Laman

20210131

Rich Without Money - Selanjutnya: Naungan (Tomi Astikainen, 2016)

Saya telah menyebutkan berbagai layanan daring serta aplikasi seluler di sana-sini. Tren digitalisasi ini menantang norma-norma yang ada serta menciptakan peluang tak terduga bagi produksi dan distribusi barang dan jasa dua arah.
Mungkinkah layanan generasi berikutnya ini merupakan salah satu alasan bagi pergeseran yang mulai kita lihat dalam nilai-nilai kemasyarakatan, komunikasi interpersonal, dan perilaku manusia? Atau apakah teknologi ini—cara baru untuk melakukan berbagai hal secara berbeda—hanyalah gejala dari suatu perubahan lebih besar yang tengah berlangsung?
Teman saya orang Polandia—yang, omong-omong, tidak akan pernah saya temui seandainya tidak ada internet—pernah berkata: “Umat manusia mengembangkan internet sebab kita belum cukup siap untuk menggunakan komunikasi telepati secara total.”
Barangkali suatu saat nanti kita mengenang hari ini dan mengatakan: “Saat itulah ketika pergeseran terjadi, di awal 2000-an. Merekalah orang-orang yang mewujudkannya.” Selagi kita bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah proses perubahan itu, sulit sekali memerhatikan perubahan yang terjadi.
Mungkinkah para pendukung teknologi baru ini mendekatkan kita dan memuaskan kebutuhan tak terpenuhi kita untuk mengembalikan rasa kemasyarakatan yang telah lama hilang? Bagaimana ini ditampakkan dalam pilihan-pilihan yang kita buat mengenai tempat tinggal kita? Bisakah tinggal dengan bebas merupakan kunci bagi kita untuk menjadi lebih berempati, toleran, dan menerima satu sama lain? Apakah lagi yang dapat kita pelajari dari berbagi tempat tinggal dan perjanjian tinggal sementara? Bagaimana mungkin tinggal bersama teman yang belum pernah ditemui?
Bab berikutnya menganjurkan cara-cara tanpa uang untuk dapat tidur malam yang nyenyak. Semoga ini tidak bikin Anda mengantuk tapi bergairah!




Teks asli dalam bahasa Inggris dapat diunduh di sini.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar