Saat itu aku berusia delapan tahun, riang gembira tanpa sadar bahwa Uni Soviet, Tembok Berlin, dan
pernikahan orang tuaku akan runtuh. Akhir menukik yang serupa menanti ekonomi
Finlandia.
Pentingnya uang dan tabungan telah tercetak dalam
otakku. Sementara teman-temanku bersukaria menghabiskan uang saku mingguan
mereka yang tak seberapa, aku menyelipkan milikku ke dalam celengan babi.
Sekali lagi, aku riang gembira tanpa sadar bahwa tabunganku akan lenyap
entahkah akibat dari geger perceraian itu atau setelahnya ketika aku
mendengarkan para ahli dan menempatkan “investasi jangka panjang”-ku pada
gelembung dot-com. Saat itu, aku senang-senang saja memberi makan celengan
babiku yang tersenyum.
Imajinasiku menjadi liar. Aku bermimpi menumpang mobil swakemudi. Aku bermain dan berpura-pura menjadi agen rahasia yang menggunakan “vision phone” untuk memanggil para rekan imajinerku. Tentu saja pada waktu itu belum ada seorang pun yang kenal Skype atau Google Car. Konferensi video serta kendaraan swakemudi baru menjadi kenyataan berpuluh-puluh tahun kemudian.