Sepertinya aku kewalahan gara-gara
kegirangan, sebab aku terkantuk-kantuk ketika di jalan. Aku mengalami mimpi
sangat aneh. Di situ kami semua terkubur dalam longsor parah. Namun kemudian
aku terbangun dan mendapati kami telah berhenti di luar rumah tua itu,
sedangkan longsornya tidak lebih daripada sekadar gemuruh dari perut Frank.
Entah siapa yang Bunda harapkan
kedatangannya pada larut malam ini, namun ia tampak terkejut saat menyambut di
pintu dan mendapatiku. Malah ia menjadi pucat, dan gelasnya terlepas dari
tangan hingga menumpahkan sherry ke
lantai.
“Aku baik-baik saja, Charles, biarkan saja,” Bunda memulihkan diri. “Bunda
sudah tidak mengharapkan ada tamu lagi yang datang, itu saja. Bukannya Bunda
sudah kasih tahu jam delapan pas? Dan sejujurnya, apakah begitu yang dinamakan
pakaian bersih menurutmu akhir-akhir ini?
Aku hendak menjelaskan tentang sewa kos
dan balapan anjing, namun Bunda menyela. “Charles,” ucapnya, sembari
mencari-cari ke bawah, “tampaknya ada yang menetes-netes di kakiku.”