Di dunia ini ada konspirasi.
Tetapi, ada sembilan puluh sembilan persen lebih kemungkinan
bahwa konspirasi yang kedengarannya masuk akal, yang kau dengar dari orang
lain, adalah khayalan belaka atau kebohongan yang disengaja. Ketika kau
mengunjungi toko buku, buku-buku dengan judul seperti Konspirasi Agung Yahudi untuk Menghancurkan Ekonomi Jepang! atau Konspirasi Super CIA yang Menyembunyikan
Perjanjian Rahasia dengan Alien! semuanya hanyalah khayalan remeh.
Meski begitu …
orang suka konspirasi.
Konspirasi. Kita terpesona
tanpa daya oleh bunyi kata itu berikut gemanya yang terasa manis sekaligus
pahit.
Bayangkan, misalnya saja, proses kemunculan
teori Konspirasi Yahudi: Si pengarang
mengalami berbagai rasa dan kesulitan yang terlalu, seperti, “Kenapa aku
miskin?”; “Kenapa hidupku kurang enak?”; “Kenapa aku enggak bisa punya cewek?”
Jiwa dan raganya terus-terusan tertekan, baik dari dalam maupun luar.