Ah, betapa indahnya, betapa menyenangkan!
Dalam apartemen satu kamar seukuran enam tatami yang mungil lagi kumuh ini, dengan bak cuci penuh oleh perabot kotor dan
lantai diseraki pakaian asal-lempar, aku sungguh mengalami suatu perjalanan!
Dinding bergoyang dan menggeliat sementara alat pengatur suhu bernapas
dalam-dalam. Tuan Pelantang Stereo sedang berbicara.
Ah! Segalanya menjadi hidup. Kami semua satu dunia.
Tuan Kulkas, selamat malam.
Tuan Kotatsu, terima kasih telah menghangatkanku.
Tuan Kasur, Andalah kasur paling nyaman yang pernah ada.
Tuan TV, Tuan
Komputer, dan lain-lainnya yang telah kujumpai sampai saat ini, terima kasih
semuanya.
“Tuan Satou, keluarlah segera dari kehidupan hikikomori!”
Oh, semuanya, kalian mendukung aku? Terima kasih, terima kasih. Tidak ada
yang membuatku lebih bahagia. Sekarang, aku akan baik-baik saja. Dengan dukungan
hangat kalian, aku dapat lepas dari kehidupanku sebagai hikikomori.
Tolong perhatikan, ya. Lihat, sekarang juga, aku akan keluar rumah.
Sekarang pukul tiga pagi, tetapi itu bukan masalah. Aku akan keluar dari
ruangan ini menuju dunia luas.
Tetapi, karena
udara dingin, aku mesti berpakaian yang hangat. Nah ini. Kukenakan pakaian,
topi, dan jaket. Nah, sudah siap.
Baiklah, sekarang
aku akan keluar. Waktunya bagiku untuk mengucap selamat tinggal pada dunia hikikomori.
Sampai jumpa.
Selamat tinggal.
Entah mengapa, pintu kamar apartemenku tidak mau membuka.
Mengapa? Mengapa pintunya tidak mau membuka?
Kecemasan melahapku. Ada yang hendak mengganggu pelarianku.
“Itu benar. Tuan Satou, kalau Anda pergi, Anda bukan lagi hikikomori,” pelantangku memberi tahu.
Terus?
“Ada yang
menghalangi Anda.”
Guncangan total yang kuperoleh dari ucapan itu, yang dipancarkan
oleh pelantangku, sama sekali tak terperikan.
Gangguan.
Karena dibilangi begitu, aku jadi teringat pada saat aku
memulai kehidupanku sebagai hikikomori.
Saat itu musim panas yang teramat gerah.
Aku mengentak-entakkan kakiku dengan susah payah menaiki
tanjakan menuju kampusku. Keringat terus menetes dan mengaliri tengkukku
membikin tak nyaman.
Di jalan tidak banyak orang—barangkali cuma sepasang ibu
rumah tangga yang tengah pulang dari berbelanja serta beberapa anak muda menuju
kampus yang sama denganku. Cuma sedikit orang yang kulewati.
Akan tetapi, perjalananku ke kampus pada hari itu amat
berbeda daripada biasanya. Setiap orang yang kulewati melihat padaku. Aku
sungguh yakin bahwa meskipun saat itu sangat sepi—saking sepi sampai-sampai
luput dari pendengaranku—setiap orang menyuarakan semacam kikikan. Yang ini,
aku yakin.
Sungguh
Aku yakin.
Tiap-tiap mereka melihatku dan mulai
mengolok-olokku! Para ibu rumah tangga dan lalu para mahasiswa, mereka semua
memerhatikanku dan tertawa.
Aku terheran-heran. Mengapa? Mengapa mereka mesti menertawaiku?
“Hei, lihat orang itu. Aneh, ya, dia?”
“Ih, parah. Semestinya dia diam saja di
rumah.”
“Hahaha. Dia kelihatan kayak idiot.”
Masak sih … mungkin saja bukan …
jangan-jangan … aku mengalami persecution
complex[1].
Ketika mendengarkan baik-baik, aku yakin
mendengar mereka, suara-suara mereka yang mengejekku.
Sejak itu ….
Sejak itu, aku takut keluar rumah ….
Pelantang mendedas. “Itu benar. Orang-orang
yang menertawai Anda merupakan mata-mata pengganggu. Pastilah ini bukan sekadar
persecution complex, Tuan Satou.
Mereka memanfaatkan jiwa Anda yang naif dan mudah terluka untuk melawan Anda,
sehingga Anda menjadi hikikomori.
Ah! Jadi begitu rupanya! Seketika itu, kegelapan pekat yang telah menyelimuti jiwaku
sekian lama akhirnya tergusah.
Singkatnya, hingga saat ini, ada yang telah
memanipulasi kejiwaanku. Kalau demikian, maka segalanya kini menjadi masuk
akal! Siapakah yang telah berbuat hal seperti itu? Mengapa?
Aku tidak tahu. Sama sekali tidak tahu.
Seketika itu juga, televisiku tiba-tiba berbisik. “NHK
diselanggarakan atas bantuan pelanggan seperti Anda.” Kata-kata itu, biasanya
hampir tak terindahkan, entah mengapa mulai meresahkanku. NHK …. Aku merasa bahwa, dalam huruf-huruf alfabet hijau itu, terpendam
semacam rahasia mengerikan.
Ini jelas-jelas bukanlah sekadar delusi akan kebesaran atau
omong kosong yang konyol. Meskipun memang aku sedang setengah melayang akibat
halusinogen keras, bukan berarti aku telah kehilangan kemampuan untuk berakal
sehat. Malah, kerja otakku saat ini jauh lebih baik daripada selama dua puluh
dua tahun sebelumnya masa hidupku.
Satu tambah satu sama dengan dua. Dua tambah dua sama dengan
empat. Tuh kan, logikaku berjalan dengan
sangat lancar!
Maka itulah aku
perlu berpikir. Sekarang juga, aku harus berpikir!
NHK. Dalam ketiga
huruf itu tersembunyi rahasia dahsyat yang berhubungan denganku.
Bisa dibilang, ini tidak lebih daripada sekadar praduga
belaka, namun aku tidak lagi ragu akan ketepatannya. Bolehlah kita sebut pula
ini sebagai wahyu ilahi. Malah tidak berlebihan jika menganggapnya pencerahan.
Akan tetapi, hm …. Terlintas dalam benak keakrabanku dahulu
bersama NHK. Dipikir-pikir, aku ingat bahwa sewaktu aku kecil, aku menggemari
NHK. Sewaktu SD, aku menonton Nadia:
Rahasia Air Biru[2].
Anime yang sangat menarik.
Hah. Anime ….
Menyebut anime memunculkan bayangan akan otaku[3].
Kalau bicara tentang otaku, mereka itu cenderung payah dalam berhubungan
antarmanusia. Orang yang payah dalam berhubungan antarmanusia cenderung menjadi
hikikomori.
Benarkah?
Aku tahu! Sampai di sini,
hubungan langsung antara NHK dan hikikomori mestilah jelas bagi setiap orang.
Singkatnya, dengan menayangkan anime yang menarik, NHK memproduksi otaku anime
secara massal, yang dengan demikian pada dasarnya menciptakan hikikomori dalam
skala besar. Sialan! Betapa kejinya itu!
Akan tetapi, kini aku telah terperosok ke dalam konspirasi
mereka. Sampai sejauh ini, aku baru selangkah dari pemecahan misteri ini.
Seraya mengistirahatkan kepalaku pada kotatsu, aku menghanyutkan diri dalam
pikiranku.
Gara-gara obat, bentang penglihatanku
berputar-putar. Semua perabot di ruanganku menyorakiku bersama-sama.
Benar! Dengan bantuan teman-teman perabotku, tidak
ada yang dapat menghentikanku. Seolah-olah mata-mata pengganggu itu hendak
mengikutiku selamanya saja. Ini saatnya
untuk serangan pembalasan. Kalian semua akan menyesal telah mengejekku.
Tinggal satu
langkah lagi ….
Aku sudah sedekat ini pada pemecahan segala misteri ini. TV, kotatsu,
komputer, tolong beri aku kekuatan kalian!
Lantas, seketika itu juga, aku mendapatkan
wahyu ilahi. Lebih terperincinya, wahyu itu dikirim langsung ke otakku dalam
bentuk pepatah: “Nama menyatakan segalanya.”[4]
Pada dasarnya, nama NHK itu sendiri
mestilah mengungkapkan kenyataan dari organisasi itu. NHK merupakan singkatan
dari “Nippon Housou Kyoukai[5]”
tetapi bisa jadi artinya bukan cuma itu. Mestilah ada pengertian lain,
pengertian kedua yang dirahasiakan.
NHK, NHK, NHK …. Aku terus
menggumamkan ketiga huruf ini.
N berarti Nippon. Kalau begitu, maka H berarti ….
Aku mengerti! Mudah sekali! Misteri akhirnya terpecahkan. Aku
telah menemukan kebenaran di balik segalanya. H berarti Hikikomori! Dengan kata lain, NHK merupakan “Nippon Hikikomori Kyoukai[6]”!
***
Perjuanganku dimulai hari itu.
Sementara melayang oleh halusinogen, aku luput menyadari
bahwa alasan pintu apartemenku tidak mau membuka tidak lain karena aku menguncinya.
Tetapi itu baru soal yang paling kecil.
Tidak peduli apa
pun, aku harus melawannya. Hingga saat aku dapat menaklukkan NHK, aku mesti
melawannya dengan berani. Aku pasti tidak akan kalah.
Walaupun kadang,
aku sungguh ingin mati ….
[1] Penderita mengalami
delusi bahwa ada bahaya akan terjadi pada dirinya. Keadaan ini biasa dialami
pengidap skizofrenia dan berbagai gangguan kejiwaan lain.
[2] Anime klasik Gainax yang disadur dari 20.000 Leagues Under the Sea.
[3] Meskipun otaku merupakan kata halus dari membawa, atau rumah, artinya sangat negatif di Jepang. Kata ini memberi kesan akan penggemar fanatik anime atau permainan video yang
tidak mengerjakan apa-apa selain diam di rumah dan menggeluti hobinya.
[4] Pengertian harfiah dari
pepatah Jepang ini adalah “nama mengungkapkan wujud”, tetapi maknanya lebih
dekat kepada pepatah Latin: Nome nest omen,
yang artinya nama merupakan pertanda atau alamat (yang dinyatakan dari nama
itu).
[5] Badan Siaran Jepang
[6] Seperti yang mungkin sudah jelas, Badan Hikikomori Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar