Pada
1930-an, para pemuda Amerika didorong untuk menebeng kendaraan. Katanya itu
dapat membangun watak serta menyiapkan mereka untuk kehidupan nanti. Tapi dua
puluh tahun kemudian, ketika menebeng menjadi bentuk perjalanan yang populer,
CIA dan tenaga polisi bekerja sama untuk berkampanye melawan penebengan. Pada
awalnya pemuda ditakut-takuti soal menebeng melalui iklan-iklan
mengerikan—sebagiannya begitu kasar, yang kalau dibuat sekarang, akan segera
ada tuntutan bagi para pembuat film. Kemudian Hollywood bergabung dalam
perlawanan itu melalui kisah-kisah horor. Selebihnya tinggal sejarah. Citra
menebeng hancur, seperti yang dikehendaki.[1]
Kenapa ini
dilakukan? Siapa yang tahu. Mungkin para penghasil-uang meminta penegakan hukum
untuk membantu
meningkatkan penjualan mobil dan lobi pemilikan mobil pribadi sebagai gantinya.
Atau barangkali kebebasan yang mengiringi penebengan tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat industri. Apa pun soalnya, menurut statistik, membawa
penebeng atau masuk ke mobil orang tidaklah meningkatkan risiko menjadi korban
kejahatan. Jadi, kemaslah ranselmu dan siapkan jempolmu! Anda siap untuk
berangkat.
Sewaktu
kecil, saya menonton kartun yang menampilkan Nils Holgerson menumpang seekor
angsa dan menikmati kebebasannya meluncur melintasi langit. Mungkin kartun
itulah yang pertama kali menyentak saya. Saya pertama kali menebeng pada usia
enam belas tahun, hanya 15 kilometer pada tengah malam untuk pulang dari suatu
konser rock ‘n roll. Baru nantinya,
ketika membawa seorang penebeng dalam perjalanan pulang kerja, saya mendapat
cetusan nyata. Orang Amerika bergaya koboi yang berjalan-jalan di Nordik dengan
jempolnya ini adalah yang pertama menyadarkan saya bahwa mengembara jarak jauh
dengan menebeng itu mungkin.
Biar
begitu, baru bertahun-tahun kemudian saya mencoba menebeng lagi. Kejadiannya
selagi saya bekerja di Sri Lanka. Pengalaman hebat lainnya. Malah tidak ada
konsep menebeng di pulau itu. Masyarakat setempat senang-senang saja membawa
kami walaupun bingung karena kami bukannya menggunakan bis atau mobil sewaan
seperti orang-orang kulit putih kaya lainnya. Kemudian saya mengembara,
seringnya dengan jempol, dari Kroasia ke Finlandia. Tapi baru pada 2010 saya
memulai perjalanan yang sebenarnya dan menyadari bahwa menebeng merupakan
bentuk perjalanan yang paling saya suka.
Menumpang
merupakan cara yang masuk akal baik secara lingkungan maupun ekonomi. Menambah
80 kilo lagi ke dalam mobil yang sendirinya sudah berbobot satu ton tidaklah
begitu menghabiskan bahan bakar. Kadang-kadang menebeng itu lebih cepat
daripada bersusah-payah dengan jadwal transportasi umum. Rekor
menebeng-berkelompok saya adalah lima kali, dengan dua orang lainnya, sejauh
850 kilometer selama tujuh jam dari Berlin ke Freiburg. Setelah itu, tentu
saja, ada kalanya Anda menunggu sampai tujuh jam juga demi satu tumpangan saja.
Itulah indahnya menebeng. Anda tidak pernah tahu siapa yang akan membawa Anda
dan kapan waktunya.
“Akhir-akhir
ini jarang terlihat penebeng di jalan,” para pengemudi kerap memerhatikan.
Tanggapan guyon saya: “Karena mereka
sudah pada dapat tumpangan.” Walaupun menebeng sudah tidak
populer lagi, media sosial memungkinkan para penebeng berorganisasi serta mulai
meningkatkan kepedulian pada moda bepergian ini dengan cara mereka sendiri.
Sekarang ini komunitas penebeng bertemu baik secara daring maupun jauh dari
kibor.
Para hippie, termasuk sebagian penebeng,
telah mengadakan Rainbow Gathering
selama lebih dari 40 tahun.[2] Konferensi
Penebeng Internasional pertama telah diselenggarakan pada 1997, walaupun
partisipannya hanya 13 orang. Acara tersebut berulang lima kali pada tahun-tahun
berikutnya dan jumlah yang hadir sedikit bertambah. Tapi, kebanyakan
penebeng tidak tahu soal konferensi tersebut karena pada masa itu belum banyak
yang menggunakan internet.
Paris
8-8-8 (8 Agustus 2008) merupakan kali pertama Pertemuan Penebeng Eropa
diadakan, oleh para penebeng untuk para penebeng.[3] Acara tersebut jelas-jelas melayani
suatu kebutuhan yang belum terpenuhi dan, dengan membaiknya jalur komunikasi,
menjadi acara tahunan yang terus berlangsung. Konsep tersebut kemudian tersebar
ke benua-benua lainnya juga.
Pada 2011
kami membayangkan bahwa akan menyenangkan untuk tetap berhubungan di sela
acara-acara tahunan itu. Maka, kami memulai grup Hitchgathering di Facebook[4], yang pada
awalnya hanya ada 30 orang. Sekarang anggotanya menggembung jadi lebih dari
sepuluh ribu orang—12.167 pada saat tulisan ini dibuat. Tips-tips dibagikan dan
para anggota baru didorong agar turut bersenang-senang. Di beberapa negara[5], seperti
Lithuania dan Rusia, ada beberapa klub penebeng aktif yang telah menjadikan
kegiatannya olahraga betulan.[6]
Hitchwiki[7] menyediakan
informasi tentang tempat-tempat terbaik serta keunikan budaya, yang diatur
berdasarkan negara dan kota. Lebih lanjut, para penebeng dengan senang hati
mengundang satu sama lain—sampai-sampai mereka membuat Trustroots[8], jasa baru
untuk bertukar jamuan. Lagi pula, kami semua bersatu karena sama-sama nekat dan
mendambakan kebebasan. Persatuan inilah yang mengumpulkan kami.
Sebagian
orang suka merajut dan membuat komunitas setempat dengan minat yang sama. Kami
suka menebeng dan membuat gerakan global.
Menebeng
pada hakikatnya tidak memerlukan pengetahuan tinggi, tinggal sedikit kesabaran
dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Tapi ada beberapa tips. Pertama,
menebeng sendiri atau bareng orang lain memberikan pengalaman yang sungguh
berbeda. Masing-masing ada keuntungan dan kerugiannya. Kalau sendirian, kita
punya waktu untuk berpikir dan memecahkan persoalan sendiri. Menebeng sendirian
memberikan berbagai pelajaran hidup yang berharga. Kita bisa pergi ke mana pun,
kapan pun, dan bagaimana pun sekehendak kita. Tidak perlu berkompromi. Kita
tidak perlu mempertimbangkan keadaan jiwa ataupun kondisi fisik orang lain.
Selain itu, kita bisa mendapatkan kendaraan yang hanya dapat memuat satu
penumpang tambahan.
Kelebihan
paling menakjubkan dari menebeng bareng orang lain adalah kita bisa segera
mengenali teman menebeng kita lebih dalam. Dalam beberapa hari saja kita bisa
tahu apakah kita menikmati kehadiran satu sama lain atau sebaiknya berpisah
jalan. Kalau kita memang betah berbarengan, kita bisa lekas berteman baik.
Biasanya, bila kepribadian kita cocok, mengembara bersama-sama jadi lebih
menyenangkan daripada sendirian sepanjang waktu. Kita bisa menjaga satu sama
lain berikut bawaan kita. Tanggung jawab mengangkat jempol serta perbekalan
dapat dibagi. Yang terpenting, kita bisa melalui kenikmatan dan kejutan positif
bersama-sama begitu pula halangan dan rintangan. Ini menciptakan kenangan
bersama serta dasar persahabatan jangka panjang.
Jadi,
siapa sebaiknya yang menjadi teman menebeng kita? Ingatlah: tidak ada
kesetaraan dalam menebeng. Biasanya perempuan mendapat tumpangan lebih cepat.
Menebeng lebih aman bagi laki-laki. Karena itu, pasangan lelaki-perempuan boleh
jadi pemecahan terbaik. Meski begitu, dua cewek yang menebeng bareng merupakan
perpaduan bagus. Dua laki-laki? Ih. Saya sudah sering mencobanya dan menikmati
setiap pengalaman itu. Tapi kadang-kadang cara itu terbukti bukan main
lambatnya.
Ada salah
kaprah bahwa semua sopir truk memandang perempuan sebagai objek seks. Pastinya,
sebagian dari mereka sangat kesepian. Tapi, truk biasanya merupakan pilihan
teraman, juga bagi perempuan. Pengemudinya sedang bekerja. Ia tidak bisa
macam-macam kecuali siap dengan risiko kehilangan pekerjaan. Selain itu, jarak
tempat duduk di dalam truk lebih lebar daripada di mobil biasa.
Ketika
menaksir keamanan pengemudi potensial, kita sebaiknya tidak serta-merta
menyimpulkan berdasarkan pada penampilan, latar budaya, ataupun profesi. Sangat
penting untuk mengetahui cara membaca situasi dan menggunakan akal sehat. Kalau
ada yang salah dengan kesan pertama, jangan menerima tawaran menumpang. Secara
pribadi, saya cenderung menerapkan asas praduga tak bersalah. Saya sangat
jarang menolak tumpangan.
Suatu kali
teman perempuan saya dari Hungaria menebeng di Serbia. Seorang polisi
berpakaian preman membawa dia. Ia terus-terusan memberi tahu teman saya agar
berhenti menebeng karena dapat berbahaya. “Ya, benar, sudah dengar jutaan
kali,” batin teman saya. Suatu waktu lelaki itu mulai main sentuh. Ketika teman
saya memprotes dan melepaskan tangan polisi tersebut dari kakinya, lelaki itu
bilang cuma bercanda. Aneh. Sebentar kemudian polisi itu mengeluarkan pistol
dan mengarahkannya pada teman saya. Teman saya terkejut dan tidak mengerti persoalannya. Melihat
betapa takutnya teman saya, tawa si polisi meledak: “Mengerti kan betapa
berbahayanya menebeng?” Tampaknya ini lagi-lagi humor kusut Balkan. Tak ayal
lagi, teman saya tidak tertawa. Ia meminta polisi itu menepi lalu turun dari
mobil.
Saya bukan
sekadar ingin menakut-nakuti. Entahkah Anda laki-laki atau perempuan, sendiri
atau bareng, saya sepenuh hati menganjurkan menebeng. Terlepas dari fakta yang
acap terlupakan bahwa lalu lintas itu sendiri berbahaya kala ada manusia yang rentan-keliru
di balik kemudi, menebeng tidaklah lebih berbahaya daripada menghabiskan waktu
di lingkungan yang sudah diakrabi. Statistik menunjukkan, kebanyakan orang mati
di rumah.
Kepercayaan
merupakan polis asuransi terbaik kita. Ini sebabnya saya tidak menganjurkan
Anda menebeng dengan perlengkapan yang katanya untuk keamanan. Kalau Anda mulai
mengayun-ayunkan pisau atau mempertahankan diri dengan pengejut listrik, alat
ini dapat dengan mudah menjadi senjata makan tuan. Kalau bagaimanapun juga Anda
bersikeras membawa senjata, simpan saja semprotan lada di saku.
Anda
sebaiknya hanya membawa satu bawaan, tas gendong atau ransel. Kalau Anda
membawa tas-tas kecil, wadah gitar, dan perlengkapan bertahan hidup punya
nenek, Anda mungkin kelupaan salah satunya di mobil atau pompa bensin. Ada yang
menganjurkan untuk memangku tas supaya gampang keluar dari mobil. Tapi, menurut
saya ini bukan peringatan penting. Saya sendiri lebih suka menyorongkan tas
saya di bagasi kalau ada tempat, supaya lebih leluasa bagi kaki dan jiwa. Sekali
lagi: gunakanlah akal sehat dan sesuaikan pertimbangan menurut situasinya.
Pakaian
bersih warna-warni dan ransel menonjolkan kehadiran Anda dan memberikan kesan
pengembara
profesional. Karena itu pula, sebaiknya tunjukkan
papan tanda. Spidol hitam besar atau arang dengan latar belakang putih
menjadikan papan tanda paling kentara. Biasanya para penebeng menuliskan tujuan
mereka pada papan tanda. Meski begitu, dianjurkan menggunakan humor dan
kreativitas. “Saya tidak kena flu burung,” tulis teman saya di papan tandanya
ketika sedang ada hiruk-pikuk berlebihan di media tentang epidemi tersebut.
Kalau Anda terjebak di Meksiko, tempat satu dari lima pengemudi kemungkinan
religius dan menyebut-nyebut Yesus, cobalah papan tanda bertulisan, “Apa yang
akan Yesus lakukan?” Tujuan tertulis yang luar biasa jauh juga dapat berhasil
mencairkan suasana. Rasanya asyik melihat para pengemudi di Swedia Utara
kebingungan saat kami menggunakan papan tanda bertulisan “Istanbul”. Ada juga
yang menuliskan “Tokyo”, di mana pun mereka berada.
Seperti
yang sudah dikatakan, saya sudah malas mengubah papan tanda. Seringnya saya
hanya menggunakan papan tanda bertulisan 20
km, yang membawa saya ke berbagai tempat. Kadang jaraknya sangat pendek.
Sebagin pengemudi malah berhenti untuk bilang jarak mereka hanya sepuluh
kilometer. Saya masuk saja dengan riang. Tapi, sering kali, kita tidak punya
rencana yang sangat jelas. Kalau kita hanya ingin pergi ke mana pun si
pengemudi menuju, boleh jadi perjalanannya akan menyenangkan. Pernah di Ukraina kami
pergi sejauh 1.000 kilometer dengan satu mobil. Sedikit lebih jauh daripada 20
km.
Beberapa
penebeng yang inovatif membuat papan tanda yang sangat cantik lagi praktis.
Cara paling kreatif yang pernah saya lihat adalah “sebuah akordion” dari
kemasan plastik yang distaples. Di dalamnya ada huruf-huruf siap-sedia yang
bisa diatur supaya sesuai dengan tujuan. Agak berlebihan bagi otak saya yang
sederhana. Kadang saya sama sekali tidak ada papan tanda. Mengacungkan jempol
saja sudah ampuh.
Nasihat
paling vital bagi setiap penebeng ialah memilih tempat aman yang mobil tidak
mengebut terlalu kencang serta mudah berhenti. Kontak mata dan senyum lebar
memudahkan. Bertingkah lucu sangat penting bila harus menunggu lama. Kegiatan
seperti juggling atau bermain ukulele
menyenangkan dan merilekskan. Pertunjukan ketangkasan begini menonjolkan
kehadiran Anda. Bahkan perilaku kekanak-kanakkan seperti menyeimbangkan sebotol
air di atas kepala lebih baik daripada cemberut. Suasana hati yang baik secara
langsung berkaitan dengan laju berhentinya mobil yang melintas. Pernah ada
mobil yang sudah melintas, berputar balik, dan kembali padaku. Seorang
pengemudi wanita paruh baya membuka pintu dan berkata: “Saya tidak tahan dengan
senyum kamu. Saya harus membawa kamu.” Hasil terbaik dari perilaku semacam ini
adalah Anda benar-benar menjadi orang yang lebih riang. Berpura-puralah sampai
berhasil, iya kan?
Tiap
penebeng memiliki gaya pribadi masing-masing. Ada yang sabar menunggu, mata
terpancang pada setiap pengemudi dan jempol menunjuk langit tanpa ampun.
Lainnya, seperti saya, menjadi frustrasi setelah sepuluh menit dan berjalan ke
tempat yang lebih baik, sembari menyeret papan tanda di sisi. Salah satu aturan
tak tertulis dari menebeng adalah tumpangan muncul ketika Anda tidak begitu mengharapkannya.
Ada yang
memadukan bersepeda dengan menebeng. Ada sepeda lipat bagus yang sangat hemat
tempat. Alat ini dapat digunakan untuk berpergian jarak dekat secara cepat,
menjauh dari kota, ke pompa bensin terdekat atau memasuki kota sekalipun pada
larut malam. Salah satu pesepeda-penebeng ini adalah Max dari Selandia Baru.
Max pelancong musiman pada usianya yang lima puluhan tahun. Max bercerita:
“Cara terbaik untuk
menebeng yang saya temukan adalah mencobanya dengan sepeda. Sepeda merupakan
cara pamungkas untuk bepergian. Orang akan mengira sepedamu rusak dan
membawamu.
“Kita bisa menggunakan sepeda untuk menjelajahi kota. Kita juga bisa
menggunakannya untuk menjauh dari tempat-tempat yang sulit dan mengondisikan
tumpangan berikutnya di tempat yang lebih baik. Kita bisa memperoleh berbagai
gagasan dari gambar-gambar di internet.[9] Sekarang
ini bahkan ada Sepeda Listrik Bertenaga Surya dengan motor yang bisa membantu
mengayuh.
“Sekarang ada banyak orang yang
bersepeda keliling dunia. Mereka berbagi blog, buku, peta, dan informasi.
Maukah Anda mengikuti jejak mereka? Atau Anda ingin menemukan jalur Anda
sendiri? Jangan kebanyakan rencana. Carilah sarana untuk informasi lokasi
terbaru. Lantas, pergilah!”
Ketika ada
mobil yang berhenti, jangan biarkan pengemudinya menunggu. Bergegaslah untuk
segera menyapa dia. Perkenalkan diri Anda dan beritahukan tujuan Anda. Kalau
Anda tidak punya rencana jelas, katakan saja nama kota berikutnya.
Kedengarannya ganjil kalau kita bilang: “Saya ikut saja ke mana Anda pergi.”
Kebanyakan orang tidak berpikir seperti penebeng. Begitu ada di mobil, Anda
bisa menjelaskan soal gaya perjalanan Anda yang bebas secara terperinci—dan
pergi melampaui kota berikutnya, ke mana pun si pengemudi menuju. Saya pernah
berkelana melewati seluruh Spanyol seperti ini. Si pengemudi awalnya mengira
jarak saya hanya 20 kilometer saja dan, setelah berdiskusi, akhirnya membawa
saya sampai 800 kilometer ke utara.
Bangku
depan yang kosong biasanya merupakan pilihan terbaik. Sebagian pengemudi
waspada apabila ada orang yang sama sekali asing duduk di belakang mereka.
Sebelum masuk, tanyakan tempat Anda dapat menaruh tas; di bangku belakang, di
bagasi, atau
ikut di depan. Kalau Anda langsung membuka bagasi tanpa menanyakannya dulu,
bisa jadi si pengemudi ketakutan.
Pompa
bensin merupakan tempat yang bagus untuk mendapatkan tumpangan. Di beberapa
negara, seperti Jerman, pompa bensin nyaris satu-satunya tempat yang
cocok untuk menebeng. Kutukan pompa bensin modern ialah tempat tersebut luar
biasa besar dan kadang-kadang kita harus berdansa wals bolak-balik untuk
berburu pengemudi potensial yang baru kembali dari beristirahat. Tanpa lelah
kita dekati orang satu demi satu sampai ada yang mengajak
kita masuk ke mobil. Kalau Anda terdiri dari dua atau lebih orang yang
menebeng bersama-sama, sepakatilah lebih dahulu bagaimana Anda akan bertemu
lagi kalau ada di antara kalian yang telah mendapatkan tumpangan. Jangan
berjauhan terlalu lama.
Kalau Anda
lelah berinteraksi terus dengan pengemudi potensial, Anda bisa juga tinggal
duduk di gerbang keluar dan mengangkat papan tanda.
Meski begitu, kalau Anda giat dan terus mendekati orang biasanya merupakan cara
yang tercepat. Cara yang juga bagus ialah membujuk pengemudi yang belum pernah
membawa penebeng agar mempertimbangkan kemungkinannya. Ingat bahwa Anda tidak
sekadar berusaha mendapat tumpangan demi diri Anda sendiri. Anda mewakili
reputasi semua penebeng. Bahkan sekalipun Anda gagal mendapat tumpangan,
bersikaplah yang ramah supaya pengemudi potensial mendapat kesan baik. Lain
kali ada yang mendekati mereka atau berdiri di pinggir jalan, kemungkinan ia
bakal membawanya. Perbuatan baik kecil-kecilan menjadikan dunia ini sedikit
lebih baik.
Saya
sendiri tidak mau terlalu memaksakan diri. Saya lebih suka “strategi gerbang keluar”
sebab keputusannya terserah pada si pengemudi. Kalau dia mau berhenti dan
membawa saya, dia akan melakukannya. Kalau tidak, saya tinggal melambaikan
tangan sambil tersenyum.
Tempat
terbaik untuk berhubungan dengan pengemudi ialah di dekat pintu pompa bensin
serta di pangkalan pengisian. Di beberapa negara, plat nomor dapat menjadi
petunjuk arah mobil. Sebagai contoh, di Perancis nomor menunjukkan kota asal si
pengemudi. Di Jerman plat itu berisi huruf. Pengetahuan ini menyempitkan pilihan
Anda dan meningkatkan kesempatan Anda untuk mendapatkan tumpangan ke arah yang
tepat. Ini juga berlaku pada kode negara ketika Anda hendak berpindah negara.
Belajarlah sedikit basa-basi dalam banyak bahasa. Itu membantu mencairkan
suasana.
Amati mobil
yang datang dan ketika Anda melihat plat yang sesuai dengan arah Anda, hafalkan
orang yang keluar dari mobil itu. Ketimbang langsung menyergapnya, tunggulah sampai urusannya
selesai. Baru dekatilah dia ketika sudah kembali ke mobil. Orang
yang kelaparan ingin sepotong piza atau sudah tidak tahan ingin kencing
tidak punya kesabaran untuk mengobrol dengan orang yang sama sekali asing.
Saya
biasanya mengembara tanpa peta atau ponsel pintar.
Pemandangan yang terus berganti menjadikan sia-sia peta yang terpisah untuk
setiap negara, dan membawa-bawa Atlas yang berat itu tolol. Kalau Anda perlu
mengecek rute, tersedia peta di kios koran pompa bensin. Menanyakan perincian
jalan dan rute merupakan alasan bagus untuk mulai mengobrol dengan pengemudi
secara alamiah.
Sering
kali mereka yang ragu bilang mereka hanya dapat menebeng sejauh 50 kilometer.
Ingatkan mereka pada fakta sederhana bahwa jarak itu sama dengan
sepuluh jam berjalan kaki. Kalau Anda betul-betul mandek dan tidak bisa
mendapatkan tumpangan yang nyaman, mintalah tumpangan sampai ke pompa
bensin berikutnya atau ke jalan desa yang lebih kecil. Berpegang teguh pada
rute Anda boleh jadi bukan ide bagus apabila tampaknya tidak ada mobil yang
menuju ke sana. Menebeng merupakan campuran antara merencanakan, mengabaikan
rencana, dan menikmati momen. Meskipun saya biasanya tahu tujuan saya
selanjutnya, rute ke sana tidaklah begitu penting. Mana pun jalan yang diambil
pengemudi menuju arah itu, saya tidak akan menolak tumpangan yang
ditawarkan.
Ketika malam dan
Anda lelah, Anda bisa menghabiskan malam di sudut gelap pompa bensin. Ketika hujan,
bahkan kamar mandi merupakan pilihan yang lebih baik ketimbang tetap di luar.
Waktu malam juga enak untuk mengobrol dengan staf. Ketika Anda berbagi cerita
dengan para karyawan, mereka bisa saja menyajikan makanan yang layak atau
setuju untuk tidak membuang roti lapis kemarin. Secara garis besar, restoran
pompa bensin merupakan tempat bagus baik untuk memulung di meja makan maupun di
tempat sampah. Kalau Anda tidak ingin mengganggu staf, periksalah tempat mereka
menaruh sisa makanan atau carilah tempat sampah di belakang bangunan. Hanya
sekali seorang petugas pompa bensin yang mengusir saya, sembari mengutip
kebijakan antipenebeng dari Shell Corporation. Di sisi lain, di Turki, seorang
karyawan dari perusahaan multinasional yang sama mengajak kami ke tempatnya.
Sepertinya itu karena perbedaan budaya.
Kalau Anda
memutuskan untuk menebeng saat malam dan kelelahan di mobil, yang sopan ialah
bertanya apakah Anda boleh tidur. Sopir truk terutama yang menghargai bila Anda
terus menemani mereka. Mereka juga lelah. Di sisi lain, di truk Anda bisa tidur
di bangku belakang sopir. Menakjubkan rasanya membuka mata saat pagi dan
menyadari bahwa Anda telah bepergian sejauh 500 kilometer tanpa susah payah.
Ditambah lagi, Anda telah cukup beristirahat untuk melanjutkan perjalanan.
Para sopir
truk di Eropa Barat jarang memberikan tumpangan sebab perusahaan memiliki
kebijakan asuransi yang melarang penumpang tambahan. Akan tetapi, terutama di
Polandia, Romania, dan Turki, sopir taksinya pada bersahabat. Tidak ada yang
sebanding dengan menikmati sarapan Turki yang lezat bersama para sopir!
Anda bakal
harus menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang selagi menebeng: Dari mana
asal Anda? Ke mana tujuan Anda? Kenapa Anda bepergian seperti ini? Apa Anda
tidak bekerja? Bagaimana tanggapan orang tua Anda? Bisa dipertimbangan untuk
belajar sedikit bahasa setempat supaya Anda siap dengan pertanyaan-pertanyaan
berulang ini.
Kalau
kalian mengerti bahasa yang sama, percakapan bisa menjadi sangat menarik. Si
pengemudi tahu bahwa kemungkinan ia tidak akan bertemu Anda lagi begitu Anda
turun. Ini menjadikan orang sangat mudah terbuka dan tahu-tahu Anda menyadari
bahwa mereka memercayakan Anda rahasianya yang terdalam. Kadang-kadang si
pengemudi menawari Anda makanan atau tempat menginap. Setelah bertahun-tahun,
saya masih berhubungan dengan sebagian dari mereka.
Belajarlah
untuk membaca situasi. Kalau si pengemudi menyalakan radio, artinya sebaiknya
Anda diam. Tapi kalau dia sangat anteng dan lelah setelah berjam-jam tanpa
henti berada di balik kemudi, cobalah untuk terus terjaga dan berbicara. Di
samping itu, tidak sopan meminta jeda. Anda berbagi ruang. Untuk sesaat, Anda
sedang dalam perjalanan bersama. Nikmatilah saat tersebut.
Kalau
kebetulan Anda memiliki jenis paspor yang tepat, melintasi perbatasan Uni Eropa
dan Amerika Serikat tidaklah begitu sulit. Tapi banyak negara mengadakan visa
berbayar. Sebelum kita menyampingkan batasan arbitrer ini, yang merupakan
buatan manusia, seorang pengembara tanpa uang mesti menentukan pilihan:
Haruskah saya mengkompromikan prinsip dan membayar untuk memasuki negara ini,
baikkah saya mencari cara untuk masuk secara ilegal, atau akankah saya
berpegang saja pada negara-negara yang tidak mengenakan biaya visa?
Kami telah menyilangi Amerika Tengah untuk beberapa waktu. Pacarku
tersayang sekaligus teman seperjalananku telah menjadi dompet eksternalku,
mengumpulkan koin di jalan dan menggunakannya untuk membayar ongkos kecil di
perbatasan. Sejauh ini, ia memastikan aku tidak usah khawatir soal melintasi
perbatasan. Kalau aku mengutarakan keraguan, ia menepisnya dengan mengatakan
kalimat seperti, “Enggak apa-apa. Lagian, aku kok yang menempel sama cowok
enggak punya uang!”
Tapi, sekarang ini kami berada di perbatasan Nikaragua dan koin dari jalan
tidak cukup. Petugas meminta kami membayar jumlah yang besar—dua kali 13
dolar—untuk memperoleh cap. Kami mengusahakan yang sebaik-baiknya dalam situasi
seperti ini: duduk bengong dan menanti kejadian selanjutnya. Ini berlangsung
selama dua jam.
Para penukar uang, bajingan-bajingan tamak yang dikenal suka mencurangi
para turis bodoh di perbatasan itu, mengamati diamnya kami dengan rasa
penasaran yang menjadi-jadi. Mereka menyadari bahwa kami telah melalui
perjalanan panjang untuk sampai kemari. Akhirnya salah seorang dari mereka
menghampiri kami. Ia punya pemecahan supaya kami bisa jalan. Mereka telah
mengumpulkan uang dan membayar para penjaga perbatasan sebelum kami sempat
berkata apa-apa. Kami mendapatkan cap yang berharga itu, begitu saja. Wow!
Sungguh tak terduga.
Para penukar uang itu tersenyum dan mengulurkan anggukan rendah hati ke
arah kami, seraya melambaikan tangan dengan riang dan mengucapkan selamat
jalan. Masih tidak bisa dipercaya! Sekutu yang mustahil! Satu lagi perbatasan
terlintasi.
Ada
peringatan bagi orang-orang yang berharap dapat melintasi perbatasan secara
ilegal. Saya sendiri tidak pernah melakukannya dan tidak menganjurkannya kepada
siapa-siapa. Di Uni Eropa, bepergian tanpa tanda pengenal yang patut dapat
berarti penjara. Bagi mereka, hippie-penebeng
merupakan imigran ilegal potensial yang harus dikurung—serta-merta dilupakan.
Karena
peringatan sudah disampaikan, sekarang terserah Anda cara apa yang hendak
digunakan untuk mengakali peraturan dan kebiasaan bodoh. Albert, yang kami
kenal di Barcelona, telah menjadikan lintas perbatasan tanpa uang sebagai
sebentuk seni:
“Melintasi perbatasan tanpa uang dapat selalu
dilakukan, dengan keuletan. Percayalah; saya telah melakukan hampir segala hal
yang dapat dibayangkan. Saya berteman dengan para penjaga perbatasan,
menyembunyikan diri di sela bawaan sopir atau di kompartemen kargo truk,
melintas gurun dan memanjat gunung untuk menghindari pintu masuk perbatasan
yang resmi.
“Ada sebagian kenangan melintas yang saya senangi. Pada 2008 saya berusaha
mencapai Mauritania. Saya harus menunggu di gurun selama lima hari, nyaris
tanpa makanan, hingga petugas
menyadari saya mungkin akan terus menjengkelkan dia selamanya jika ia tidak
membiarkan saya lewat. Akhirnya ia berkenan membuat coretan di paspor saya yang
secara ajaib membolehkan saya melintas ke negara berikutnya.
“Aturan paling penting yang kemudian saya pahami ialah jangan berharap
empati dari para petugas perbatasan. Boleh jadi banyaknya kesulitan birokratis
telah mengeraskan hati mereka. Cara paling andal untuk melintasi perbatasan
tanpa uang ialah untuk menyadarkan para petugas bahwa mereka telah beramal baik
dengan membiarkan Anda lewat. Belakangan ini, pendekatan saya biasanya dengan
mendatangi perbatasan persis ketika visa yang sekarang akan habis. Begitu tiba
di perbatasan, saya berusaha menjelaskan tiga fakta seterus terang mungkin:
A. Ini bukan kali
pertama saya. Saya telah bepergian tanpa uang ke puluhan negara. Saya baik-baik
saja dan bahagia. Lihatlah catatan saya. Saya
tidak akan menyusahkan Anda jika dibiarkan lewat.
B. Saya benar-benar
tidak ada cara lain untuk kembali. Visa terakhir saya sudah kedaluwarsa. Mereka
tidak akan membiarkan saya masuk lagi ke negara yang baru saya tinggalkan, dan
bagaimanapun juga saya tidak ada cara untuk mendapatkan uang. Kalau Anda tidak
membiarkan saya masuk ke negara Anda, saya akan berkemah di perbatasan ini
hingga Anda berubah pikiran atau petugas atasan Anda mulai bertanya-tanya
kenapa ada bocah Eropa tak berdaya tinggal di perbatasan Suriah--tempat yang
semestinya dijaga tertib.
C. Saya tahu Anda bisa
merepatriasi saya. Tidak apa-apa. Lakukanlah jika Anda mau, tapi kita sama-sama
tahu itu berarti akan menambah banyak perhatian dan pekerjaan yang tak
seperlunya. Mengertilah, sebelum Anda telah ada banyak petugas lain yang
menghadapi penentuan ini, dan pada akhirnya mereka cuma mengoperkan bola pada
Anda. Kenapa tidak berbuat yang sama, supaya saya bisa menyusahkan petugas di
negara berikutnya?
“Bagaimanapun gigihnya usaha Anda untuk memancarkan kepercayaan diri dan
menunjukkan kebosanan, kemungkinan mereka menghendaki Anda berkemah barang satu-dua
hari. Itu bagian standar dari prosesnya, tapi, bahkan pada kasus yang terburuk,
pada hari ketiga semestinya ketetapan mereka telah cukup lunak sehingga
membiarkan Anda lewat. Selama Anda terus mengusik mereka berulang-ulang,
berusaha untuk berbicara kepada petugas yang berbeda-beda, dan memperbincangkan
situasi Anda dengan sebanyak mungkin orang, mereka lantas akan cukup gelisah
untuk membiarkan Anda lewat, supaya mereka terhindar dari lebih banyak masalah.
“Tentu lebih baik meloncati proses menjemukan ini sama sekali. Selalu
lebih nyaman untuk memecahkan masalah lewat empati dan komunikasi daripada
dengan sengaja menjengkelkan orang. Tapi bagus juga mengetahui perbatasan dapat
dilintasi. Sebagai orang Barat, kita bisa pergi ke mana saja, selama punya
kesabaran dan tidak ada urusan mendesak selama dua-tiga hari ke depan.”
Ada satu
lagi bentuk menebeng yang patut disebutkan, walaupun saya sendiri tidak punya
kesabaran untuk melakukannya: menebeng kapal. Mendapat tumpangan di perahu
layar pribadi atau kapal motor memerlukan waktu, keberuntungan, serta perangai
yang baik. Pengalaman berlayar tentu saja merupakan nilai tambah. Yang
terakhir, meskipun berisiko terdengar seksis, ada baiknya jika Anda mewakili
gender yang lebih cantik. Penampilan penting dalam olahraga ini. Maksud saya
bukannya para kapten mencari budak seks di kapal. Mereka hanya cenderung lebih menerima
permintaan dari wanita-wanita menarik. Dan ini bukan sekadar soal kejiwaan
manusia gua. Bahkan keluarga-keluarga yang tinggal di kapal pun lebih cenderung
pada wanita lajang.
Ada
baiknya juga mengetahui kapan angin bertiup ke arah yang tepat supaya Anda bisa
memilih waktu yang pas untuk mencapai marina. Selain itu, kapal kemungkinan
berdiam di marina selama berminggu-minggu lalu serentak pergi ketika jendela
kesempatan terbuka.[10] Internet dapat
digunakan untuk mengiklankan diri Anda sebagai anggota kru dan mencari kapal
yang cocok yang sedang mencari kelasi, koki, atau bantuan lain. Tapi,
kebanyakan situs berjalan dengan model freemium
di mana bagian gratisnya sebagian besar sia-sia.[11]
Yang saya
alami, menebeng kapal itu buang-buang waktu saja. Kita harus menjelajahi
marina, mengenal para kapten dan krunya, meminta tips, dan siap menerima kabar
buruk, serta menghadapi hilangnya kesempatan satu demi satu. Hebat, bukan?
Tentu kita bisa mencoba meningkatkan kesempatan dengan menempelkan iklan “Kru
Tersedia” pada papan pengumuman dan menyerahkannya kepada
orang-orang yang kita temui. Hanya saja jangan mengharapkan tanggapan positif,
betapapun menariknya bahasa dan mengilapnya kertas iklan yang kita gunakan.
Di
sebagian marina ada saluran radio gelombang pendek tempat para anggota kru
bertukar kabar terbaru, membicarakan keadaan angin, dan bergosip soal kehidupan
pribadi Kapten Jacobson. Satu-dua kali seminggu kemungkinan ada transmisi yang
sedikit lebih tertata membawakan agenda yang sebenarnya. Kalau Anda bisa menjadi
bagian dari itu, Anda bisa langsung melontarkan pidato “I Have a Dream” dalam versi nautika.
Menebeng
kapal, terutama di tempat-tempat liburan seperti Kepulauan Canaria, luar biasa
populer dan Anda bukan satu-satunya yang berjaja demi tumpangan gratis. Ide
fantastis bekerja di kapal angkutan untuk dibarter dengan tumpangan merupakan
mitos dari 1970-an. Sekarang ini, kecuali Anda profesional terlatih, Anda mesti
membayar mahal untuk pengalaman tersebut. Kalau Anda memang punya gelar, izin
kerja, dan pengalaman, maka ceritanya akan lain. Kalau tidak, lupakan saja.
Jadi,
peringatan sudah diberikan. Menebeng kapal tidaklah gampang. Meski begitu,
terlepas dari segala keluhan ini, mesti saya akui bahwa saya berhasil
mendapatkan beberapa tumpangan singkat di kapal. Ketika usaha itu berhasil,
pengalamannya cukup seru. Kami pernah bepergian selama 25 menit dari Tallinn ke
Helsinki dengan kapal motor yang luar biasa mahal. Kami menyesap koktail,
mengobrol dengan kru, dan tiba di marina pulau benteng Suomenlinna, diantar
oleh penjaga pantai. Cukup enak dibandingkan dengan 2-3 jam dalam feri yang
sesak, bukan?
Soal
menebeng kapal jarak jauh, tidak usah ajak saya! Kalau Anda masih merasa ingin,
tempat yang bagus untuk mencoba dan meninggalkan musim dingin Eropa yang
mendekat ialah pantai Portugis pada akhir musim panas, atau Gibraltar
sesudahnya. Seperti yang sudah dikatakan, Kepulauan Canaria
jelas-jelas pusat keramaian pada Oktober-November. Lihat saja! Kalau tidak ada
tempat lain, bergaullah dengan gerombolan pelaut aspiran lainnya yang
sepikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar