Kedengarannya
mungkin naif dan idealistis, tapi bagi saya itu merupakan perubahan persepsi
yang fundamental. Adakah masyarakat arus utama kita sekarang ini yang mendukung
sikap mengasihi? Ataukah malah ketakutan yang digunakannya untuk mengendalikan
orang-orang?
Kebanyakan
orang tua cenderung melindungi anak-anak mereka dan terus-terusan memperingatkan
tentang bahaya di luar sana. Pelajaran Sejarah mengajarkan tentang
kejamnya masa lalu. Media menyampaikan banyaknya kejadian tragis setiap hari.
Kawan kita sesama manusia, terutama mereka yang terlihat berbeda daripada
kebanyakan orang, digambarkan sebagai hantu jahat serta kambing hitam atas
berbagai macam masalah. Berita disesaki ketakutan, teror, dan ancaman.
Perwakilan demokrasi jauh dari akar etimologis kata itu; alih-alih menangani
persoalan rakyat, banyak politikus partai berkonsentrasi memaksimalkan
keuntungan sendiri sembari menyimpan dendam kepada lawan mereka. Para konsumen
didorong untuk menginginkan berbagai benda dengan menjual ketakutan. Di balik
setiap iklan riang-gembira-ria terdapat sisi lain: “Kalau Anda tidak
menggunakan sabun ini, Anda akan tetap melajang sepanjang hidup Anda”, “Kalau
Anda tidak mengambil asuransi ini, keluarga Anda akan celaka”, “Kalau Anda
tidak mengemudikan mobil ini, tidak mungkin Anda bisa hidup bebas”, “Kalau Anda
tidak meminum pil ini, Anda akan menderita”, dan seterusnya.