“Siap?”
“Siap.”
“Sekarang?”
“Sebentar lagi.”
“Apakah para ilmuwan itu memang benar? Benarkah itu terjadi hari ini,
benarkah?”
“Lihat, lihat! Lihat saja sendiri!”
Anak-anak berdesak-desakan bagai gerumbulan mawar dan alang-alang yang
bercampur baur, memandang tajam-tajam demi melihat matahari yang bersembunyi.
Hujan pun turun.
Hujan telah turun selama tujuh tahun. Beribu-ribu hari terjalin dan tercurahi
oleh hujan, oleh genderang dan pancaran air, oleh butiran bening yang luruh
tiap sebentar, dan gemuruh badai yang begitu dahsyat hingga menjelma gelombang
pasang yang melanda pulau-pulau. Ribuan hutan lumat akibat hujan dan tumbuh lagi
beribu-ribu kali untuk kembali dilumatkan. Kehidupan seperti ini terus saja
berlangsung di Planet Venus, dan kisah ini terjadi di suatu kelas yang dihuni
oleh anak-anak dari para pria dan para wanita yang dengan menggunakan roket ulang-alik
datang ke dunia hujan untuk membangun peradaban.