Laman

20190227

Pertanian keluarga memberi makan negara seiring dengan meledaknya agrobisnis Brasil (Anna Sophie Gross, 2019)

·   “Keajaiban Agraria” Brasil tercapai berkat industri agrobisnis yang telah mengeluarkan negara itu dari kemerosotan ekonomi baru-baru ini, dan menyumbang 23,5 persen PDB pada 2017. Namun keajaiban tersebut bertopang pada lahan bermain yang terjal, karena pemerintah lebih mensubsidi para pengusaha elite.
·    Akibatnya, para industrialis agraria memiliki 800.000 pertanian yang menduduki 75,7 persen lahan pertanian negara, dan secara total menghasilkan 62 persen produk pertanian. Lebih jauh lagi mengenai kesenjangan ini, hanya 1,5 persen pemilik top lahan pedesaan yang menempati 53 persen dari seluruh lahan pertanian.
·    Sebagai perbandingan, ada 4,4 juta pertanian keluarga di Brasil yang mencapai 85 persen dari seluruh operasi pertanian di negara itu. Sektor pertanian keluarga menghasilkan 70 persen pangan yang dikonsumsi di negara itu, namun dengan menggunakan kurang dari 25 persen lahan pertanian Brasil.


20190220

The Moneyless Manifesto: 1. Delusi Uang (Mark Boyle, 2012)

Antara mengulang doktrin konvensional yang sama seperti yang dikatakan semua orang, atau menyampaikan kebenaran yang kedengarannya seolah-olah berasal dari Planet Neptunus.
– Noam Chomsky

Belum lama ini di suatu acara makan malam saya menemukan serbet kertas yang dicetak dengan gambar uang sepuluh paun. Wajah sang Ratu yang tenang namun janggal, ramah namun mengusik, menatap balik pada kami semua, menantang untuk menyeka wajah kotor kami dengan apa yang telah menjadi simbol paling keramat. Tidak ada seorang pun yang berani melakukannya. Semua serbet tergeletak mulus tidak tersentuh sebagaimana sewaktu ditata. Rasanya sangat keliru menggunakan uang sepuluh paun, sekalipun hanya gambarnya, untuk menyeka glasir di mulut.
Pikirkan sejenak paragraf itu, dan Anda akan mulai menyadari betapa konsep uang telah sangat memengaruhi kita. Seandainya serbet itu berwarna putih polos yang biasa kita cekoki dengan tumpahan kopi, burger, koktail, dan irisan lemon di acara penggalangan dana, melayang-layang di latar belakang pada setiap pengalaman kuliner luaruang, saya berani bertaruh bahwa kita tidak akan pikir panjang untuk menggunakannya sekali saja, lantas membuangnya. Kita senang-senang saja memorakmorandakan pepohonan yang tidak terbilang jumlahnya melalui sektor pangan kita yang nyaman, namun kita ragu menyeka wajah kita dengan sesuatu yang sekadar citra dari uang sepuluh paun.


20190213

The Moneyless Manifesto: Seni semata propaganda (Mark Boyle, 2012)

Saya meminta Anda untuk mencamkan beberapa hal selama membaca buku ini. Bagian yang lebih praktis dalam buku ini—yaitu bab lima dan seterusnya—menguraikan aneka bahan bangunan bagi model baru kemasyarakatan yang—sering kali tidak disadari—telah ada di bak sampah Anda. Para pionir telah sejak lama membaktikan hidup mereka pada berbagai peranan dalam ekonomi kasih berbasis lokalisasi. Oleh karena itu, banyak solusi potensial yang telah dicoba dan diuji, menanti kita untuk merancangnya menjadi cara hidup baru yang holistis dan, yang lebih penting lagi, untuk menjalankannya.
Bila memungkinkan, saya akan menguraikan cara melakukan sesuatu secara lengkap, seperti menumbuhkan sampo sendiri atau mencari pelumas kelamin sendiri dari tumbuhan liar. Namun, beberapa solusi tanpa uang dalam bab-bab berikutnya, seperti membangun hutan penghasil pangan di taman belakang rumah yang sempit di kota, merupakan buku tersendiri, dan bila demikian persoalannya maka saya sekadar memberikan sekilas potensinya kalau-kalau Anda tertarik. Jika Anda tertarik, Anda akan menemukan rujukan berupa buku dan sumber-sumber lain (seringnya disajikan dalam catatan kaki) yang menurut pengalaman saya akan memberi Anda keterangan paling akurat dan lengkap mengenai dasar ekonomi tanpa uang yang baru saya singgung. Apakah solusinya besar atau kecil, semuanya merupakan komponen penting.


20190206

Penggalan: Tokyo Ueno Station (Yu Miri, 2019)

Dalam penggalan Tokyo Ueno Station karya Yu Miri, yang direncanakan terbit pada 2019 oleh Tilted Axis Press, seorang pria gelandangan mengingat kegagalan sebagai orang tua.

Terdengar suara itu lagi.

Suara itu—

Aku mendengarnya.

Namun aku tidak apakah suara itu ada di telingaku atau benakku.

Aku tidak tahu apakah suara itu berasal dari dalam diriku atau dari luar.

Aku tidak tahu kapan suara itu datang, atau siapa pemilik suara itu.

Apakah itu penting?

Apakah dulu itu penting?

Suara siapakah itu dulu?