Para
penyerobot lahan berasal dari latar belakang yang sangat beragam. Kebanyakan
mereka adalah mahasiswa, pekerja biasa, seniman, anarkis, dan aktivis. Motif
menyerobot lahan juga beragam. Meski begitu, semua dipersatukan oleh kebenaran
sederhana: lebih baik terus menggunakan lingkungan yang telah terbangun
daripada membiarkannya tetap kosong dan bobrok.
Rumah
merupakan hak asasi manusia, bukan hak istimewa. Bergantung pada sudut pandang
tersebut, penyerobotan lahan dapat dilihat entahkah sebagai
partisipasi warga ataupun pembangkangan sipil. Keduanya diperlukan.
Di
Finlandia, penyerobotan lahan merupakan fenomena yang kentara sejak 1980-an.
Lepakko, “Kelelawar”, dulu merupakan pusat pemuda dan kebudayaan yang ditempati
secara liar dan terus berjalan selama dua dekade. Oranssi, sekarang ini
asosiasi yang menawarkan hunian terjangkau bagi mahasiswa, juga berakar dari
penyerobotan lahan.
Di
masyarakat yang banyak aturan seperti kami, penyerobotan lahan biasanya
digencat dan diubah menjadi asosiasi bereputasi daripada dibiarkan berlanjut
sebagai inisiatif warga bebas. Meski begitu, karena kekuasaan berkonsentrasi di
tangan-tangan yang jumlahnya semakin sedikit saja, pembangkangan sipil semacam
ini mendapatkan tempat dalam masyarakat. Cara ini mempersoalkan status quo dan mengangkat isu seperti
ketunawismaan ke wacana publik.
Walaupun
di kebanyakan tempat dewasa ini penyerobotan lahan itu ilegal, saya tidak
mengenal siapa pun yang pernah masuk penjara karena itu. Apalagi
kalau tetangga, teman-teman aktivis, serta pengacara mendukung si penyerobot
lahan, sulit untuk mengadili siapa-siapa.
Misalnya
saja para penyerobot lahan di kampung halaman saya di Jouensuu menuntut
keadilan untuk melindungi salah satu dari sedikit rumah kayu yang tersisa di
pusat kota. Polisi berusaha membubarkan demonstrasi dan mengumumkan bahwa siapa
pun yang tidak segera pergi akan dianggap bersalah karena berbuat ini-dan-itu.
Satu per satu, ratusan orang itu mendekati para polisi dengan pesan yang sama:
“Saya bersalah seperti yang dituduhkan.” Polisi pun tidak bisa mengurung mereka
semua. Sidangnya akan terlalu mahal bagi kota. Tidak seorang pun yang diadili.
Siapkah
Anda bergabung dengan kelompok penyerobot lahan dan membuka kembali
bangunan kosong untuk penggunaan yang bermanfaat? Bisakah Anda menangani
ketidakpastikan, kesementaraan, dan ketidaklegalan yang berkaitan dengan
penyerobotan lahan? Kalau ya, menyerobot lahan merupakan kondisi hidup gratis
yang layak dipertimbangkan. Tapi, sebaiknya Anda tidak sendirian.
Menyerobot
lahan mensyaratkan sekelompok orang yang berdedikasi dan banyak waktu untuk
perencanaan mendetail. Mulailah dengan memilih 5-7 individu yang setia,
orang-orang yang bergaul akrab dengan satu sama lainnya. Setidaknya salah satu
di antara kalian mesti sudah punya pengalaman menyerobot lahan.
Ini proses rumit sehingga pengetahuan merupakan kunci. Orang-orang yang
berpengalaman dapat memberikan nasihat, kontak, dan wawasan yang berharga.
Selain kelompok inti ini, Anda akan memerlukan beberapa tangan kanan untuk
merenovasi demikian pula puluhan, mungkin ratusan, aktivis pendukung yang dapat
dimintai bantuan bila dibutuhkan.
Pilihlah
bangunan yang kosong secara berhati-hati. Masuk akalkah untuk menempati
bangunan ini? Apakah bangunan ini aman untuk menjadi tempat tinggal atau adakah risiko
kesehatan? Siapa pemiliknya dan apa rencananya untuk bangunan ini? Berapa
banyak pekerjaan yang diperlukan untuk merenovasinya? Dapatkah seluruh
lingkungan sekitar diuntungkan dari penyerobotan lahan ini? Akankah mereka
mendukung gerakan Anda? Bagaimana Anda akan mengatur sarana dan
perlengkapan—listrik, pemanas, ventilasi, insulasi, sanitasi, pencahayaan,
memasak, dan air? Mampukah Anda mengambil alih bangunan tanpa mengakibatkan
masalah atau merusak lahan yasan ini?
Begitu
hunian liar ini dibuka, Anda mesti mampu mempertahankannya dengan berbagai
cara. Kebanyakan yang terjadi, Anda tidak ingin menyembunyikannya. Semakin baik
publisitasnya, semakin baik pula bagi Anda. Kadang ini berarti mengadakan
demonstrasi damai yang terdiri dari 1.000 orang. Sering kali cukup
dengan kolaborasi komunal dan penuh makna bersama para tetangga. Tanpa dukungan
tetangga, percuma saja mencoba menyerobot bangunan tertentu. Bagus juga
memiliki pengacara dan perwakilan media di balik gerakan ini.
Sampaikan
kisah yang dapat dipahami dan kumpulkan dukungan publik. Media sosial saja
boleh jadi tidak akan cukup. Bersiaplah untuk menginformasikan kemajuan secara
proaktif dan memberikan wawancara jika media bereaksi. Sepakati bersama siapa
yang mengatakan apa dan kapan. Hindari pesan yang bercampur aduk. Mintalah
koreksi apabila gerakan ini dipresentasikan secara sumbang.
Tapi ini
bukan sekadar kampanye. Sebagian besar waktu Anda akan terpakai untuk renovasi
dan menjadikan ruang itu layak huni. Dari manakah Anda mendapatkan peralatan
dan bahan yang dibutuhkan? Siapa yang siap untuk membantu pelaksanaannya? Bagian
mana saja dari bangunan itu yang dapat diruntuhkan tanpa persetujuan dari
pemilik? Apa yang mesti dibangun? Apakah kualitas udara dalam ruang cukup baik?
Kalau tidak, bagaimana memperbaikinya? Adakah jamur, asbes, atau debu? Apakah
rencana darurat kalau-kalau mati listrik atau kekurangan air? Daftar
pertanyaannya tiada akhir dan akan ada lagi yang muncul begitu Anda menggulung
lengan baju dan mulai bekerja. Sebuah hunian liar selalu memerlukan perbaikan,
penambalan, dan pemajuan.
Lingkungan
anarkis tanpa hierarki boleh jadi diperlengkapi dengan kepemimpinan bersama
serta pengambilan keputusan yang konsensual. Meski begitu, ini tidak menamengi
keretakan interpersonal. Mesti ada orang yang mengarahkan dan
memfokuskan diskusi demi kebaikan bersama. Biasanya yang paling berisik dan
paling ekspresif cenderung yang mengambil tanggung jawab, dan sering kali tanpa
disadari, berakhir menciptakan struktur kuasa yang tak perlu. Mereka yang
sifatnya lebih pendiam, analitis, dan introver boleh jadi tidak akan
didengar. Kelompok-kelompok kecil tak diinginkan di antara kelompok-kelompok
bisa jadi timbul.
Bagaimana
Anda akan menangani komunikasi di antara orang-orang? Pedoman apa yang Anda
miliki dalam menerima penghuni baru dan membawa masuk pengunjung? Siapa yang
akan mengumpulkan makanan, di mana dan kapan? Siapa yang bersih-bersih? Siapa
yang cuci piring? Bagaimana Anda memecahkan tantangan-tantangan lainnya yang
mungkin timbul sementara hidup bersama? Bagaimana Anda menjamin atmosfer terbuka
dan mengasihi tanpa membungkam penolakan kreatif? Bagaimana dengan
rencana evakuasi Anda? Ke mana Anda akan pergi apabila diusir? Apa tujuan
jangka panjang dari tempat ini? Akankah tempat ini diubah menjadi pusat sosial
yang sah? Siapkah Anda membayar sedikit uang sewa atau menggunakan tempat lain
apabila pejabat mengusulkan kompromi? Akankah Anda lanjut menduduki
bangunan lainnya setelah ini?
Karena
penyerobotan lahan itu sementara dan kemungkinan ilegal, Anda tidak dapat
menemukan sebagian besar di antaranya secara daring. Cara paling andal dan
sering kali satu-satunya untuk berkenalan dengan para penyerobot lahan berikut
tempat tinggal mereka adalah melalui rekomendasi pribadi. Di jalan Anda akan
berkenalan dengan segala macam orang. Bukalah terus mata dan telinga Anda.
Tanyai warga setempat apabila ada penyerobot lahan yang mereka kenal. Di
beberapa negara seperti Britania Raya, para penyerobot lahan sangat
terorganisasi dan mereka punya pusat informasi sendiri.[1] Tempat tersebut
baik untuk memperoleh informasi praktis secara langsung. Saya tidak bisa
memberikannya kepada Anda sebab saya tidak pernah ikut menyerobot lahan. Saya
cuma pernah tinggal sebentar di tempat-tempat itu. Dan sangat menyukainya!
Teks asli dalam bahasa
Inggris dapat diunduh di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar