Kita semua tahu manfaat uang. Setiap hari kita dibombardir olehnya.
Ekonom, politikus, wartawan, pimpinan eksekutif perusahaan maupun badan amal,
pengiklan, tabloid, semua orang mulai dari Adam Smith sampai Katie Price dan
selebriti lainnya yang terkenal karena menghirup dan mengembuskan gas-gas
atmosfer—mereka semua memuja kebaikan uang, berulang-ulang, setiap hari. Sudah
pasti dunia tidak memerlukan saya untuk turut bertepuk tangan padanya. Oleh
karena itu “karena waktu itu pendek”, saya akan berbuat sebagaimana Thoreau[1] dan “saya
akan mengabaikan segala puja-puji yang berlebihan itu dan menahankan segala
kecaman.”
Ekonomi Skala dikawinkan dengan uang
Konsep uang merupakan pokok bagi cara kerja ekonomi modern, terutama model
kapitalis yang dominan pada masa kita. Dua prinsip ekonomi yang terutama, yaitu
ekonomi skala dan divisi tenaga kerja, mendapat perhatian khusus dalam cakupan
buku ini. Keduanya selalu ada dalam taraf tertentu, ibarat sepasang suami istri
yang memasakkan makan malam untuk sepuluh orang, si istri memotong-motong
wortel adapun suaminya yang mencucikan kentang. Namun datangnya uang, yang
dikawinkan dengan prinsip-prinsip ini, melahirkan suatu unsur yang tidak
harmonis, menciptakan keadaan ekstrem yang tidak pernah terbayangkan oleh nenek
moyang kita.