Lihatlah ke dalam diri.
Rasakan. Dengarkan. Dapatkah Anda mendengar suara seorang kreator, seniman di
dalam diri Anda? Ketika Anda mengambil waktu sejenak dari kehidupan Anda
sehari-hari, Anda membebaskan ruang untuk kreativitas. Setiap orang punya suatu
bakat, kapasitas untuk menciptakan sesuatu yang unik.
Entahkah
Anda ingin membuat jambangan tanah liat, lukisan, film, atau musik—apa pun
instrumen pilihan Anda: laptop, tubuh Anda, sistem suara, drum, kuas,
kamera—menyalakan kembali kreativitas Anda mendatangkan kegembiraan dan arti
pada kehidupan, bagi diri Anda dan juga orang lain.
Maka, ketika Anda sudah
menyediakan waktu, jangan sungkan untuk mencoba berbagai hal baru: berdansa,
teater improvisasi, komedi tunggal, sirkus, menulis, mendongeng, kerajinan
tangan, puisi panggung, menggambar dengan kapur pada aspal, atau apa pun yang
memikat Anda. Seseorang mungkin saja lebih suka capoeira, sedangkan yang
lain membuat patung dari malam. Keduanya sama-sama cara yang bernilai untuk
pengungkapan-diri. Kalau inspirasi tidak menyambar seketika, bentengi diri Anda
di ruang bawah tanah dan dengarkan rekaman piringan hitam. Sesaplah anggur.
Atau pergilah seminggu jalan-jalan di alam liar. Luangkan waktu bagi diri Anda
sendiri. Tapi bersiaplah! Begitu inspirasi datang, tidak ada yang dapat
menghentikan Anda. Jawablah panggilan si kreator dari dalam diri.
Bagus apabila Anda dapat
menjadikan hobi sebagai pekerjaan untuk mencari nafkah. Akan tetapi, sebaiknya
bayaran bukan satu-satunya motivasi Anda untu menjadi kreatif. Camkanlah bahwa
sangat sedikit yang berhasil mencari nafkah dari karya seni. Misalnya saja,
pendapatan rata-rata seorang pengarang di Finlandia kira-kira sekitar 2.000
Euro per tahun! Ya, dalam setahun.
Sepenuh
hati saya menyarankan untuk berbagi hasil kreasi Anda secara cuma-cuma. Semakin
banyak orang yang dapat mengakses buah karya Anda, semakin baik, bukan?
Kadang-kadang cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui saluran-saluran
distribusi yang tradisional, tapi sering kali dalam dunia dewasa ini internet
merupakan platform pilihan.
Ketika
mulai menulis, saya menulis terutama untuk diri saya sendiri. Saya masih
melakukannya. Seni juga selalu merupakan sebentuk terapi. Seni memungkinkan
kita melihat dunia dalam cahaya baru dan memahami diri kita sebagai bagian dari
padanya. Kalau orang lain juga menikmati persembahan saya kepada dunia, rasanya
sungguh menakjubkan. Saya telah berbagi karya-karya saya sebelumnya di internet
secara cuma-cuma[1].
Ketika saya memulai kebiasaan berbagi, saya tidak pernah membayangkan bahwa
beribu-ribu orang akan mengunduh dan membaca buku-buku saya. Sekarang saya tahu
bahwa saya telah menginspirasi banyak orang lainnya lewat tulisan saya. Hati
saya jadi hangat. Meski begitu, bagi saya yang terpenting adalah saya sendiri
puas dengan hasil akhirnya.
Saya
telah sampai pada kesadaran bahwa cara terbaik untuk mencapai kualitas yang
hebat adalah dengan melakukannya sebagaimana ahli pemrograman: “keluarkan
segera, keluarkan sering-sering.” Dengan kata lain, terbukalah baik terhadap
masukan maupun timbal balik. Kumpulkan opini dalam setiap tahapan prosesnya,
dari kelompok-kelompok yang seberagam mungkin. Ini memungkinkan Anda untuk
mengatasi persoalan-persoalan yang muncul sembari jalan. Ini memastikan bahwa
Anda tidak melanggar batas-batas kebudayaan yang tak seperlunya atau
menjengkelkan orang-orang yang punya pemikiran berbeda. Ini melukiskan gambaran
realistis mengenai kekuatan Anda.
Meski
begitu, ini rekomendasi saya untuk sesama penulis. Saya tidak tahu apakah
pendekatan ini berguna untuk bentuk seni lainnya. Jadi, coba sajalah dan
jadilah kreatif!
Nah. Itulah rangkaian ketujuh
sajian yang ingin saya bagi kepada Anda. Tidak penting level tips mana yang
paling Andai sukai, seberapa terinspirasi Anda atau seberapa kuat keinginan
Anda untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan ini dalam kehidupan Anda
sendiri. Harapan saya sekadar Anda menikmati yang ada di menu. Kalau iya,
jangan rahasiakan. Bagikanlah pemikiran ini kepada teman-teman Anda juga!
Apakah Anda masih mau sajian
penutup? Bagian terakhir merupakan epilog di mana saya menyusun beberapa
kesimpulan serta membagikan poin-poin penting mengenai saat setelah saya tidak
lagi hidup tanpa uang. Bisa dibilang tidaklah begitu mudah untuk memanggul
tanggung jawab sebagai seorang CEO perusahaan rintisan setelah bertahun-tahun
berkelana tanpa uang.
Apa saja yang mesti saya korbankan untuk kembali pada
kehidupan yang katanya biasa-biasa saja? Apakah saya mundur kembali
pada cara-cara yang lama atau berhasilkah saya bergerak maju? Apa saja
pokok-pokok pembelajaran dari jalan yang dapat saya pelihara dan ambil? Dan,
yang terpenting, apa yang mungkin Anda pelajari dari semua ini? Apakah peranan
Anda dalam rantai peristiwa yang kita sebut sejarah kemanusiaan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar