Sepanjang perjalanan saya, orang-orang terus menanyai saya: “Sudahkah kamu menonton film Into the Wild? Kamu mengingatkan saya pada orang itu, Alexander Supertramp.” Sebelum menonton film itu, saya tidak tahu maksud mereka. Film itu berdasarkan pada kisah nyata Christopher McCandless, lulusan kampus bisnis yang memencil ke alam liar untuk mencari pemahaman akan kehidupan. “Kebahagiaan baru nyata bila dibagi,” katanya. Kutipan itu masih saya camkan baik.
Kita adalah binatang sosial yang semestinya tidak lepas dari umat manusia lainnya, betapapun mungkin acap kali terlihat berbelit-belit oleh kita. Kita membutuhkan satu sama lain, rasa saling memiliki, sebagaimana halnya kita butuh makanan, air, kehangatan, dan naungan untuk tetap hidup.
Saya tidak pernah hendak mengasingkan diri dari orang lain dan menjadi pertapa yang ketus. Ketika saya melepaskan uang, prinsip-prinsip tolol saya memang menggiring saya pada tempat yang agak terpencil, secara emosial. Kadang-kadang sulit merasa sebagai bagian dari masyarakat selebihnya. Orang-orang lain sepertinya berjalan dari sudut pandang yang sangat berbeda dan sering kali melelahkan harus menjelaskan tentang diri saya berkali-kali.