“Aku janji.”
Karena malu, menyesal, dan takut pada hukuman dari Allah Yang
Mahakuasa, si bocah berjanji dengan teguh dan sungguh-sungguh pada ayahnya,
yang imigran dari Pakistan.
“Aku berjanji tidak makan selama puasa. Aku baru akan makan
ketika magrib, setelah matahari terbenam, bersama semua muslim lainnya yang
berpuasa.”
Janji sebelumnya batal gara-gara cokelat M & M yang lezat
dan berbahaya. Bagaikan Hawa dengan buah khuldi, si bocah menemukan “dosa
asal”nya itu tersangkut di lipatan kantung celana Husky yang dikenakannya, dan cokelatnya
masih baik untuk dimakan. Puasa pertamanya pun terampas oleh permen yang sudah
apak dan meleleh.
Namun, itu terjadi dua hari lalu pada hari ke-27 Ramadan.
Bulan yang diberkahi, ketika umat Islam berpuasa dari makan, minum, dan berbuat
buruk, sehingga Allah berkenan, mengampuni dosa-dosa mereka, dan memasukkan
mereka ke surga alih-alih neraka, tempat manusia dibakar selama-lamanya.