Laman

20210425

Tempat Tidur Berhantu (2/2) (Francis Marion Crawford, 1886)

III

 

Kami bermain kartu malam itu, lalu aku pergi tidur saat sudah larut. Sekarang aku mengaku bahwa aku merasa gelisah saat memasuki ruangan itu. Aku tidak dapat berhenti membayangkan si pria jangkung yang telah kulihat semalam, yang sekarang sudah tenggelam dan mati. Wajahnya tampak jelas di hadapanku saat aku melepas pakaian. Aku mengunci pintu. Tiba-tiba aku menyadari bahwa tingkapannya terbuka, dan pengaitnya terpasang kencang. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku keluar mencari Robert, si pelayan untuk gangku. Aku ingat saat itu aku sangat marah, dan begitu menemukan dia aku menyeretnya dengan kasar ke pintu kamar 105, lalu mendorong dia ke arah tingkapan yang terbuka itu.

            “Kenapa tingkapannya dibiarkan terbuka tiap malam? Kamu tidak tahu ini melanggar peraturan? Kamu tidak tahu kalau kapalnya terguling sehingga air masuk, sepuluh orang pun tidak akan sanggup menutupnya? Saya akan melaporkan kamu pada kapten karena telah membahayakan kapal ini!”



20210418

Tempat Tidur Berhantu (1/2) (Francis Marion Crawford, 1886)

Kami telah mengobrol lama, dan percakapan pun mulai surut; asap tembakau telah meresap ke gorden-gorden tebal, anggur pun telah meresap ke otak mereka yang sudah berat juga, sehingga sudah teranglah bahwa pertemuan itu barangkali segera akan berakhir dengan sendirinya, adapun kami, para tamu, akan kembali ke tempat tidur dan kemungkinan besar tidur. Tidak ada yang mengutarakan hal menarik; boleh jadi tak seorang pun punya topik menarik lagi.

            Saat itulah Brisbane bicara, sehingga kami semua memandangnya. Ia pria berusia lima puluh tiga tahun, dan dikaruniai bakat yang terutama menarik perhatian kaum pria. Ia seorang lelaki gagah. Tidak ada yang luar biasa pada penampilannya, meskipun ukurannya di atas rata-rata. Tinggi badannya sedikit di atas enam kaki; ia tidak tampak gendut, namun di sisi lain, dia jelas-jelas tidak kurus. Kepalanya yang kecil ditopang leher yang kokoh, dan tangannya bertenaga serta dadanya luar biasa berotot. Ia jenis pria yang tampak sangat kuat dan sesungguhnya jauh lebih kuat daripada kelihatannya.



20210411

Welcome to the N. H. K. Bab 06 Kenangan Indah, Diikuti Sebuah Sumpah Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Beberapa hari berlalu dengan cepatnya.
“Sebuah perjalanan tentang cinta dan masa muda dibuat oleh para prajurit yang tegak menghadapi suatu organisasi raksasa yang jahat ….” Inilah kisah yang kucoretkan, kelihatannya sudah tepat. Pada awalnya, anehnya berjalan dengan baik. Kata-kata mengalir lancar. Aku kaget akan bakat sastraku sendiri.
Sayangnya, aku menemui masalah besar: kisah yang kutulis mestinya skenario gim erotis—dan sebagai skenario gim erotis, mesti ada adegan-adegan erotis. Singkatnya, untuk menulis cerita erotis, aku harus menggambarkan adegan-adegan cabul dengan seutuhnya. Aku mesti menuliskan adegan-adegan cinta secara saksama. Ini memedihkan. Betapa tragisnya bahwa aku, pada usia dua puluh dua tahun, harus menulis cerita erotis aspiran. Terlalu pedih.
Aku telah mengurung diri di kamarku selama tiga hari.


20210404

Welcome to the N. H. K. Bab 06 Kenangan Indah, Diikuti Sebuah Sumpah Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Minggu Emas[1] kedua telah tiba, aku menyadari bahwa musim hujan telah berhenti dalam sekejap.[2] Hari-hari berlalu, dan berlalu, dan berlalu, dalam laju menakjubkan.
Tapi, dalam kurun sebulan, terjadi berbagai peristiwa.
Misalnya saja, pada suatu malam baru-baru ini, secara kebetulan aku bertemu Misaki di minimarket. Ia menyerahkan padaku selembar kertas dari mesin pencetak. Tampaknya itu suatu kontrak. Tertulis “Kontrak” di atas kertas dengan pena bolpoin hitam.
Seminggu sebelumnya, aku punya rencana bertemu gadis yang kukenal dari klub sastra SMA. Kami pergi ke kafe di Shibuya dan mengobrol sedikit. Aku agak gugup, tapi tidak ada kejadian penting.
Ditambah lagi, ayahku dirumahkan sementara ada “restrukturisasi”. Biaya hidupku akan dihentikan mulai bulan depan.