Jiwa anakku sedang menerbangkan layang-layang. Layang-layang bergantung pada angin supaya terangkat. Aku bisa saja berlari, berlari, dan berlari tapi tidak kunjung berhasil meaikkan layang-layangku. Namun hanya dengan satu embusan angin, wuuus, naiklah ia.
Sekarang dengan pengalaman menerbangkan layang-layang, aku tidak pernah membuang waktu berlari berputar-putar pada hari-hari tanpa angin. Aku duduk saja dengan kalem, menikmati ketenangan. Saat aku merasakan udara mulai bergerak, aku siap. Aku mengulurkan benang dan layanganku pun memanjat makin tinggi, sampai hampir lenyap dari pandangan. Aku bermain dengan keseimbangan: jika aku biarkan benangnya kendur, layangan akan terbang menjauh selamanya. Jika aku menarik terlalu keras, layangan akan berguling-guling jatuh ke tanah. Jika aku menjaga keregangan benang, layangan dapat membubung tinggi, meluncur luwes, dan memutar lingkar sampai aku menurunkannya.
Anak batinku secara alamiah mengetahui keseimbangan antara menahan dan membiarkan. Aku tahu aku perlu mempelajari keduanya untuk memiliki hubungan intim yang sehat. Hari ini aku akan mengingat rasanya menerbangkan layang-layang. Aku akan menghormati kearifan anak batinku.
dari Affirmations for the Inner
Child oleh Rokelle Lerner (Health Communications, Inc., Deerfield
Beach, Florida, 1990)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar