Aku dan teman-temanku mengadakan Hari Tanpa Belanja di
Berlin. Ruang komunitas yang nyaman itu penuh sama sekali. Sekitar tujuh puluh
orang berjejalan bak sarden di kaleng, menyantap makanan hasil memulung dari bak sampah,
mendengarkan ceramah inspiratif, menonton Taste
the Waste[1],
serta membicarakan tentang pentingnya topik ini.
Salah seorang pembicara tamu menganjurkan
cara belanja baru. Ia petani organik yang menjalankan sistem Pertanian Bersangga
Komunitas (Community-Supported
Agriculture/CSA). Jaringan sejawat ini menyediakan makanan bagi sekitar
tiga ratus penduduk Berlin, semuanya bersumber dari satu pertanian. Ia membicarakan
tentang realita pertanian dewasa ini yang mengejutkan. Di pertanian organik
paling ketat sekalipun cukup beberapa orang saja yang bekerja untuk memberi
makan ratusan orang. Bisa dimengerti, lingkaran CSA ini sangatlah populer.
Sayuran dari pertanian organik lebih lezat dan lebih murah daripada yang ada di
toko.
Petani tersebut ternyata sangat
berdedikasi pada misinya. Ia membicarakan tentang pertaniannya sebagai suatu
ekosistem tunggal yang saling berhubungan, di mana ia mendengarkan lahannya dan
memberi yang dibutuhkan. Ia mengusahakan campuran tanaman yang berimbang, serta
memperkaya lahan dengan membiarkan hewan merumput dan buang air seperlunya.
Mengagumkan!
Aku suka mengajukan ide-ide segar. Malah
sekarang pun aku mulai memikirkan cara untuk membantu pertanian dan jaringan
CSA itu supaya semakin baik. “Bagaimana kalau ada aplikasi daring supaya orang
lebih gampang untuk memilih pesanan?” aku mengusulkan.
“Kami
tidak menerima pesanan,” ia membetulkan. Setelah keheningan yang tidak
mengenakkan ia lanjut menjelaskan: “Anggota komunitas senang-senang saja
menerima produk apa saja dari lahan kami.”
Pipiku memerah begitu menyadari bahwa aku
terbiasa berpikir bahwa orang semestinya bisa memilih yang hendak mereka makan.
Tidak dalam model seperti ini. Petani mengirimkan sayuran seminggu sekali ke
pusat-pusat penyaluran yang ada di seluruh penjuru Berlin. Pusat-pusat ini
diurus oleh para anggota yang menampung kotak-kotak dari lahan pertanian.
Orang-orang mensyukuri apa pun yang ada di kotak itu.
Bahkan sekalipun kita tidak berhenti
mengonsumsi sama sekali, barangkali ini waktunya untuk memikirkan ulang
kebiasaan konsumsi kita. Mendukung penanam setempat dalam upaya pertanian
organik musiman mereka merupakan satu perubahan kebiasaan kecil. Hal ini
berdampak pada kelentingan lokal, kelestarian, serta hubungan sosial.
Tips untuk mengakses air dan makanan secara cuma-cuma:
Secuil: Eliksir Kehidupan
Sejumput: Berbagi Kelimpahan
Sebanyak-banyaknya: Selamatkan yang Tersisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar