Laman

20211128

Rich Without Money - Kebergunaan yang Utama: Menjadi Kreator (Tomi Astikainen, 2016)

 

Lihatlah ke dalam diri. Rasakan. Dengarkan. Dapatkah Anda mendengar suara seorang kreator, seniman di dalam diri Anda? Ketika Anda mengambil waktu sejenak dari kehidupan Anda sehari-hari, Anda membebaskan ruang untuk kreativitas. Setiap orang punya suatu bakat, kapasitas untuk menciptakan sesuatu yang unik.
Entahkah Anda ingin membuat jambangan tanah liat, lukisan, film, atau musik—apa pun instrumen pilihan Anda: laptop, tubuh Anda, sistem suara, drum, kuas, kamera—menyalakan kembali kreativitas Anda mendatangkan kegembiraan dan arti pada kehidupan, bagi diri Anda dan juga orang lain.
Maka, ketika Anda sudah menyediakan waktu, jangan sungkan untuk mencoba berbagai hal baru: berdansa, teater improvisasi, komedi tunggal, sirkus, menulis, mendongeng, kerajinan tangan, puisi panggung, menggambar dengan kapur pada aspal, atau apa pun yang memikat Anda. Seseorang mungkin saja lebih suka capoeira, sedangkan yang lain membuat patung dari malam. Keduanya sama-sama cara yang bernilai untuk pengungkapan-diri. Kalau inspirasi tidak menyambar seketika, bentengi diri Anda di ruang bawah tanah dan dengarkan rekaman piringan hitam. Sesaplah anggur. Atau pergilah seminggu jalan-jalan di alam liar. Luangkan waktu bagi diri Anda sendiri. Tapi bersiaplah! Begitu inspirasi datang, tidak ada yang dapat menghentikan Anda. Jawablah panggilan si kreator dari dalam diri.


20211121

Rich Without Money - Buruh Cinta: Bersukarela Kerja tanpa Dibayar (Tomi Astikainen, 2016)


Dulu saya jatuh cinta pada gagasan ekonomi kasih, tanpa sekalipun tahu tentang istilah itu. Pada waktu itu, saya menonton sebuah film berjudul Pay It Forward tentang seorang anak laki-laki yang mendapatkan sebuah gagasan untuk memperbaiki dunia. Ia memutuskan untuk menolong tiga orang yang membutuhkan uluran tangan, dan tidak mengharapkan balasan apa pun. Alih-alih, ia meminta tiap-tiap orang itu agar menolong tiga orang lainnya. Ini akan menciptakan efek bolah salju: perbuatan baik terus berlipat ganda dan memang dunia pun menjadi tempat yang sedikit lebih baik.
Si anak kecil ingin menolong sebab dia telah menerima pertolongan. Ini juga terjadi pada seorang anak kecil bernama Tomi Astikainen. Saya telah menerima begitu banyak bantuan dan dukungan dari orang-orang yang saya tidak punya pilihan selain membalaskannya kepada orang lainnya lagi. Dengan sikap ini, perbuatan baik pun berlipat ganda.


20211114

Rich Without Money - Kerja Bagus: Waktu Bebas untukmu (Tomi Astikainen, 2016)


Kita terbiasa bekerja demi uang, untuk mencurahkan segenap tenaga dalam pekerjaan kita, sehingga kemudian kita dapat memperoleh uang untuk menikmati waktu senggang. Sayangnya, kita tidak punya banyak waktu senggang yang tersisa. Kita lantas menghabiskan waktu kita untuk menghasilkan lebih banyak uang. Ini telah menciptakan suatu budaya lalu-kapan. Kita menunda hal-hal yang dapat memberikan makna dalam kehidupan kita. Daftar dalih lalu-kapan tidak ada habisnya: Aku mulai main biola ketika studiku selesai. Kita pergi ke Afrika ketika kita menikah. Kita menghabiskan lebih banyak waktu bersama ketika anak-anak sudah pada terbang dari sarang. Aku mengecat kapal ketika aku pensiun. Aku keluar dari rumah orang tua ketika ….
Hidup tidak mesti berupa sekadar rangkaian pencapaian. Entahkah Anda bekerja demi uang atau tanpa bayaran, selalu baik untuk bersantai sejenak. Tapi bagaimana mungkin orang bisa punya waktu lebih untuk bersantai? Mana yang mesti dipangkas jika segala yang ada dijadwal terasa penting? Dan bagaimana menghabiskan waktu luang yang tahu-tahu ada itu?


20211107

Rich Without Money - BALAS KEPADA ORANG LAIN (Tomi Astikainen, 2007)

Aku sedang berada di Panama, mempraktikkan keterampilan bertukangku yang hampir tidak ada. Aku telah menyetujui untuk merenovasi dinding, serambi, dan lantai sebuah pondok kecil yang digerogoti rayap, terbuat dari tripleks rapuh serta papan lapuk. Sudah begitu, aku membersihkan dan mendekorasi ulang ruangan yang telah mereka sediakan untuk diinapi. Jaring laba-laba keluar. Masuklah dapur sementara. Selesai!
Selagi bekerja sendirian, entah bagaimana aku mulai memikirkan coretan puisi-puisiku beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, puisi-puisi itu cuma menadah bintik-bintik debu virtual di laci daringku. Kukenang rumah singgah The Shell di London tempat aku mendapatkan perkenalan yang menghantam akan bentuk seni kata lisan yang memikat. Puisi panggung begitu sarat energi, menitikkan hasrat beserta dedikasi yang tak putus.
Aku pun mengecek di YouTube tentang puisi panggung Finlandia. Pertunjukan-pertunjukan yang ada bertahun-tahun cahaya jauhnya dari yang telah kualami. Kebanyakan membaca dari papan petunjuk, tampil dengan suara monoton yang membosankan. Sisi terangnya adalah sudah ada kancah untuk puisi panggung di Finlandia, benar-benar lonjakan. Aku tidak perlu lagi memperkenalkan sesuatu yang sama sekali baru di sana. Lantas kulihat puisiku sendiri. Entah apakah puisi-puisi ini lebih baik daripada yang baru saja kusaksikan. Aku ragu. Apakah puisi-puisi ini layak dipentaskan? Adakah yang akan memerhatikannya?