Laman

20210314

Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Keesokan paginya aku memikirkannya secara berhati-hati. Kedengarannya seperti yang Yamazaki habis ditolak cewek. Sebagai tanggapannya, ia mabuk-mabukan karena putus asa dan memutuskan, “Persetan wanita betulan—aku punya gim erotis!” Setidaknya, kemungkinan itu menjelaskan penyebabnya.
Tapi, kalau begitu ceritanya, dia tidak harus sampai begini untuk berbagi pengalaman memalukannya denganku. Dia tidak perlu mengumumkan bahwa dia ini lolicon akut. Walaupun sudah memagari pengakuannya dengan teori yang agak sulit dipahami, pada akhirnya tetaplah dia itu lolicon yang suka gim erotis. Dia berbahaya. Atau, setidak-tidaknya, Yamazaki berbahaya lebih daripada yang pernah kubayangkan.
Ketika aku memasukkan CD yang ditinggalkannya semalam ke dalam komputerku, aku ketakutan dengan isinya. Ini tidak bagus; ini terlalu berbahaya. CD-R 700 MB ini telah dijejali dengan gambar-gambar JPEG. Semuanya gambar foto—potret seorang gadis yang kelihatannya berusia tahun-tahun terakhir SD. Parahnya, ia sama sekali telanjang. Singkatnya, ini foto-foto bugil.
Dengan waspada, aku menutup gorden-gorden kamarku. Hukum pornografi anak baru-baru ini menjadikan CD ini terlalu berbahaya. Walaupun tidak bersalah, bisa-bisa aku masuk penjara, semua gara-gara Yamazaki. Apa-apaan yang dipikirkannya ini? Cukup dengan CG sajalah, sialan! Ingin aku mencaci-maki dia, tapi dia ada di Institut Animasi Yoyogi.
Dipertontonkan komputer lima belas inciku, si gadis bugil itu tersenyum riang.
Dadaku nyeri, dan napasku sesak. Sembari memegangi kepala, kuputuskan untuk menjelajahi semua isi CD, untuk kali ini saja. Selagi melakukannya, aku menemukan seberkas teks, yang kubuka di text editor. Itu pesan dari Yamazaki.
“Yah, bagaimana menurutmu, Satou? Kamu cukup ketakutan, iya kan? Ingat, untuk membuat gim erotis berkualitas tinggi, kamu perlu referensi dari dunia nyata. Mohon supaya gambar-gambar betulan ini mengisi imajinasimu. Ini buku foto Rika Nishimura. Dia dikenal sebagai harta karun terbesar dalam dunia lolicon. Karena ini semua bukan gambar eksplisit, kamu santai saja. Oke kalau begitu, mari kita membuat gim erotis yang hebat dengan senyum Rika!”
Bajingan itu! Aku bergetar oleh amarah. Satu hal saja, kapan aku setuju membuat gim erotis bergaya Lolita? Oh, ayolah, jangan desakkan seleramu kepadaku.
Hm. Baru terlintas padaku saat aku mempertimbangkannya secara lebih saksama—mungkinkah ia mau mengubah aku!?
Kemungkinan lain soal pada masanya Genji Hikari; tapi pada zaman modern ini, masyarakat menganggap lolicon itu penyimpangan yang mesti dibinasakan. Karena itu, mestilah sangat sulit menemukan orang-orang dengan minat yang sama. Pastilah itu sebabnya Yamazaki berencana untuk menjadikan aku partnernya dalam menciptakan sebuah gim erotis, agar menjadi teman lolicon-nya.
Tidak, kecurigaanku ini, sederhananya, tidak lebih daripada sekadar tebakan polos, dan mungkin saja dia benar-benar ingin membuat gim erotis berkualitas tinggi. Lagi pula, dalam arena gim erotis sekarang ini, gim dengan tokoh utama anak perempuan kecil cukup lazim. Malah, bisa dikatakan bahwa karakter-karakter tipe Lolita begini secara langsung melambangkan sakitnya genre media ini.
Dengan berpikir begitu, deskripsi lain untuk gim erotis adalah dengan menyebutnya gim bishoujo. Bukan gim “wanita cantik”, melainkan gim “gadis cantik”. Kurasa di sini tersembunyi suatu kaitan mendalam akan masalah ini.
Apa yang akan terjadi pada Jepang, bila gim bishoujo ini membentuk pasar yang sangat besar? Sembari berlagak memikirkan persoalan sosial yang agung ini, aku memaksakan diri untuk berhenti khawatir. Lantas, segan-segan aku memuatkan koleksi foto Rika Nishimura pada layar komputerku.
Beberapa detik berlalu.
Aku menggigil …. Rika Nishimura sebenarnya manis juga.
“Eng—enggak, enggak! Aku cuma galau sesaat!” Dalam apartemen satu kamar, enam-tatami, yang suram ini, teriakanku bergaung hampa. Dan Rika tersenyum padaku dengan senyum polosnya, memamerkan tulang-tulang rusuknya yang menonjol, tubuhnya yang lentur tiada habis.
Aku mendeguk dan mengeklik tetikus dengan jemari bergetar. Gambar selanjutnya terpajang di monitor. Oh, Rika ….
Ini salah! Aku mengangkat kepala dan, dengan segenap kekuatan tubuhku, membenturkannya ke dinding. Suaranya berdentum. Air mata berjatuhan dari mataku. Sakit. Tapi Rika masih tersenyum …. Oh, Rika.
Enggak, enggak!
Aku cepat-cepat membuka Internet Explorer. Benar! Masalahnya Rika sendiri yang terlalu manis; bukan berarti aku lolicon atau apalah. Kebetulan saja aku terpengaruh oleh kecantikannya, tapi aku masih normal. Untuk membuktikannya, aku harus mencari gambar Lolita lainnya di internet. Jelas gambar Lolita selain Rika tidak bakal menggairahkanku, setidaknya.
Tapi, berkat hukum pornografi anak yang baru, jauh lebih sulit menemukan gambar Lolita di Internet daripada yang diperkirakan. Aku mencoba memindai hasil yang ada, tapi yang kutemukan hanya situs-situs palsu yang menggunakan nomor telepon luar negeri.
Tapi terkutuklah aku kalau ada yang meragukan kecakapan berselancarku di dunia maya. Aku ini veteran, dengan empat tahun koneksi Internet yang intensif. Untuk mendapatkan data berharga, paling baik berkeliling di forum-forum. Beginilah hukum dunia kawat. Kuputuskan untuk memulai dengan mesin pencarian bergaya-bot untuk meninjau forum-forum info gambar porno.
Apaan ini? Ribuan halaman hasil …. Bahkan setelah memperbaiki kunci pencarianku, hasilnya masih beratus-ratus. Ada terlalu banyak.
Sementara, aku mencoba membuka halaman yang pertama. Seketika, dengan kekuatan mengerikan, jendela peramban yang tampaknya tak akan ada habisnya pada membuka sendiri.
“Sialan! Jebakan!” serapahku. Ini serangan membuka-peramban-berlipat-ganda itu, menggunakan JavaScript, kerap kali ada pada halaman berbayar. Biar begitu, aku tidak tersentak. Paham! Tidak kuat pakai Internet Explorer.
Untuk kejadian begini, aku perlu ganti ke peramban tab. Peramban unggul begini memungkinkan aku untuk melihat beberapa halaman sekaligus, dalam satu jendela. Aku pun mengunduh Donut, peramban yang banyak dianggap sebagai yang paling stabil di antara peramban tab lain, dan membukanya segera. Oh! Berselancar jadi begitu mudah! Pada kecepatan ini, aku akan segera menemukan halaman yang kucari.
Aku membuka sebanyak-banyaknya halaman secara serentak yang dimungkinkan oleh daya komputerku dan menelusuri semuanya. Gambar Lolita, gambar Lolita …. Di tab-tab baru, aku membuka semua halaman yang bertaut ke forum-forum, lantas mengeklik tautan-tautan selanjutnya dari halaman-halaman awal, dan memeriksa semuanya, atas ke bawah. Aku mencari forum porno jalur bawah tanah.
Jangan terkecoh oleh halaman berbayar! Hati-hati dengan fail berekstensi .exe! Ganyang iklan-iklan menjengkelkan dengan perangkat lunak pemblokir pop-up!
Jarum-jarum pada jamku bergerak maju. Di luar jendela, hari sudah malam. Pancaran putih-biru dari monitorku merupakan satu-satunya cahaya di apartemen satu kamar enam-tatamiku. Bahkan menyalakan lampu neon akan buang-buang waktu saja. Kecepatan mengetikku yang menakjubkan setingkat-Dewa menyerbu Internet yang terbuka-lebar disertai intuisi liar! Takutilah kecakapan bertetikusku yang secepat-cahaya!
Aku binatang buas tak terjinakkan!
Aku serigala!

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar