Laman

20190520

The Moneyless Manifesto: Konsekuensi pribadi, sosial, ekologis, dan ekonomi dari uang (Mark Boyle, 2012)

Kita semua tahu manfaat uang. Setiap hari kita dibombardir olehnya. Ekonom, politikus, wartawan, pimpinan eksekutif perusahaan maupun badan amal, pengiklan, tabloid, semua orang mulai dari Adam Smith sampai Katie Price dan selebriti lainnya yang terkenal karena menghirup dan mengembuskan gas-gas atmosfer—mereka semua memuja kebaikan uang, berulang-ulang, setiap hari. Sudah pasti dunia tidak memerlukan saya untuk turut bertepuk tangan padanya. Oleh karena itu “karena waktu itu pendek”, saya akan berbuat sebagaimana Thoreau[1] dan “saya akan mengabaikan segala puja-puji yang berlebihan itu dan menahankan segala kecaman.”

Skala ekonomi dikawinkan dengan uang

Konsep uang merupakan pokok bagi cara kerja ekonomi modern, terutama model kapitalis yang dominan pada masa kita. Dua prinsip ekonomi yang terutama, yaitu skala ekonomi dan divisi tenaga kerja, mendapat perhatian khusus dalam cakupan buku ini. Keduanya selalu ada dalam taraf tertentu, ibarat sepasang suami istri yang memasakkan makan malam untuk sepuluh orang, si istri memotong-motong wortel adapun suaminya yang mencucikan kentang. Namun datangnya uang, yang dikawinkan dengan prinsip-prinsip ini, melahirkan suatu unsur yang tidak harmonis, menciptakan keadaan ekstrem yang tidak pernah terbayangkan oleh nenek moyang kita.


20190513

The Moneyless Manifesto: Putusnya hubungan kita dengan apa yang kita konsumsi (Mark Boyle, 2012)

Susutnya kehidupan beserta segala ekspresinya menjadi taksiran nilai keuangan yang hampa hanya dimungkinkan lewat penggunaan benda abstrak, objektif, dan tidak berarti seperti uang. Uang kaku dan tidak berjiwa. Uang berpindah tangah dengan begitu mudahnya, tanpa kepedulian—menjadi angka-angka yang dimasukkan ke layar. Uang menggampangkan hidup, sebab kita tidak harus berpikir. Kita tidak harus mempersoalkan dari mana asalnya deretan mebel Ikea yang tidak ada habisnya, atau bagaimana kita dapat memperoleh stroberi pada Februari. Kita tinggal menyerahkan uang. Simpel.
Biaya sebenarnya dari kemewahan-kemewahan ini tidak meresap ke dalam harganya sebab itu tidaklah mungkin. Bagaimana Anda menghitung hilangnya hutan hujan—matinya seratus ribu pohon, punahnya spesies tanaman dan hewan, serta hilangnya rumah, budaya, bahasa, pengetahuan dan cara untuk menjadi manusia? Bagaimana Anda mengalkulasi biaya perubahan iklim, penipisan tanah, serta pengambilan lahan suatu masyarakat karena airnya, lantas memaksa mereka untuk bekerja dalam perbudakan efektif, melakukan pekerjaan nirjiwa bertani monokultur bagi orang-orang di tempat jauh yang tidak akan pernah dijumpai?


20190506

50 Fatwa untuk Vampir Saleh (Pamela Taylor, 2010)

Sheikha Yasmin al-Binawi menulis dalam bab pertama bukunya, Etiket Kuliner bagi Vampir Islami, “Manusia yang masih hidup pada umumnya meyakini bahwa Alquran melarang semua Muslim memakan darah. Yang sebenarnya disampaikan Alquran adalah, ‘Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1].’ (Surah 2, Sapi Betina, ayat 173) Jelaslah, sebagai vampir yang membutuhkan darah untuk bertahan hidup, maka diizinkan baginya untuk mengonsumsi makanan alaminya, selama ia tidak rakus, serakah, dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, Mahasempurna Nikmat-Nya bagi kita!”
#