Cerita ini tentang seorang paman bernama Sandy,
Yang sangat menyukai kameranya,
sehingga ia selalu membawanya ke sana kemari.
Mari mundur ke masa Paman Sandy
masih seorang bocah,
Tidak seperti anak-anak yang lain,
Tersesat dalam buku-buku yang bercerita tentang
makhluk-makhluk janggal,
Bahkan di kelas, ia tidak mendengarkan guru-gurunya.
Seiring dengan berlalunya masa,
Paman Sandy menjadi fotografer satwa liar,
Paman Sandy tidak mau bekerja di kantor besar,
Ia ingin memotret ular,
buaya dan kura-kura.
Maka ia memutuskan untuk meninggalkan
keluarga dan teman-temannya,
Dan berangkat ke hutan dengan mendamba kebebasan.
Pada ekspedisinya yang pertama ke Pegunungan Ghat
Barat,
Ia berjumpa seekor kucing misterius untuk pertama
kalinya.
Sejak itu, Paman Sandy melacak jejaknya,
Maka ia memutuskan untuk mengunjungi Pegunungan Ghat Barat lagi,
Melewati jalannya yang berkeluk-keluk demi mencari si
kucing.
Kucing di pegunungan ghat!
Rencananya adalah bertanya kepada hewan-hewan di
sepanjang jalan,
Untuk mendapat petunjuk mengenai kucing yang dicarinya
Ia memulai perjalanannya
di kaki perbukitan ghat,
Karena matahari musim panas begitu terik,
Paman Sandy perlu memakai topi.
“Ayo cari mata air,” ia berkata kepada dirinya,
Dan tebaklah siapa yang dia jumpa,
Raja kucing sendiri, Tuan Macan untuk disapa.
“Oh macan perkasa,” ucap Paman Sandy, “adakah kau lihat
seekor kucing?
Ia bertubuh panjang, lincah dan sewarna dengan topiku
ini.”
Si macan tidak banyak kata,
Fiuh! Nyaris saja, pikir si paman,
Tepat ketika tetes hujan besar-besar membasahi
tubuhnya.
Bersama hujan itu, muncul sekumpulan rayap,
Hujan di Pegunungan Ghat Barat
turun bak air jeram,
Air jeram menjadi sungai dan
dengan begitu ada air untuk kita semua.
Maka, kalau kita membutuhkan air untuk melepas dahaga,
Yang ditemui Paman Sandy sesudahnya membuat dia girang
bukan kepalang,
Ada keluarga gajah sedang mandi di telaga, hurraa!
Mereka sedang menikmati betul
hujan menjelang monsun,
Ada yang menendangi rumput,
yang lain saling unjuk.
“Permisi semuanya,” kata Paman Sandy, sambil
melambaikan topinya,
“Tidak, tidak, tidak,” suara mereka berpadu.
“Kami belum pernah melihat dia di sekitar sini,
sungguh.”
Segera saja Paman Sandy berada di dalam hutan hujan,
“Level dua Pegunungan Ghat Barat,” ia berdendang.
“Guk!” menembus lebatnya hutan terdengarlah sahut.
Di atas pepohonan sedang mengunyah nangka,
Ia melihat seekor monyet berwajah singa, garang.
Ia tahu, itu Makaka Ekor Singa,
Ia sudah pernah melihatnya di ensiklopedia hewan, haha!
“Maukah kau membantuku menemukan seekor kucing
abu-abu?” tanya Paman Sandy.
“Jalan lurus terus lewat hutan hijau yang tinggi itu
Sampai kau temukan pohon dengan sarang lebah yang
sangat besar.”
“Di bawah pohon itu tinggal seekor katak yang amat
langka.
Ia hidup di bawah tanah, bersembunyi dari terik
matahari.”
“Ia seekor katak yang cerdas, katanya,
Mengetahui seluruh rimba luar dalam atas bawah.”
Paman Sandy sangat bersemangat mencari katak itu.
Kiri, kanan, kiri, kanan, Paman Sandy melaju,
Berjalan melewati sebaris pepohonan yang melengkung.
Kemudian ia melihat sebuah pohon yang sangat jangkung
“Krok krok krok,” suara seekor katak,
Namun karena kabut Paman Sandy tidak dapat melihatnya.
“Oh kau orangnya
yang datang mencari seekor kucing,
aku mendengar tentang kau dari seekor kelelawar kecil
yang cerdik.”
Ujar Paman Sandy, “Tolong maukah kau memberitahuku di
mana kucing ini?
Katak itu berwarna ungu,
Ia hanya ada satu-satunya di India,
Nasika batracus.
Katak itu memberi tahu Paman Sandy bahwa ia pernah
bertemu seorang anggota suku,
Yang mengetahui tempat tinggal kucing itu, dan dapat
memandunya.
Paman Sandy mengangguk, masih terkejut,
Selagi berjalan lebih jauh memasuki hutan yang begitu
lebatnya,
Segera saja ia melihat pohon-pohon mulai jarang.
“Orang-orang menebangi pohon,” ucapnya, ”untuk membuat
berbagai produk yang sangat murah,
Dan kasihan hewan-hewan, mereka tidak lagi punya tempat
untuk lelap.”
“Lihatlah, hutan ini adalah rumah mereka,
selayaknya rumah kita di kota.”
Sedih dan berkecil hati karena keadaan itu,
“Tolonglah lindungi hutan ini, ya Tuhan,
selamatkanlah mereka sehingga para hewan dapat hidup
tenteram.”
Sembari berkata begitu, ia terus berjalan,
padang rumput di ketinggian menanti,
Dan di situlah dapat ia temukan,
Tempat paling terpencil di seluruh Pegunungan Ghat
Barat,
Padang rumput yang begitu hijau, Paman Sandy pun
duduklah.
Sembari memandang keajaiban yang tercipta
serta keindahan tempat ini,
Ia merasa tempat ini sungguh suatu negeri dongeng
miliknya sendiri.
Puk ada yang menepuk punggungnya.
“Siapa gerangan dirimu, Tuan?” Paman Sandy ditanyai.
“Aku anggota suku yang tidak ayal lagi tinggal di
sini.”
“Oh tapi tuan, maukah kau berbaik hati
Menjawab satu pertanyaan yang ada di benakku ini?
“Di manakah dapat kutemukan kucing istimewa yang
kucari?
“Apa yang kau maksud itu Pogeyan?”
tanya si anggota suku. Paman Sandy tidak yakin dengan
yang ia maksudkan.
“Kucing yang datang dan pergi seumpama halimun,
Apa kau mengacu pada keberadaan kucing yang sulit
ditangkap itu?”
Paman Sandy mengiyakan, “Ya Tuan, yang itu.”
Saking gembiranya, bisa-bisa ia menabuh tambur dan
bersenandung.
“Aha!” sahut si anggota suku sambil menunjuk kepada
pegunungan yang lebih atas,
Paman Sandy merasa luar biasa girang.
Ia jempalitan sehingga si anggota suku kebingungan.
Paman Sandy bersiul-siul sendiri, dan memanjat
Saat ia melihat dua kambing jantan Nilgiri Tahrs sedang
beradu kepala.
Mengamati betapa baik mereka beradaptasi dengan daerah
itu,
Pastinya ia dapat menemukan kucing itu entah di mana di
sekitarnya,
Paman Sandy memutuskan untuk memasang kamera jebak di
mana-mana.
Kemudian ia tidur nyenyak malamnya
Di bawah langit terbuka yang bekerlap-kerlip, di bukit
kecil yang terjal.
Ketika ia bangun, ia belari ke kamera jebak miliknya
dan memeriksa.
Ya, ya, ya, ada gambar kucingnya!!
Kucing itu terlihat sama dengan yang sepuluh tahun
silam,
Paman Sandy gembira, ha ha ha!
Saat itulah ia merasa
ada ular kecil merayap di atas kakinya.
Ia terkejut, dan menyadari ia baru saja bermimpi dalam
tidurnya.
Paman Sandy berdoa supaya mimpinya menjadi nyata
Kucing di Pegunungan Ghat adalah kisah ganjil tentang Paman Sandy yang pergi mencari kucing misterius di Pegunungan Ghat Barat. Cerita ini terinspirasi dari ekspedisi nyata oleh Sandesh Kadur, Penjelajah Baru National Geographic, pembuat film tentang kehidupan liar serta fotografer konservasi.
Tujuannya adalah menginspirasi orang-orang agar melindungi dan menghargai yang tersisa dari rimba belantara kita. Ia masih mencari si kucing Pogeyan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar