Keesokan paginya aku
memikirkannya secara berhati-hati. Kedengarannya seperti yang Yamazaki habis
ditolak cewek. Sebagai tanggapannya, ia mabuk-mabukan karena putus asa dan
memutuskan, “Persetan wanita betulan—aku punya gim erotis!” Setidaknya,
kemungkinan itu menjelaskan penyebabnya.
Tapi, kalau begitu ceritanya, dia tidak harus sampai begini untuk berbagi
pengalaman memalukannya denganku. Dia tidak perlu mengumumkan bahwa dia ini lolicon akut. Walaupun sudah memagari
pengakuannya dengan teori yang agak sulit dipahami, pada akhirnya tetaplah dia
itu lolicon yang suka gim erotis. Dia
berbahaya. Atau, setidak-tidaknya, Yamazaki berbahaya lebih daripada yang
pernah kubayangkan.
Ketika aku memasukkan CD yang ditinggalkannya semalam ke dalam komputerku,
aku ketakutan dengan isinya. Ini tidak bagus; ini terlalu berbahaya. CD-R 700
MB ini telah dijejali dengan gambar-gambar JPEG. Semuanya gambar foto—potret
seorang gadis yang kelihatannya berusia tahun-tahun terakhir SD. Parahnya, ia
sama sekali telanjang. Singkatnya, ini foto-foto bugil.
Dengan waspada, aku menutup gorden-gorden kamarku. Hukum pornografi anak
baru-baru ini menjadikan CD ini terlalu berbahaya. Walaupun tidak bersalah,
bisa-bisa aku masuk penjara, semua gara-gara Yamazaki. Apa-apaan yang
dipikirkannya ini? Cukup dengan CG
sajalah, sialan! Ingin aku mencaci-maki dia, tapi dia ada di Institut
Animasi Yoyogi.
Dipertontonkan komputer lima belas inciku, si gadis bugil itu tersenyum
riang.
Dadaku nyeri, dan napasku sesak. Sembari memegangi kepala, kuputuskan
untuk menjelajahi semua isi CD, untuk kali ini saja. Selagi melakukannya, aku
menemukan seberkas teks, yang kubuka di text
editor. Itu pesan dari Yamazaki.
“Yah, bagaimana
menurutmu, Satou? Kamu cukup ketakutan, iya kan? Ingat, untuk membuat gim
erotis berkualitas tinggi, kamu perlu referensi dari dunia nyata. Mohon supaya
gambar-gambar betulan ini mengisi imajinasimu. Ini buku foto Rika Nishimura.
Dia dikenal sebagai harta karun terbesar dalam dunia lolicon. Karena ini semua bukan gambar eksplisit, kamu santai saja.
Oke kalau begitu, mari kita membuat gim erotis yang hebat dengan senyum Rika!”
Bajingan itu! Aku bergetar oleh
amarah. Satu hal saja, kapan aku setuju membuat gim erotis bergaya Lolita? Oh, ayolah, jangan desakkan seleramu
kepadaku.
Hm. Baru terlintas
padaku saat aku mempertimbangkannya secara lebih saksama—mungkinkah ia mau
mengubah aku!?
Kemungkinan lain soal pada masanya Genji Hikari; tapi pada zaman modern ini, masyarakat menganggap
lolicon itu penyimpangan yang mesti
dibinasakan. Karena itu, mestilah sangat sulit menemukan orang-orang dengan
minat yang sama. Pastilah itu sebabnya Yamazaki berencana untuk menjadikan aku
partnernya dalam menciptakan sebuah gim erotis, agar menjadi teman lolicon-nya.
Tidak, kecurigaanku ini, sederhananya, tidak lebih daripada sekadar
tebakan polos, dan mungkin saja dia benar-benar ingin membuat gim erotis
berkualitas tinggi. Lagi pula, dalam arena gim erotis sekarang ini, gim dengan
tokoh utama anak perempuan kecil cukup lazim. Malah, bisa dikatakan bahwa
karakter-karakter tipe Lolita begini secara langsung melambangkan sakitnya
genre media ini.
Dengan berpikir begitu, deskripsi lain untuk gim erotis adalah dengan
menyebutnya gim bishoujo. Bukan gim
“wanita cantik”, melainkan gim “gadis cantik”. Kurasa di sini tersembunyi suatu
kaitan mendalam akan masalah ini.
Apa yang akan terjadi pada Jepang, bila
gim bishoujo ini membentuk pasar yang
sangat besar? Sembari berlagak memikirkan persoalan sosial yang agung ini,
aku memaksakan diri untuk berhenti khawatir. Lantas, segan-segan aku memuatkan
koleksi foto Rika Nishimura pada layar komputerku.
Beberapa detik
berlalu.
Aku menggigil …. Rika
Nishimura sebenarnya manis juga.
“Eng—enggak, enggak!
Aku cuma galau sesaat!” Dalam apartemen satu kamar, enam-tatami, yang suram ini,
teriakanku bergaung hampa. Dan Rika tersenyum padaku dengan senyum polosnya,
memamerkan tulang-tulang rusuknya yang menonjol, tubuhnya yang lentur tiada
habis.
Aku mendeguk dan
mengeklik tetikus dengan jemari bergetar. Gambar selanjutnya terpajang di
monitor. Oh, Rika ….
Ini salah! Aku mengangkat
kepala dan, dengan segenap kekuatan tubuhku, membenturkannya ke dinding.
Suaranya berdentum. Air mata berjatuhan dari mataku. Sakit. Tapi Rika masih
tersenyum …. Oh, Rika.
Enggak, enggak!
Aku cepat-cepat membuka Internet Explorer. Benar! Masalahnya Rika sendiri
yang terlalu manis; bukan berarti aku lolicon
atau apalah. Kebetulan saja aku
terpengaruh oleh kecantikannya, tapi aku masih normal. Untuk
membuktikannya, aku harus mencari gambar Lolita lainnya di internet. Jelas
gambar Lolita selain Rika tidak bakal menggairahkanku, setidaknya.
Tapi, berkat hukum pornografi anak yang baru, jauh lebih sulit menemukan
gambar Lolita di Internet daripada yang diperkirakan. Aku mencoba memindai
hasil yang ada, tapi yang kutemukan hanya situs-situs palsu yang menggunakan
nomor telepon luar negeri.
Tapi terkutuklah aku kalau ada yang meragukan kecakapan berselancarku di
dunia maya. Aku ini veteran, dengan empat tahun koneksi Internet yang intensif.
Untuk mendapatkan data berharga, paling baik berkeliling di forum-forum.
Beginilah hukum dunia kawat. Kuputuskan untuk memulai dengan mesin pencarian bergaya-bot untuk meninjau forum-forum info
gambar porno.
Apaan ini? Ribuan
halaman hasil …. Bahkan setelah memperbaiki kunci pencarianku, hasilnya masih
beratus-ratus. Ada terlalu banyak.
Sementara, aku mencoba membuka halaman yang pertama. Seketika, dengan
kekuatan mengerikan, jendela peramban yang tampaknya tak akan ada habisnya pada
membuka sendiri.
“Sialan! Jebakan!” serapahku. Ini serangan membuka-peramban-berlipat-ganda
itu, menggunakan JavaScript, kerap kali ada pada halaman berbayar. Biar begitu,
aku tidak tersentak. Paham! Tidak kuat
pakai Internet Explorer.
Untuk kejadian begini,
aku perlu ganti ke peramban tab. Peramban unggul begini memungkinkan aku untuk melihat beberapa halaman
sekaligus, dalam satu jendela. Aku pun mengunduh Donut, peramban yang banyak
dianggap sebagai yang paling stabil di antara peramban tab lain, dan membukanya segera. Oh! Berselancar jadi begitu mudah! Pada
kecepatan ini, aku akan segera menemukan halaman yang kucari.
Aku membuka
sebanyak-banyaknya halaman secara serentak yang dimungkinkan oleh daya
komputerku dan menelusuri semuanya. Gambar
Lolita, gambar Lolita …. Di tab-tab baru, aku membuka semua halaman yang
bertaut ke forum-forum, lantas mengeklik tautan-tautan selanjutnya dari
halaman-halaman awal, dan memeriksa semuanya, atas ke bawah. Aku mencari forum porno
jalur bawah tanah.
Jangan terkecoh oleh halaman berbayar! Hati-hati
dengan fail berekstensi .exe! Ganyang iklan-iklan menjengkelkan dengan
perangkat lunak pemblokir pop-up!
Jarum-jarum pada jamku bergerak maju. Di luar jendela, hari sudah malam.
Pancaran putih-biru dari monitorku merupakan satu-satunya cahaya di apartemen
satu kamar enam-tatamiku. Bahkan menyalakan lampu neon akan buang-buang waktu saja. Kecepatan mengetikku yang menakjubkan setingkat-Dewa menyerbu Internet
yang terbuka-lebar disertai intuisi liar! Takutilah kecakapan bertetikusku yang
secepat-cahaya!
Aku binatang buas tak terjinakkan!
Aku serigala!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar