Laman

20220622

Mempersalahkan

Hari ini aku berhenti dari permainan mempersalahkan.

Hari ini secara resmi aku berhenti sebagai partisipan dalam permainan mempersalahkan. Permainan itu telah aku mainkan sepanjang hidupku dan menjadi obsesi.

Permainan mempersalahkan adalah pengisi waktu favorit keluargaku yang pencandu. Kesalahan dengan segera diikuti oleh perselisihan emosional mengenai siapa yang bersalah. Sering kali akulah yang dipersalahkan, dan aku pun belajar untuk mempersalahkan orang lain dengan mudahnya. Dalam kehidupan dewasaku, permainan mempersalahkan telah menjadi sebuah obsesi. Kadang aku mempersalahkan orang lain dan kemudian terlahap oleh kemarahan dan kepahitan. Atau akulah yang menerima rasa bersalah itu sehingga terseret dalam siklus rasa bersalah dan malu. Respons yang mana pun mengalihkan energi dari memecahkan persoalan dan melanjutkan hidup seperti sedia kala.

Hari ini jika anak batinku bereaksi karena rasa terluka atau takut, aku akan dengan lembut mengambil kendali serta mendorong keluar pikiran-pikiran mempersalahkan itu dari benakku. Aku akan menggantinya dengan pikiran-pikiran yang tenteram dan toleran, yang dengan begitu menyelamatkan baik aku maupun orang lain dari kehancuran yang dibuat oleh permainan mempersalahkan.


dari Affirmations for the Inner Child oleh Rokelle Lerner (Health Communications, Inc., Deerfield Beach, Florida, 1990)

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar