Laman

20230106

Rich Without Money - JERUK NIPIS PAHIT PENUTUP (1/3) (Tomi Astikainen, 2016)

Saat itu aku berusia delapan tahun, riang gembira tanpa sadar bahwa Uni Soviet, Tembok Berlin, dan pernikahan orang tuaku akan runtuh. Akhir menukik yang serupa menanti ekonomi Finlandia.


Pentingnya uang dan tabungan telah tercetak dalam otakku. Sementara teman-temanku bersukaria menghabiskan uang saku mingguan mereka yang tak seberapa, aku menyelipkan milikku ke dalam celengan babi. Sekali lagi, aku riang gembira tanpa sadar bahwa tabunganku akan lenyap entahkah akibat dari geger perceraian itu atau setelahnya ketika aku mendengarkan para ahli dan menempatkan “investasi jangka panjang”-ku pada gelembung dot-com. Saat itu, aku senang-senang saja memberi makan celengan babiku yang tersenyum.


Imajinasiku menjadi liar. Aku bermimpi menumpang mobil swakemudi. Aku bermain dan berpura-pura menjadi agen rahasia yang menggunakan “vision phone” untuk memanggil para rekan imajinerku. Tentu saja pada waktu itu belum ada seorang pun yang kenal Skype atau Google Car. Konferensi video serta kendaraan swakemudi baru menjadi kenyataan berpuluh-puluh tahun kemudian.