Cara yang tepat untuk mengungkap sisi-sisi
yang belum diketahui dari manusia dapat dicapai dengan menempatkan subjek dalam
situasi yang sama sekali baru dan mengamati reaksinya. Contohnya: apabila saya
melakukan panggilan lewat telepon dan mendengar suara di ujung sambungan
mengatakan “Halo”, maka percobaan menjadi kurang bernilai ilmiah atau berbobot
dikarenakan subjek tidak menunjukkan reaksi lebih dari sikap yang biasanya
dalam menanggapi situasi yang juga biasanya. Oleh karena itu, hal tersebut
tidak memberi saya kesempatan untuk menyelidiki aspek-aspek tersembunyi dalam
kepribadiannya.
Bagaimana saya dapat menelaah, misalnya
saja, penjaga toko tertentu—dengan keramahtamahan dan senyuman sementara saya
berbelanja—tidak sanggup menahan saya menyangkut perkara recehan? Maka yang
terbaik adalah mendorong timbulnya reaksi yang tidak terduga. Hal ini dapat
bersifat instruktif.
Saya dapat mengemukakan beberapa contoh.
1. Saya membayar sepotong kecil roti
dengan pecahan uang kertas terbesar yang beredar dan dengan tegas menolak
menerima kembaliannya. Dengan penuh perhatian, saya mengamati ketamakan penjual
roti tersebut, hasratnya untuk mengambil keuntungan dari kesintingan saya
sebagaimana disangkanya. Saya pergi. Setelah lima menit saya memasuki toko
sekali lagi, kali ini ditemani seorang petugas polisi, dan menuduh penjual roti
tersebut telah menolak menyerahkan kembalian saya. Saya mengamati kegusarannya
akan perilaku tidak jujur saya, kekecewaannya karena kertas pembungkusnya telah
dirobek. Dengan takut dan bingung, ia menggagapkan alasan-alasan yang sulit
dimengerti di bawah tatapan curiga petugas polisi, yang tidak memercayai adanya
orang yang menolak menerima kembalian sebesar itu. Dengan merendahkan hati, ia
menyerahkan sejumlah yang diperlukan dan dengan bermurah hati, saya menyatakan
bahwa saya menghendaki agar kejadian yang tidak menyenangkan ini dianggap sudah
selesai saja. Petugas tersebut, tampaknya sedikit kecewa, mengatakan “Terserah
Anda saja.” Saya memerhatikan kelegaan yang sangat besar di wajah penjual roti
tersebut.*