Laman

20200503

Rich Without Money - KEBUTUHAN-KEBUTUHAN ESENSIAL (Tomi Astikainen, 2016)

Aku dan teman-temanku mengadakan Hari Tanpa Belanja di Berlin. Ruang komunitas yang nyaman itu penuh sama sekali. Sekitar tujuh puluh orang berjejalan bak sarden di kaleng, menyantap makanan hasil memulung dari bak sampah, mendengarkan ceramah inspiratif, menonton Taste the Waste[1], serta membicarakan tentang pentingnya topik ini.
Salah seorang pembicara tamu menganjurkan cara belanja baru. Ia petani organik yang menjalankan sistem Pertanian Bersangga Komunitas (Community-Supported Agriculture/CSA). Jaringan sejawat ini menyediakan makanan bagi sekitar tiga ratus penduduk Berlin, semuanya bersumber dari satu pertanian. Ia membicarakan tentang realita pertanian dewasa ini yang mengejutkan. Di pertanian organik paling ketat sekalipun cukup beberapa orang saja yang bekerja untuk memberi makan ratusan orang. Bisa dimengerti, lingkaran CSA ini sangatlah populer. Sayuran dari pertanian organik lebih lezat dan lebih murah daripada yang ada di toko.
Petani tersebut ternyata sangat berdedikasi pada misinya. Ia membicarakan tentang pertaniannya sebagai suatu ekosistem tunggal yang saling berhubungan, di mana ia mendengarkan lahannya dan memberi yang dibutuhkan. Ia mengusahakan campuran tanaman yang berimbang, serta memperkaya lahan dengan membiarkan hewan merumput dan buang air seperlunya. Mengagumkan!
Aku suka mengajukan ide-ide segar. Malah sekarang pun aku mulai memikirkan cara untuk membantu pertanian dan jaringan CSA itu supaya semakin baik. “Bagaimana kalau ada aplikasi daring supaya orang lebih gampang untuk memilih pesanan?” aku mengusulkan.
 “Kami tidak menerima pesanan,” ia membetulkan. Setelah keheningan yang tidak mengenakkan ia lanjut menjelaskan: “Anggota komunitas senang-senang saja menerima produk apa saja dari lahan kami.”
Pipiku memerah begitu menyadari bahwa aku terbiasa berpikir bahwa orang semestinya bisa memilih yang hendak mereka makan. Tidak dalam model seperti ini. Petani mengirimkan sayuran seminggu sekali ke pusat-pusat penyaluran yang ada di seluruh penjuru Berlin. Pusat-pusat ini diurus oleh para anggota yang menampung kotak-kotak dari lahan pertanian. Orang-orang mensyukuri apa pun yang ada di kotak itu.
Bahkan sekalipun kita tidak berhenti mengonsumsi sama sekali, barangkali ini waktunya untuk memikirkan ulang kebiasaan konsumsi kita. Mendukung penanam setempat dalam upaya pertanian organik musiman mereka merupakan satu perubahan kebiasaan kecil. Hal ini berdampak pada kelentingan lokal, kelestarian, serta hubungan sosial.

Tips untuk mengakses air dan makanan secara cuma-cuma:

 Secuil: Eliksir Kehidupan
 Sejumput: Berbagi Kelimpahan
 Sebanyak-banyaknya: Selamatkan yang Tersisa







Teks asli dalam bahasa Inggris dapat diunduh di sini.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar