Hadjar melahirkan tujuh anak. Aga Akbar yang termuda, ia
lahir tuli dan bisu.
Hadjar pun mengetahuinya sejak bulan pertama. Hadjar melihat Aga Akbar
tidak bereaksi. Namun Hadjar tidak mau memercayainya. Hadjar tidak pernah
meninggalkan Aga Akbar sendirian, dan tidak seorang pun dibolehkannya bersama
Aga Akbar lama-lama. Selama enam bulan, demikianlah Hadjar.
Semua orang tahu anak itu tuli, tetapi tidak seorang pun
boleh membicarakannya. Hingga, akhirnya, Kazem Khan, abang tertua Hadjar,
merasa sudah waktunya untuk terlibat.
Kazem Khan seorang manusia bebas yang kebiasaannya berkelana
melalui gunung-gunung di atas punggung kuda. Ia seorang penyair yang hidup sendirian di sebuah
bukit di luar desa, tetapi selalu ada perempuan menyertainya. Dalam penerangan
jendelanya, penduduk desa melihat perempuan yang berbeda-beda setiap kali.
Tidak seorang pun tahu apa pekerjaannya, atau ke mana perginya dengan kudanya.