Laman

20140427

Sang Putri dan Peti dari Timah (James Thurber, 1945)

Pada suatu masa, di sebuah negeri yang jauh, hiduplah Raja yang memiliki seorang anak perempuan yang merupakan putri tercantik sejagat raya. Matanya bak bunga berwarna biru, rambutnya melebihi harumnya bunga bakung, dan lehernya membuat angsa tampak usang.

Dari semenjak satu tahun usianya, sang Putri telah dihujani oleh hadiah. Kamarnya terlihat seperti etalase toko perhiasan. Semua mainannya terbuat dari emas, platina, intan berlian, atau zamrud. Ia tidak diperbolehkan memiliki balok-balok dari kayu, boneka porselen, anjing-anjingan karet, ataupun buku-buku dari linen, karena bahan-bahan tersebut dianggap murahan bagi anak perempuan seorang raja.

Ketika berusia tujuh tahun, ia menghadiri pernikahan saudara laki-lakinya dan melempari mempelai wanita dengan mutiara sungguhan alih-alih beras sebagaimana tradisi. Hanya burung bulbul, dengan kecapi emasnya, yang diizinkan menyanyi untuk sang Putri. Burung hitam biasa, dengan serulingnya yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan, tinggal di luar pekarangan istana. Sang Putri berjalan dengan selop sutra-peraknya menuju kamar mandinya yang terbuat dari safir dan topas, dan tidur di ranjang gading bertatahkan batu delima.


20140420

Kotak untuk Bersembunyi (James Thurber, 1931)

Aku menunggu wanita bongsor dengan topi yang sangat jelek itu mengangkat karung belanjaannya dan pergi, menatap tajam tomat dan seladanya. Pegawai toko menanyakan keperluanku.

“Apa Anda punya kotak,” pintaku, “kotak yang lapang? Saya ingin kotak untuk bersembunyi.”

“Anda ingin kotak?” tanyanya.

“Saya ingin kotak untuk bersembunyi,” kataku.

“Maksud Anda bagaimana ya?” ucapnya. “Apa maksud Anda kotak yang besar?”

Kukatakan bahwa maksudku adalah kotak yang besar, cukup besar untuk menampungku.

“Kami tidak punya kotak,” ujarnya. “Paling-paling karton untuk wadah kaleng.”

Aku mencoba ke beberapa toko lainnya. Tidak satupun memiliki kotak yang cukup besar untukku bersembunyi.

Tak lain dan tak bukan untuk menentang kehidupan. Aku tidak merasa bersemangat, ada hasrat yang amat kuat padaku untuk bersembunyi di dalam kotak dalam waktu yang lama.


20140413

Fabel-fabel James Thurber (II)

Ngengat dan Bintang

Satu ketika seekor ngengat muda yang masih rentan membulatkan tekadnya untuk menggapai bintang. Ia memberitahu ibunya yang lantas menasihatinya untuk mengalihkan tujuannya pada lampu saja. “Bintang itu bukan tempat untuk keluyuran,” kata ibunya; “lampu itulah tempatnya keluyuran.”

“Dengan begitu kau bisa sampai ke tujuanmu,” kata ayah ngengat. “Kalau mengejar bintang kau tidak akan sampai ke mana-mana.”

Tapi ngengat itu tidak mengindahkan perkataan kedua orangtuanya. Setiap malam menjelang, ketika bintang itu muncul, ia memulai penerbangannya menuju ke sana. Dan saat fajar menyingsing, ia merayap pulang dalam keadaan letih akibat upaya kerasnya yang sia-sia.

Satu hari ayahnya berkata, “Sudah berbulan-bulan ini tak selembar pun sayapmu yang terbakar, nak, dan sepertinya tidak bakalan sama sekali. Semua saudaramu yang laki-laki sudah terbakar habis selagi mengitari lampu jalanan, sedang saudara-saudaramu yang perempuan pada gosong selagi mengitari lampu-lampu rumah. Ayolah, sekarang, hanguskan dirimu! Kau ini ngengat yang besar dan kuat tapi tidak ada apa-apanya!”


20140406

Fabel-fabel James Thurber

Gadis Kecil dan Serigala

Suatu sore, di dalam hutan yang gelap seekor serigala besar menunggu kedatangan gadis kecil yang membawa sekeranjang makanan untuk neneknya. Akhirnya sang gadis kecil datang juga, dan ia membawa sekeranjang makanan.

“Apakah kamu membawa keranjang itu untuk nenekmu?” tanya serigala.

Sang gadis kecil berkata, ya.

Serigala pun bertanya di mana neneknya tinggal.

Sang gadis kecil memberitahunya. Serigala itu pun menghilang ke dalam hutan.

Ketika sang gadis kecil membuka pintu rumah neneknya, ia melihat ada satu sosok di tempat tidur yang mengenakan topi dan gaun tidur. Ia berjalan mendekat. Namun tidak sampai sembilan meter jaraknya dari tempat tidur, ketika ia menyadari bahwa sosok itu bukanlah neneknya melainkan serigala. Bahkan dengan topi tidur itu si serigala lebih tidak mirip nenek-nenek ketimbang singa di Metro-Goldwyn dengan presiden Amerika Serikat ke-30.