Laman

20140620

Berkat Takhayul (Fernando Sorrentino, 1982)

Aku mencari nafkah dari kepercayaan orang akan takhayul. Penghasilanku tidaklah mencukupi, pekerjaannya pun tidaklah mudah.

Pekerjaan pertamaku di pabrik botol minuman bersoda. Bosnya entah mengapa meyakini bahwa salah satu di antara ribuan botol itu (ya, tapi yang mana?) mengandung bom atom. Ia juga meyakini bahwa keberadaan seseorang cukuplah untuk mencegah lepasnya energi mengerikan itu. Ada beberapa orang yang dipekerjakan, satu untuk setiap truk. Tugasku adalah duduk di atas permukaan yang tidak rata, terdiri dari botol-botol minuman bersoda yang akan didistribusikan, selama enam jam setiap harinya. Tugas yang sulit karena truknya berguncang-guncang; tempat duduknya tidak nyaman dan menyiksa; rutenya membosankan; pengemudi truknya biasa-biasa saja sebagaimana kebanyakan orang; dan kadang-kadang ada botol yang meledak (tapi bukan yang mengandung bom atom) dan akibatnya aku menderita luka-luka ringan. Akhirnya, karena lelah dengan pekerjaan itu, aku berhenti. Bosnya cepat-cepat menggantikanku dengan orang lainnya yang dengan keberadaannya saja akan mencegah ledakan bom atom itu.

Sementara itu, aku mengetahui adanya seorang wanita tua di Belgrano yang memiliki sepasang kura-kura. Ia entah mengapa meyakini bahwa salah seekor dari kura-kuranya (ya, tapi yang mana?) merupakan penjelmaan Setan. Wanita yang selalu mengenakan pakaian hitam dan rosario itu tidak dapat mengamati mereka terus-terusan, sehingga mengupahku untuk melakukannya pada waktu malam. Ia menjelaskan kepadaku, “Salah satu dari kura-kura ini adalah Setan. Kalau kau melihat salah satu dari mereka mulai menumbuhkan sayap naga, jangan sampai lupa untuk memberitahuku, sebab yang satu itu pastilah Setannya. Lalu kita akan menyalakan api di luar dan membakarnya hidup-hidup supaya semua iblis itu lenyap dari muka bumi.” Maka aku terjaga terus sepanjang malam-malam pertama, menjaga agar mataku tetap terarah pada kedua kura-kura itu: betapa lamban dan canggungnya mereka. Tapi kemudian aku merasakan semangatku surut dan, segera setelah perawan tua itu pergi tidur, aku akan menekuk kakiku di bawah selimut dan meringkuk di atas kursi lipat, aku akan terlelap sepanjang malam. Jadilah aku tidak pernah berhasil mendapati kura-kura mana yang sebenarnya Setan. Lalu akupun menyampaikan pada wanita itu bahwa aku ingin berhenti dari pekerjaan ini karena sepertinya tidak baik bagi kesehatanku untuk terus terjaga sepanjang malam.

Di samping itu, aku baru saja mengetahui adanya sebuah rumah tua yang besar di San Isidro, letaknya membelakangi jurang. Di dalam rumah itu ada sebuah patung berwujud gadis Prancis yang manis dari akhir abad kesembilan belas. Pemiliknya, sepasang manula berambut kelabu, entah mengapa meyakini bahwa gadis itu dalam kesedihan dan mendambakan cinta. Apabila ia tidak mendapatkan kekasih, ia akan mati segera. Mereka memberiku gaji dan akupun menjadi kekasih patung itu. Aku mulai memanggil-manggilnya. Pasangan itu meninggalkan kami berdua saja, walau aku curiga mereka memata-matai kami. Gadis itu menyambutku di ruang tamu yang suram. Kami duduk di sofa usang. Aku membawakannya bunga, gula-gula, atau buku. Aku menulis puisi dan surat untuknya. Ia memainkan piano dengan lembut. Ia memandangku dengan mesra. Aku menyebutnya “Cintaku”. Aku menciumnya secara sembunyi-sembunyi. Sesekali aku bertindak lebih jauh menurut kepantasan dan kepolosan seorang gadis dari penghujung abad kesembilan belas. Giselle mencintaiku juga. Ia menundukkan kepalanya, mendesah pelan, dan berucap padaku, “Kapan kita akan menikah?” “Secepatnya,” jawabku, “aku sedang menabung.” Ya, namun aku terus menunda-nunda tanggalnya karena aku tidak dapat menabung lebih dari sepicis untuk pernikahan kami; sebagaimana telah kukatakan, penghasilanmu tidaklah banyak kalau kau mencarinya dari kepercayaan orang akan takhayul.[]



Dari cerpen penulis Argentina Fernando Sorrentino yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Clark M. Zlotchew dengan judul “Rewarding Superstitions” (1982) 

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar