Ada seorang pengemis yang sangat jujur.
Suatu hari ia mengetuk pintu sebuah rumah besar yang
mewah. Seorang pelayan keluar dan berkata, “Ya, tuan. Apa yang kau inginkan,
bujang?”
Si pengemis menjawab, “Demi kasih Tuhan, sedekah barang
sedikit saja.”
“Saya harus
bilang dulu pada nyonya rumah ini.”
Si pelayan pun menanyakan pada nyonya rumah. Nyonya
rumah yang sangat kikir menjawab, “Jeremiah, berilah si bujang itu roti. Satu
saja. Kalau bisa, roti yang kemarin.”
Jeremiah, yang diam-diam jatuh cinta pada majikannya,
karena ingin menyenangkan hati nyonyanya itu pun mencari roti yang sudah basi
dan sekeras batu, kemudian menyerahkannya pada si pengemis.
“Nih, bujang,” ucapnya, tidak lagi memanggil tuan pada
pengemis itu.
“Tuhan
memberkatimu,” sahut si pengemis. |
Selamat Datang
Blog ini dibuat untuk menjadi tempat berbagi proses belajar saya dalam penulisan karya kreatif sekalian pemahaman bahasa asing, yaitu dengan menerjemahkan. Hasil terjemahan dalam blog ini semata untuk kepentingan belajar dan tidak dikomersialkan. Terima kasih sudah berkunjung.
Pengarang/Penerjemah
Agus Kurniawan
(1)
Aimee Bender
(2)
Alan Gratz
(1)
Alberto Manguel
(1)
Alejandro Zambra
(1)
Alex Patterson
(1)
Alexa Firat
(1)
Alexandre Najjar
(1)
Alice Guthrie
(1)
Alice Walker
(1)
Aliza Shevrin
(1)
Ambika Rao
(1)
Ambrose Bierce
(1)
Amelia Gray
(1)
Amy Hempel
(1)
Anders Widmark
(2)
Andrea G. Labinger
(1)
Andrew Driver
(7)
Ann Beattie
(1)
Anna Sophie Gross
(1)
Anne McLean
(1)
Aoi Matsushima
(1)
Ariel Urquiza
(1)
Bel Kaufman
(1)
Brandon Geist
(5)
Catherine Rose Torres
(1)
César Aira
(1)
Charlotte-Arrisoa Rafenomanjato
(1)
Chiba Mikio
(1)
Chimamanda Ngozi Adichie
(1)
Chris Andrews
(1)
Christopher Moseley
(1)
Clark M. Zlotchew
(6)
Cynthia Ozick
(1)
David Herbert Lawrence
(2)
David Karashima
(1)
Dayeuh
(2)
Donald A. Yates
(1)
Dorothy Parker
(1)
Dorthe Nors
(1)
Ed Park
(1)
Elizabeth Harris
(1)
Estelle Gilson
(1)
Fernando Sorrentino
(15)
FiFadila
(1)
Fiona Barton
(1)
Francis Marion Crawford
(2)
Fumiko Enchi
(1)
Gabriel Gárcia Márquez
(1)
Giulio Mozzi
(1)
Grace Paley
(1)
Gregory Conti
(1)
Gregory Rabassa
(1)
Guillermo Fadanelli
(1)
Guillermo Martínez
(1)
Hari Kumar Nair
(1)
Haruki Murakami
(24)
Hector Hugh Munro (Saki)
(2)
Helena Maria Viramontes
(1)
Herbert Ernest Bates
(1)
Hitomi Yoshio
(1)
Ian MacDonald
(1)
Iris Maria Mielonen
(1)
Isaac Bashevis Singer
(1)
Italo Calvino
(1)
Jack Kerouac
(2)
Jacob dan Wilhelm Grimm
(1)
James Patterson
(1)
James Thurber
(5)
Jay Rubin
(13)
Jean Rhys
(1)
John Cheever
(1)
John Clare
(1)
John Updike
(1)
Jonas Karlsson
(1)
Jonathan Safran Foer
(1)
Jonathan Wright
(1)
Jorge Luis Borges
(1)
Juan José Millás
(1)
Julia Sherwood
(1)
K. S. Sivakumaran
(1)
Kalaivaathy Kaleel
(1)
Karunia Sylviany Sambas
(1)
Kate Chopin
(1)
Katherine Mansfield
(1)
Keiichiro Hirano
(5)
Kevin Canty
(1)
Khaled Hosseini
(1)
Khan Mohammad Sind
(1)
Kurahashi Yumiko
(1)
László Krasznahorkai
(1)
Laura Wyrick
(27)
Laurie Thompson
(1)
Laurie Wilson
(1)
Lawrence Venuti
(1)
Liliana Heker
(1)
Lindsey Akashi
(27)
Liza Dalby
(1)
Lorrie Moore
(5)
Louise George Kittaka
(1)
Lynne E. Riggs
(1)
Mahmud Marhun
(1)
Malika Moustadraf
(1)
Marek Vadas
(1)
Marina Harss
(1)
Mark Boyle
(25)
Mark Twain
(2)
Marshall Karp
(1)
Martin Aitken
(1)
Massimo Bontempelli
(1)
Megan McDowell
(1)
Megumi Fujino
(1)
Mehis Heinsaar
(1)
Michael Emmerich
(1)
Michele Aynesworth
(3)
Mieko Kawakami
(1)
Mihkel Mutt
(1)
Mildred Hernández
(1)
Mitsuyo Kakuta
(1)
Morgan Giles
(1)
Na’am al-Baz
(1)
Naoko Awa
(1)
Naomi Lindstrom
(1)
Norman Thomas di Giovanni
(1)
Novianita
(1)
O. Henry
(1)
Ottilie Mulzet
(1)
Pamela Taylor
(1)
Paul Murray
(54)
Paul O'Neill
(1)
Pere Calders
(1)
Peter Matthiessen
(1)
Peter Sherwood
(1)
Philip Gabriel
(11)
Polly Barton
(1)
Ralph McCarthy
(1)
Ramona Ausubel
(1)
Ray Bradbury
(3)
Raymond Carver
(2)
Raymond Chandler
(2)
Rhett A. Butler
(1)
Robert Coover
(3)
Rokelle Lerner
(284)
Ruqayyah Kareem
(1)
Ryu Murakami
(1)
Ryuichiro Utsumi
(1)
S. Yumiko Hulvey
(1)
Sam Malissa
(1)
Samantha Schnee
(1)
Saud Alsanousi
(1)
Sebastiano Vassalli
(1)
Selina Hossain
(1)
Sergey Terentyevich Semyonov
(1)
Shabnam Nadiya
(1)
Sherwood Anderson
(1)
Shirin Nezammafi
(1)
Shun Medoruma
(1)
Sophie Lewis
(1)
Stephen Chbosky
(10)
Stephen Leacock
(1)
Susan Wilson
(1)
Tatsuhiko Takimoto
(27)
Thomas C. Meehan
(2)
Tobias Hecht
(1)
Tobias Wolff
(1)
Tomi Astikainen
(40)
Toni Morisson
(1)
Toshiya Kamei
(2)
Ursula K. Le Guin
(1)
Vina Maria Agustina
(2)
Virginia Woolf
(1)
W. H. Hudson
(1)
Wajahat Ali
(1)
Widya Suwarna
(1)
William Saroyan
(1)
William Somerset Maugham
(1)
Yasutaka Tsutsui
(7)
Yu Miri
(1)
Bongkar Arsip
Kedatangan Petugas Pajak (Mark Twain, 1875)
Y ang pertama-tama menjadi perhatianku sewaktu aku “beristirahat” baru-baru ini ialah seorang pria yang mengaku sebagai juru taksir, is...
20170927
Sebuah Kisah yang Mencerahkan (Fernando Sorrentino, 2001)
20170920
An Evening of Long Goodbyes, Bab 13 (2/2) (Paul Murray, 2003)
Mirela menjangkau ke punggungnya lalu menarik ritsleting
gaunnya ke atas. Ia bangkit dan menarikku ke kasur di sampingnya. “Kukira aku
sudah menjelaskannya padamu,” ucapnya. “Dulu aku punya kehidupan. Tetapi
kehidupan itu sudah berakhir. Kenanganku berasal dari hal-hal yang sudah tidak
ada lagi. Dunia diam saja dan membiarkannya terjadi dan sekarang yang kumiliki
dari rumah tinggal ini—lihat, Charles,” seraya mengangkat gaunnya
memperlihatkan belat kasar yang terbuat dari baja serta kayu gosong
koyak-koyak. Terkelu aku menatap benda itu, lantas kembali menjauh dari
dirinya. Setidaknya ia terlihat cukup tenang. “Tidakkah kamu mengerti, Charles?”
ucapnya lembut. “Apakah aku harus mengejakannya untukmu? Tidak ada satu pun
dari semua ini yang berarti bagiku. Tidak kamu, tidak juga adikmu, tidak juga
rumah tempat kalian dibesarkan. Aku akan bermain di teater. Aku akan berada di
papan iklan jika mereka menginginkannya. Aku akan berusaha keras supaya sukses.
Tetapi tidak ada satu pun yang benar-benar berarti bagiku. Ketika melihat
orang-orang di sekitarku, yang kudapati hanyalah bidak-bidak kecil di papan
permainan.”
20170913
An Evening of Long Goodbyes, Bab 13 (1/2) (Paul Murray, 2003)
Bel tidak kembali. Aku tahu ia tidak akan kembali. Meski
begitu, aku tetap menunggu sekitar sejam, di pinggiran ruang pesta, sambil
meminum gimlet dan terkatung-katung di sekitar percakapan orang lain. Tuan-tuan
bersetelan membicarakan investasi lepas pantai, properti, golf. Nyonya-nyonya
membicarakan properti, liburan, operasi plastik, aksi sosial.
Selagi berjalan ke luar rumah, aku mendengar percekcokan
berlangsung di ruang penitipan barang. “Saya tidak yakin kamu mengerti peliknya
masalah ini,” seorang nyonya memberi tahu Frank dengan suara nyaring
dibuat-buat yang dapat memecahkan kandil. “Ini bukan cuma soal harganya. Bulu
rubah itu tidak tergantikan. Itu benda bersejarah, bisa kamu mengerti?”
“Yah, kan enggak ada,” kata Frank dengan nada memungkas.
“Tetapi di mana lagi dong?” suara perempuan itu naik lagi
beberapa oktaf. “Di mana lagi, coba?”
“Kabur kali,” imbuh Frank. “Dia enggak mau diam di rumah
terus kali.”
20170906
Picasso (César Aira, 2014)
Semua ini
dimulai ketika si jin keluar dari botol susu dan bertanya padaku, mana yang
lebih kuinginkan: memiliki sebuah lukisan Picasso atau menjadi Picasso. Ia
dapat mengabulkan setiap permintaanku, tetapi ia memperingatkan, hanya satu di
antara dua. Aku harus memikirkannya sejenak—atau agaknya, dialah yang
menyuruhku untuk memikirkannya. Dalam cerita rakyat dan kesusastraan, banyak
cerita tentang orang tamak yang menderita karena bertindak sembrono, sehingga timbul
anggapan bahwa segala tawaran itu terlalu indah untuk jadi nyata. Tidak ada
catatan ataupun bukti yang dapat diandalkan untuk dijadikan dasar dalam mengambil
keputusan, sebab hal semacam ini cuma ada dalam karangan atau guyonan, maka tak
ada orang yang pernah memikirkan ini secara serius. Lagi pula, di dalam
karangan selalu ada jebakan. Kalau tidak begitu, jadinya tidak akan seru dan namanya
bukan karangan. Namun terkadang diam-diam aku suka membayangkan peristiwa ini
terjadi. Kuingat-ingat sekuatku, namun yang tebersit cuma cerita klasik tentang
“tiga permintaan” itu. Tawaran yang diajukan si jin padaku sungguh tak
kira-kira. Mana pun yang kupilih sangat menentukan, sehingga aku perlu waktu
untuk mempertimbangkannya.
Langganan:
Postingan (Atom)