Burgundy yang lumayan sekalipun aku harus menanam semua anggur dengan tanganku sendiri!

(BABS terus saja menangis.)

FREDERICK (merengkuh lengan adiknya): Persetan, Babs, tidakkah kau mengerti? Yang kita miliki ini adalah sebuah mimpi, dan selama kita bersama, tidak seorang pun manajer bank yang dapat menyentuhnya, karena ini adalah sebuah mimpi, maksudku ini bukan sekadar—

FREDERICK: Persetan, Babs, berhenti menangis dong

FREDERICK: Babs, kau mungkin masih bertanya-tanya soal yang semalam, yah sebenarnya itu semua rencananya Lopakhin


20200112

An Evening of Long Goodbyes, Bab 14 (2/7) (Paul Murray, 2003)

Mungkin sepintas aku terlihat berlebihan. Tetapi aku mengenal Bel—akulah satu-satunya orang yang mengenal dia. Akulah satu-satunya yang dapat memahami maksud dari isyarat ini. Yalta, masyaallah! Siapa juga orang yang mau ke Yalta? Tidak, aku bisa membaca yang tersirat. Ini awal yang baru bagi Bel, dan ia akan melakukannya sendirian. Sekalipun jika ia benar-benar kembali enam bulan lagi—enam bulan!—ia tidak akan kembali pada kami.

Sisa malam itu agak kabur. Aku ingat secara samar-samar pergi ke SPBU untuk membeli empat atau lima botol German Riesling yang menjijikkan, usai menandaskan Bulgarian Cabernet. Aku dapat membayangkan diriku duduk bersila di lantai ruang tamu pada dini hari, sambil meminum anggur kardusan dengan rasa tak terkatakan yang kutemukan di bawah bak dapur, yang mungkin diperuntukkan jika ada bencana kelaparan, kekeringan, atau semacam keadaan darurat, sembari menangis tak keruan saat meninjau isi koper Bel. Kubentangkan pakaiannya di karpet. Kutumpahkan isi tas kosmetik kecilnya ke meja—lipstik, penguap Chanel atau apalah, gumpalan tisu, nomor telepon Telsinor yang semua orang dapat, recehan, manik-manik gelang yang putus, dan di paling dasar ada lempengan perak yang akhir-akhir ini sering ia kenakan, mengedip padaku dengan segala kesahajaannya yang kekanak-kanakkan, tak terperikan, seakan-akan memiliki jawaban atas segala hal ….


20200105

An Evening of Long Goodbyes, Bab 14 (1/7) (Paul Murray, 2003)

ADA ORANG BOSNIA DI LOTENGKU!
Tragedi Tiga Babak

oleh Charles Hythloday


LATAR: Sebuah rumah kastel yang mau ambruk di bantaran Kali Marne.
PARA PELAKU
COUNT FREDERICK Count[1], tuan muda pemilik rumah. Berjuang melawan masa lalu dan dunia kanibal industri anggur Perancis untuk memulihkan kejayaan kebun anggur Ayahnya.

BABS Adik perempuan Count Frederick, calon aktris yang cantik namun pencemooh.

LOPAKHIN Impresario teater/manajer bank pengikut Machiavelli, yang tinggal di rumah kastel tersebut tetapi diam-diam berencana untuk menghancurkannya serta membangun jalan kereta melintasinya dan mencuri Babs dari Frederick.

[Catatan. Kenapa juga Frederick membiarkan Lopakhin tinggal di rumahnya?]