Waktu itu aku sedang berada di Pagan,
Burma. Dari sana aku naik kapal uap menuju Mandalay. Namun dua hari sebelum aku
sampai di tujuan, sewaktu kapal sedang berlabuh semalam di sebuah perkampungan
tepi sungai, aku terpikir untuk berjalan-jalan di daratan. Kapten kapal
memberitahuku bahwa ada sebuah klub kecil yang menyenangkan. Aku bisa pergi ke
sana dan menyamankan diri. Tempat itu biasa didatangi orang-orang asing dari
kapal. Pengelolanya pun amat ramah. Mungkin aku bisa main kartu di sana. Karena
tidak tahu mau melakukan apa, aku pun naik ke salah satu kereta yang menanti di
area pelabuhan, dan diantarkan ke klub tersebut.
Ada seorang pria sedang duduk-duduk di
sana sewaktu aku masuk. Ia menyambutku dan bertanya aku mau minuman apa. Ia
tidak memikirkan kemungkinan aku tidak mau minum apapun sama sekali. Aku
memilih minuman campuran dan duduk. Pria itu berbadan jangkung dan ramping.
Kulitnya cokelat terbakar oleh matahari. Aku tidak tahu namanya. Namun setelah
mengobrol sebentar, pria lain muncul dan memberitahuku kalau dirinya pengelola
klub tersebut, dan menyebut teman baruku itu George.