Seperti produk kebersihan, banyak obat-obatan yang kita gunakan tidaklah esensial bagi kesehatan manusia. Bisakah Anda meninggalkan produk-produk farmasi dan alih-alih menekankan pada kehidupan bahagia dan seimbang? Bagaimana Anda dapat menggunakan obat-obatan alami sebagai gantinya?
Kita
adalah makluk psiko-fisik. Banyak gejala fisik bersumber dari ketidakseimbangan
psikologis. Ketika saya berhasil menggantikan jadwal dan ilusi untuk memegang
kendali dengan kebebasan dan rasa syukur, saya menjadi lebih sehat. Tentu saja
olahraga harian—memanggul ransel dan berjalan kaki ke berbagai tempat—pada
intinya membantu. Selain itu, vitamin D yang diperoleh langsung dari matahari
punya manfaat yang menakjubkan. Meski begitu, merupakan fakta teruji bahwa
pikiran Anda berdampak pada kesejahteraan Anda. Begitulah cara kerja plasebo.
Kalau Anda berpikir bahwa Anda membaik, Anda memang membaik.
Bisakah
perubahan lingkungan semata membuat Anda merasa membaik? Bagaimana dengan
variasi? Apakah dampaknya apabila Anda punya lebih banyak waktu untuk rileks
atau berkonsentrasi pada aktivitas yang Anda senangi? Apakah Anda sudah cukup
berolahraga setiap hari?
Layanan
kesehatan preventif semacam ini sudah dapat memperbaiki kualitas kehidupan Anda
secara signifikan. Tapi bagaimana kalau Anda benar-benar membutuhkan bantuan
medis? Mungkinkah mendapatkan layanan kesehatan yang gratis?
Bank-waktu
sudah ada sejak lama. Sekarang, di zaman digital ini, bank-waktu semakin
populer saja. “Sistem kredit gotong royong” ini berdasarkan pada gagasan bahwa
orang-orang yang tinggal di suatu lingkungan menolong satu sama lain,
berdasarkan pada kecakapan dan minat mereka, dan mereka menggunakan suatu alat
pembayaran komplementer sebagai media pertukaran.[1] Tidak ada Euro
atau Dolar yang berpindah tangan. Biasanya bank-waktu menghargai segala
pekerjaan secara setara. Meskipun kalau didefinisikan menurut aturan pada
umumnya, anggota bebas memberikan nilai berapa pun bagi pekerjaan mereka.
Bank-waktu
penuh terisi oleh layanan kesehatan dan kesejahteraan: ahli gizi, pijat,
pedikur, akupunktur, psikoterapi, bimbingan hidup, dan sebagainya. Ada layanan
lainnya juga. Bayangkan Joan memotong rambut Mike dan usahanya itu dibalas
berdasarkan banyaknya waktu yang terpakai. Joan kemudian bisa menggunakan alat
pembayaran yang dia dapatkan dari Mike untuk meminta Dave memperbaiki mobilnya.
Dave lalu memberi sari buah apel buatan sendiri dari Mike. Tidak ada seorang
pun yang mesti berutang. Setiap orang mendapatkan sesuatu. Setiap orang
bersumbangsih.
Tapi,
seandainya Anda tidak bisa mendapatkan bantuan khusus dari bank-waktu di tempat
Anda—atau di antara teman dan keluarga Anda—tidak apa-apalah menjadi kreatif.
Silakan: bertanyalah!
Aku berada di
Austria, hendak pergi menuju pesta pernikahan teman-temanku di Kroasia, ketika
sakit gigi yang menusuk mulai menggangguku. Aku biasa mengabaikan rasa nyeri,
terus saja menjalani hidup. Pada akhirnya aku merasa baik-baik saja lagi. Tapi,
kali ini, sakitnya semakin parah. Aku membayangkan akar-akar yang busuk di
geraham bungsuku. Ketika sakitnya menjadi tak tertahankan, aku mulai yakin
bahwa jangan-jangan seluruh tulang rahangku mesti dilepas.
Aku terus berpikir bagaimana mungkin aku bisa menemui dokter gigi tanpa
membayar. Dalam benak, aku membuka-buka katalog teman-teman dan para kenalan
tapi aku tidak bisa mengingat kontak dokter gigi terdekat.
Lalu terlintas: barangkali ada dokter gigi yang menggunakan Couchsurfing!
Aku memasukkan “dokter gigi” sebagai kata kunci lalu mencari tuan rumah di
Salzburg, Wina, München, dan Zagreb. Ada satu di ibu kota Kroasia. Aku segera menghubungi dia.
Aku tidak sempat menunggu
jawaban. Esoknya aku menebeng ke Zagreb. Sakitnya bertambah parah saja. Begitu
aku dapat menggunakan komputer teman, aku memeriksa pesan. Ada jawaban yang
membesarkan hati: “Saya tidak buka praktik sendiri tapi saya sudah mengatur
supaya kamu bisa bertemu teman saya yang juga dokter gigi. Tidak usah khawatir
soal biaya. Mari obati saja giginya.” Leganya!
Besoknya, aku duduk di kursi seorang dokter gigi wanita yang baik hati,
dengan harapan denyut nyeri itu akan segera pergi. Dokter itu mengambil lampu
terang dan menempatkannya di depan wajahku. Kenangan-kenangan tidak
menyenangkan muncul. Aku memberi tahu dia bahwa aku tidak begitu menyenangi
perawatan gigi profesional. Ini pertama kalinya aku diperiksa lagi setelah
delapan tahun.
Ia berjanji untuk berhati-hati dan menjangkau sistem suara. Ia menyalakan
volume dan membiarkan Rock ‘n’ Roll meredam
suara mengerikan dari alat pembersih pengisap saliva nan heboh yang memasuki
mulutku. Aku berusaha untuk tidak memikirkan peralatan siksaan lainnya yang ia
siapkan untukku.
“Apa kamu habis makan jagung?” sebentar kemudian ia bertanya. Aku
menggelengkan kepala dengan bingung. Ia menjangkau geraham bungsuku, mencabut
inti berondong jagung yang tersangkut dan menunjukkannya padaku, sambil
terlihat geli. Benar. Tampaknya tak perlu sampai mencopot rahang segala. Aku
merasa bodoh tapi akhirnya tenteram.
Aku bangkit dari kursi dan kami mengobrol riang. Ia mengucapkan selamat
jalan dan bahkan memberiku cairan pembersih mulut serta pasta gigi secara
cuma-cuma. Aku memujinya setinggi langit dan berusaha memahamkannya betapa ini
sangat berarti bagiku.
Sepanjang hari aku tersenyum. Kenapa tidak? Gigiku putih sesegar salju dan
aku telah ditolong orang yang bekerja bukan demi uang. Ia melayani orang lain
dan menggenapi posisinya di masyarakat sebab itulah renjananya.
Teks asli dalam bahasa Inggris dapat diunduh di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar