Selamat Datang

Blog ini dibuat untuk menjadi tempat berbagi proses belajar saya dalam penulisan karya kreatif sekalian pemahaman bahasa asing, yaitu dengan menerjemahkan. Hasil terjemahan dalam blog ini semata untuk kepentingan belajar dan tidak dikomersialkan. Terima kasih sudah berkunjung.

Pengarang/Penerjemah

Agus Kurniawan (1) Aimee Bender (2) Alan Gratz (1) Alberto Manguel (1) Alejandro Zambra (1) Alex Patterson (1) Alexa Firat (1) Alexandre Najjar (1) Alice Guthrie (1) Alice Walker (1) Aliza Shevrin (1) Ambika Rao (1) Ambrose Bierce (1) Amelia Gray (1) Amy Hempel (1) Anders Widmark (2) Andrea G. Labinger (1) Ann Beattie (1) Anna Sophie Gross (1) Anne McLean (1) Aoi Matsushima (1) Bel Kaufman (1) Brandon Geist (4) Catherine Rose Torres (1) César Aira (1) Charlotte-Arrisoa Rafenomanjato (1) Chiba Mikio (1) Chimamanda Ngozi Adichie (1) Chris Andrews (1) Christopher Moseley (1) Clark M. Zlotchew (6) Cynthia Ozick (1) David Herbert Lawrence (2) David Karashima (1) Dayeuh (2) Donald A. Yates (1) Dorothy Parker (1) Dorthe Nors (1) Ed Park (1) Elizabeth Harris (1) Estelle Gilson (1) Fernando Sorrentino (15) FiFadila (1) Fiona Barton (1) Francis Marion Crawford (2) Fumiko Enchi (1) Gabriel Gárcia Márquez (1) Giulio Mozzi (1) Grace Paley (1) Gregory Conti (1) Gregory Rabassa (1) Guillermo Fadanelli (1) Guillermo Martínez (1) Hari Kumar Nair (1) Haruki Murakami (24) Hector Hugh Munro (Saki) (2) Helena Maria Viramontes (1) Herbert Ernest Bates (1) Hitomi Yoshio (1) Ian MacDonald (1) Iris Maria Mielonen (1) Isaac Bashevis Singer (1) Italo Calvino (1) Jack Kerouac (2) Jacob dan Wilhelm Grimm (1) James Patterson (1) James Thurber (5) Jay Rubin (13) Jean Rhys (1) John Cheever (1) John Clare (1) John Updike (1) Jonas Karlsson (1) Jonathan Safran Foer (1) Jonathan Wright (1) Jorge Luis Borges (1) Juan José Millás (1) Julia Sherwood (1) K. S. Sivakumaran (1) Kalaivaathy Kaleel (1) Karunia Sylviany Sambas (1) Kate Chopin (1) Katherine Mansfield (1) Keiichiro Hirano (4) Kevin Canty (1) Khaled Hosseini (1) Khan Mohammad Sind (1) Kurahashi Yumiko (1) László Krasznahorkai (1) Laura Wyrick (27) Laurie Thompson (1) Laurie Wilson (1) Lawrence Venuti (1) Liliana Heker (1) Lindsey Akashi (27) Liza Dalby (1) Lorrie Moore (5) Louise George Kittaka (1) Lynne E. Riggs (1) Mahmud Marhun (1) Malika Moustadraf (1) Marek Vadas (1) Marina Harss (1) Mark Boyle (25) Mark Twain (2) Marshall Karp (1) Martin Aitken (1) Massimo Bontempelli (1) Megan McDowell (1) Megumi Fujino (1) Mehis Heinsaar (1) Michael Emmerich (1) Michele Aynesworth (3) Mieko Kawakami (1) Mihkel Mutt (1) Mildred Hernández (1) Mitsuyo Kakuta (1) Morgan Giles (1) Na’am al-Baz (1) Naoko Awa (1) Naomi Lindstrom (1) Norman Thomas di Giovanni (1) Novianita (1) O. Henry (1) Ottilie Mulzet (1) Pamela Taylor (1) Paul Murray (54) Paul O'Neill (1) Pere Calders (1) Peter Matthiessen (1) Peter Sherwood (1) Philip Gabriel (11) Polly Barton (1) Ralph McCarthy (1) Ramona Ausubel (1) Ray Bradbury (3) Raymond Carver (2) Raymond Chandler (2) Rhett A. Butler (1) Robert Coover (3) Rokelle Lerner (230) Ruqayyah Kareem (1) Ryu Murakami (1) Ryuichiro Utsumi (1) S. Yumiko Hulvey (1) Sam Malissa (1) Saud Alsanousi (1) Sebastiano Vassalli (1) Selina Hossain (1) Sergey Terentyevich Semyonov (1) Shabnam Nadiya (1) Sherwood Anderson (1) Shirin Nezammafi (1) Shun Medoruma (1) Sophie Lewis (1) Stephen Chbosky (10) Stephen Leacock (1) Susan Wilson (1) Tatsuhiko Takimoto (27) Thomas C. Meehan (2) Tobias Hecht (1) Tobias Wolff (1) Tomi Astikainen (40) Toni Morisson (1) Toshiya Kamei (2) Ursula K. Le Guin (1) Vina Maria Agustina (2) Virginia Woolf (1) W. H. Hudson (1) Wajahat Ali (1) Widya Suwarna (1) William Saroyan (1) William Somerset Maugham (1) Yu Miri (1)

Bongkar Arsip

Welcome to the N. H. K. Bab 02 Jihad Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Di Griya Mita [1] kamar 201, pintu yang memisahkan bagian dalam kamarku dari dunia luar kini tegak membuka. Aku dan wanita dengan misi k...

20211226

Lagu untuk Benzaiten (Catherine Rose Torres, 2012)

Musim sakura berlalu lebih cepat daripada biasanya saat musim semi aku tiba di Tokyo, begitulah yang dikatakan oleh kakak asuhku, Hiro. Ia bilang akulah yang mesti disalahkan. “Parah sekali kalau sampai hujan pada musim begini,” katanya, seraya menggeleng-geleng padaku. “Kita mesti cari nama yang lebih ceria buat kamu.” Maka namaku pun menjadi “Aya”, yang artinya “cerah” dalam bahasa Jepang. Bapak dan Ibu Nojima, orang tua asuhku, pasti lega dapat memanggilku dengan nama yang tidak semengusik nama asliku, “Rain”—hujan.

            Tiga hari setelah aku datang, Hiro terbang kembali ke California, di mana dia sedang belajar arsitektur di UCLA. Seolah-olah dia ada di sini sekadar untuk membaptisku dengan nama panggilan Jepang. “Jangan terlalu baik, ya?” katanya ketika naik ke mobil bersama ayahnya, yang akan mengantarkan dia ke Bandara Narita. “Bisa-bisa orang tuaku memutuskan untuk mengadopsimu dan mendepakku.”

20211219

Welcome to the N. H. K. Bab 10 Terjun Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Amarah menggelegak hebat di dalam diriku. Aku merasa seolah-olah dia sudah membodohiku. Dengan menekan perasaan itu dalam-dalam, aku berucap dengan nada selembut mungkin, “Nah, pulang, yuk! Di sini dingin!”

 “Aku enggak mau.”

Apa-apaan tuh enggak mau?! Dasar, ah sialan, berhentilah mengolok-olokku. Aku hampir saja mulai mencerca dia sekerasku; tapi entah bagaimana, aku bisa mengendalikan dorongan itu.

Aku berusaha mengingat-ingat buku yang pernah aku baca dulu sekali berjudul Psikologi Pencederaan Diri. Buku ini punya teori, “Mereka yang mencoba bunuh diri sebenarnya ingin diselamatkan. Mereka ingin ada orang yang mendengarkan apa yang mereka ingin katakan, maka berusahalah dan dengarkan mereka dengan sikap yang baik, sehalus mungkin, tanpa menyuarakan komentar negatif apa pun.”

20211212

Welcome to the N. H. K. Bab 10 Terjun Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Saat itu hampir Malam Tahun Baru. Suatu siang, aku berkeluyuran di depan rumah sakit besar di pinggir kota. Ke sinilah Misaki dibawa.

Sebelumnya pada pagi itu aku menuju ke kafe manga dekat stasiun dan mendapatkan informasi dari pamannya yang kelelahan.

“Bagaimanapun juga, saya menyesal.” Entah kenapa pamannya minta maaf padaku. “Kami kira dia baik-baik saja. Dia jauh lebih tenang sejak berhenti bersekolah, dan kelihatannya betul-betul bahagia belakangan ini. Jangan-jangan itu karena dia sudah merencanakan. Omong-omong, kok masnya bisa kenal Misaki?”

“Kami kurang lebih kenalan,” jawabku. Aku pun undur diri dari kafe manga itu dan langsung menuju ke rumah sakit, tetapi ….

Aku sudah menongkrong di halamannya selama hampir dua jam. Di antara para pengunjung serta pasien yang keluar untuk berjalan-jalan, aku melangkah mondar-mandir di jalur dari gerbang utama ke pintu masuk.

20211205

Welcome to the N. H. K. Bab 10 Terjun Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Musim panas berakhir. Aku telah menghabiskan biaya hidupku. Aku sudah tidak punya uang lagi untuk beli makanan, sehingga aku memutuskan untuk mencoba tidur saja untuk menghemat energi. Aku akan terjaga selama lima jam, kemudian aku tidur lagi selama lima belas jam. Aku mencoba hidup dengan jadwal begitu.

Selama tiga hari pertama, aku tidak ada masalah serius dengan berpuasa. Paling-paling, perutku sedikit sakit. Tapi, begitu hari keempat bergulir, yang bisa kupikirkan hanya makanan. Aku ingin makan ramen. Aku ingin makan kari dan nasi. Apa pun hasratku, tubuhku benar-benar menginginkan kalori. Kebutuhan ini mustahil diperangi.

Akhirnya, pada hari kelima berpuasa, aku keluar apartemen. Setelah menghabiskan beberapa ratus yenku yang terakhir untuk membeli kue serta majalah kerja paruh-waktu lagi, aku memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan kasar hari itu juga.

20211128

Rich Without Money - Kebergunaan yang Utama: Menjadi Kreator (Tomi Astikainen, 2016)

 

Lihatlah ke dalam diri. Rasakan. Dengarkan. Dapatkah Anda mendengar suara seorang kreator, seniman di dalam diri Anda? Ketika Anda mengambil waktu sejenak dari kehidupan Anda sehari-hari, Anda membebaskan ruang untuk kreativitas. Setiap orang punya suatu bakat, kapasitas untuk menciptakan sesuatu yang unik.
Entahkah Anda ingin membuat jambangan tanah liat, lukisan, film, atau musik—apa pun instrumen pilihan Anda: laptop, tubuh Anda, sistem suara, drum, kuas, kamera—menyalakan kembali kreativitas Anda mendatangkan kegembiraan dan arti pada kehidupan, bagi diri Anda dan juga orang lain.
Maka, ketika Anda sudah menyediakan waktu, jangan sungkan untuk mencoba berbagai hal baru: berdansa, teater improvisasi, komedi tunggal, sirkus, menulis, mendongeng, kerajinan tangan, puisi panggung, menggambar dengan kapur pada aspal, atau apa pun yang memikat Anda. Seseorang mungkin saja lebih suka capoeira, sedangkan yang lain membuat patung dari malam. Keduanya sama-sama cara yang bernilai untuk pengungkapan-diri. Kalau inspirasi tidak menyambar seketika, bentengi diri Anda di ruang bawah tanah dan dengarkan rekaman piringan hitam. Sesaplah anggur. Atau pergilah seminggu jalan-jalan di alam liar. Luangkan waktu bagi diri Anda sendiri. Tapi bersiaplah! Begitu inspirasi datang, tidak ada yang dapat menghentikan Anda. Jawablah panggilan si kreator dari dalam diri.

20211121

Rich Without Money - Buruh Cinta: Bersukarela Kerja tanpa Dibayar (Tomi Astikainen, 2016)


Dulu saya jatuh cinta pada gagasan ekonomi kasih, tanpa sekalipun tahu tentang istilah itu. Pada waktu itu, saya menonton sebuah film berjudul Pay It Forward tentang seorang anak laki-laki yang mendapatkan sebuah gagasan untuk memperbaiki dunia. Ia memutuskan untuk menolong tiga orang yang membutuhkan uluran tangan, dan tidak mengharapkan balasan apa pun. Alih-alih, ia meminta tiap-tiap orang itu agar menolong tiga orang lainnya. Ini akan menciptakan efek bolah salju: perbuatan baik terus berlipat ganda dan memang dunia pun menjadi tempat yang sedikit lebih baik.
Si anak kecil ingin menolong sebab dia telah menerima pertolongan. Ini juga terjadi pada seorang anak kecil bernama Tomi Astikainen. Saya telah menerima begitu banyak bantuan dan dukungan dari orang-orang yang saya tidak punya pilihan selain membalaskannya kepada orang lainnya lagi. Dengan sikap ini, perbuatan baik pun berlipat ganda.

20211114

Rich Without Money - Kerja Bagus: Waktu Bebas untukmu (Tomi Astikainen, 2016)


Kita terbiasa bekerja demi uang, untuk mencurahkan segenap tenaga dalam pekerjaan kita, sehingga kemudian kita dapat memperoleh uang untuk menikmati waktu senggang. Sayangnya, kita tidak punya banyak waktu senggang yang tersisa. Kita lantas menghabiskan waktu kita untuk menghasilkan lebih banyak uang. Ini telah menciptakan suatu budaya lalu-kapan. Kita menunda hal-hal yang dapat memberikan makna dalam kehidupan kita. Daftar dalih lalu-kapan tidak ada habisnya: Aku mulai main biola ketika studiku selesai. Kita pergi ke Afrika ketika kita menikah. Kita menghabiskan lebih banyak waktu bersama ketika anak-anak sudah pada terbang dari sarang. Aku mengecat kapal ketika aku pensiun. Aku keluar dari rumah orang tua ketika ….
Hidup tidak mesti berupa sekadar rangkaian pencapaian. Entahkah Anda bekerja demi uang atau tanpa bayaran, selalu baik untuk bersantai sejenak. Tapi bagaimana mungkin orang bisa punya waktu lebih untuk bersantai? Mana yang mesti dipangkas jika segala yang ada dijadwal terasa penting? Dan bagaimana menghabiskan waktu luang yang tahu-tahu ada itu?

20211107

Rich Without Money - BALAS KEPADA ORANG LAIN (Tomi Astikainen, 2007)

Aku sedang berada di Panama, mempraktikkan keterampilan bertukangku yang hampir tidak ada. Aku telah menyetujui untuk merenovasi dinding, serambi, dan lantai sebuah pondok kecil yang digerogoti rayap, terbuat dari tripleks rapuh serta papan lapuk. Sudah begitu, aku membersihkan dan mendekorasi ulang ruangan yang telah mereka sediakan untuk diinapi. Jaring laba-laba keluar. Masuklah dapur sementara. Selesai!
Selagi bekerja sendirian, entah bagaimana aku mulai memikirkan coretan puisi-puisiku beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, puisi-puisi itu cuma menadah bintik-bintik debu virtual di laci daringku. Kukenang rumah singgah The Shell di London tempat aku mendapatkan perkenalan yang menghantam akan bentuk seni kata lisan yang memikat. Puisi panggung begitu sarat energi, menitikkan hasrat beserta dedikasi yang tak putus.
Aku pun mengecek di YouTube tentang puisi panggung Finlandia. Pertunjukan-pertunjukan yang ada bertahun-tahun cahaya jauhnya dari yang telah kualami. Kebanyakan membaca dari papan petunjuk, tampil dengan suara monoton yang membosankan. Sisi terangnya adalah sudah ada kancah untuk puisi panggung di Finlandia, benar-benar lonjakan. Aku tidak perlu lagi memperkenalkan sesuatu yang sama sekali baru di sana. Lantas kulihat puisiku sendiri. Entah apakah puisi-puisi ini lebih baik daripada yang baru saja kusaksikan. Aku ragu. Apakah puisi-puisi ini layak dipentaskan? Adakah yang akan memerhatikannya?

20211031

Rich Without Money - Selanjutnya: Berkontribusi kepada Masyarakat (Tomi Astikainen, 2019)

Orang sering kali menanyai saya, “Tidakkah kamu akan bekerja lagi?” Mereka menggunakan kata bekerja padahal yang mereka maksudkan adalah tugas yang dibayar. Keduanya hal yang sama sekali berbeda. Ada lebih dari cukup pekerjaan yang mesti ditunaikan di dunia ini, tapi jumlah tugas terbatas.
Motif lain apakah yang mungkin dimiliki seseorang untuk bekerja selain gaji semata? Mestikah jumlah cek gaji mendikte cara Anda dalam memilih untuk menggunakan waktu secara produktif? Bahkan mestikah kerja itu dibayar? Bagaimanakah jika pekerjaan itu sepenuhnya kontribusi sukarela dalam mengembangkan masyarakat? Maukah Anda melakukan yang sekarang ini Anda kerjakan untuk mencari nafkah jika Anda tidak dibayar?
“Bukan kerja namanya kalau rasanya enak,” teman saya pernah bilang. Walaupun ia mengucapkannya sembari mengedipkan sebelah mata, perkataan itu menggaungkan sentimen nyata. Sebagian orang cenderung berpikiran bahwa kerja itu mestilah sulit dan tidak menyenangkan, bagian kehidupan yang sama sekali terpisah, yang mana setelahnya Anda dapat rileks, menikmati waktu luang, dan bersenang-senang. Bagaimanakah jika seluruh hidup Anda seperti itu?

20211024

Rich Without Money - Kohesi Sempurna: Cintai Kesendirian Anda (Tomi Astikainen, 2016)


Aku sedang berada di Polandia, menangis. Pacarku baru saja memberitahuku bahwa dia tidak mau melanjutkan hubungan. Tanpa sadar, aku telah menjadi bajingan perengek. Aku telah memojokkan dia dengan berbagai tuntutanku. Tak ada pilihan bagi dia selain mencampakkanku. Aku mengemis padanya supaya tetap bersama aku tapi dia tidak mau menangguhkan keputusannya. Ia mengatakan bahwa ia terlalu mencintaiku: “Nantinya kamu akan semakin tersakiti dan aku enggak menginginkannya.”
Dia terlalu mencintaiku sehingga mencampakkanku? Awalnya terdengar tidak masuk akal. Air mata mengaliri pipiku dan aku merasa sengsara. Sekarang ini amatlah mudah untuk menumpahkan kesalahan pada pacar Italianya yang baru.
Kami menjalani hubungan terbuka yang secara salah kusebut poliamor. Kami sama-sama punya partner lain tapi aku selalu menganggap dia sebagai pacarku. Di sinilah letak masalahnya. Dia bukanlah milikku.

20211017

Rich Without Money - Kebersamaan Sejati: Keluarga Besar yang Sesungguhnya (Tomi Astikainen, 2016)


Biasanya orang tua kita sendirilah yang pertama-tama mempersoalkan pilihan hidup kita. Mereka telah belajar bahwa berpegang pada cara hidup yang “lumrah” merupakan jalan termudah. Mereka tidak bermaksud buruk saat mempersoalkan Anda. Mereka hanya menginginkan anak-anak mereka menjalani hidup yang mudah tanpa masalah. Ketidaktahuan itu menyenangkan.
Setidaknya dalam kebudayaan-kebudayaan yang lebih tradisional, anak-anak diharapkan menuruti perintah orang tua. Mempertanyakan nasihat orang tua tidaklah disukai. Bahkan anak-anak yang sudah dewasa pun memiliki tujuan untuk menyenangkan orang tuanya, entahkah secara sadar atau tidak sadar. Kalau Anda hanya ingin memenuhi pengharapan orang tua Anda, pada akhirnya Anda mengabaikan kebutuhan Anda sendiri dan berisiko kehilangan arah, diri sejati Anda.
Memang penting untuk menghormati ayah dan ibu—seperti yang dianjurkan Alkitab—tapi lain soal bila menaati mereka secara buta. Malah, “memutus tali pusar emosional” acap kali merupakan prasyarat bagi pertumbuhan pribadi seseorang. Biasanya, ini lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan.

20211010

Rich Without Money - Sedikit Rasa Memiliki: Berani Menonjol (Tomi Astikainen, 2016)


Asalkan Anda tidak berpura-pura menjadi siapa pun selain diri Anda, Anda akan diterima, terlepas dari kenyataan betapa aneh gaya hidup Anda. Lakukan yang dikatakan. Bersikap harmonis. Berani menonjol. Kalau ada orang yang tidak menyetujui pilihan yang Anda buat berdasarkan hati nurani Anda, boleh jadi Anda tidak perlu berteman dengan orang itu. Tidak apa-apa kok memilih siapa yang hendak Anda masukkan dalam kelompok pertemanan.
Pengembaraan Peace Pilgrim dengan berjalan kaki merupakan karya pelopor. Ia memilih jalannya dan tidak memedulikan pendapat orang lain tentang dia. Ia menceritakan perasaannya dalam menjadi berbeda:

“Di wilayah miskin, saya ditoleransi. Di wilayah kaya, ada lirikan-lirikan agak kaget, dan sebagian menghina. Selagi kita berjalan, di kedua sisi kita dipertunjukkan hal-hal yang dapat kita beli jika mau tetap dalam barisan yang teratur, hari demi hari, tahun demi tahun. Sebagian dari hal itu kurang lebih berguna, banyak juga yang sama sekali sampah—sebagian menyatakan keindahan, sebagian lagi sangat jelek. Ribuan hal dipajang—tapi hal yang paling berharga justru hilang. Kebebasan tidak dipampangkan, begitu juga dengan kesehatan, kebahagiaan, ataupun ketenteraman batin. Untuk memperolehnya, kawan-kawanku, kalian juga mungkin saja perlu untuk lepas dari barisan yang teratur ini dan mengambil risiko dipandang hina.”

20211003

Rich Without Money - HUBUNGAN YANG DIMILIKI TANPA UANG (Tomi Astikainen, 2007)

Kami mengadakan perjalanan akhir pekan ke sebuah pondok di hutan Nuuksio di Finlandia Selatan. Sebelumnya tempat ini sudah sering kukunjungi bersama teman-teman yang sama. Aku tahu acaranya akan sangat seru sebab teman-temanku ini sangatlah asyik. Kami semua suka bepergian sendiri-sendiri sehingga tidak begitu sering bertemu satu sama lain. Makanya perjalanan tahunan ke pondok yang itu lagi menjadi acara yang semakin memuaskan. Lebih lagi, menu akhir pekan ini menggiurkan. Kami suka makan dan minum dengan gaya.
Tapi, kali ini, aku tidak bisa ikut urunan. Kurang lebih aku sudah tahu tanggapan mereka, tapi merasa mesti menanyakannya lagi kalau-kalau ada yang tidak suka aku hadir di situ karena mencatut hidangan bersama. Mereka cuma tertawa dan berguyon, memastikan aku memahami betapa bodohnya pertanyaan itu. Mereka tidak memedulikan soal pilihan hidup yang kubuat ataupun keadaan finansialku. Mereka menginginkanku ikut bergabung sebab kami teman, teman sejati.

20210926

Just Wan-derful (Louise George Kittaka, 2012)

Kabar baik: Takeshi “Tak” Matsumoto kelas delapan baru saja mendapat peran utama untuk sebuah acara serial di TV nasional Jepang. Kabar buruk: pemain pendampingnya adalah seorang mas-mas yang pada waktu luangnya menjadi model kover novel percintaan, seorang mbak-mbak yang suaranya kayak Minnie Mouse pakai helium, serta seekor anjing berwarna ungu.

Catatan pribadi: Cari tahu apa kontrak yang ditandatangani Mum dengan studio TV itu mengikat.

 

=

 

Awalnya ibunya lah yang punya gagasan untuk mendaftarkan Tak dan adik perempuannya, Keina, ke agen pencari bakat. Keina langsung mendapat beberapa pekerjaan sebagai model, tapi Tak sudah terlalu besar untuk sampel ukuran standar pakaian anak-anak, sehingga dia tidak kebagian apa-apa. Kadang-kadang agen tersebut menelepon ketika ada audisi ini itu, namun biasanya Tak terlihat kurang menyerupai anak Jepang ketika mereka inginnya anak Jepang, dan kurang menyerupai gaijin ketika mereka inginnya anak gaijin. Ibunya dari Selandia Baru sedangkan ayahnya orang Jepang. Mendapat label “blasteran” tidak menyinggung Tak, namun merisaukan ibunya. Ibunya sering kali perlu menjelaskan kepada orang-orang Jepang bahwa “bikultural” adalah istilah yang lebih tepat bagi anak-anak seperti Tak dan Keina.

20210919

Perjalanan Ulang-alik Shuya (Liza Dalby, 2012)

Saat itu bulan Maret. Tahun pertamanya di SMA hampir berakhir. Tadinya Shuya mengira dia tidak akan sanggup menahan perjalanan panjang pulang pergi ke SMA Rikkyo dari rumahnya di Meguro. Dua jam setiap hari terbuang di kereta untuk bolak-balik ke Saitama! Tapi banyak pekerja kantoran dan lain-lain yang melakukannya, ibunya mengingatkan dia. Begitu pula dengan teman-temannya. Satu jam masing-masing untuk pergi dan pulang tidak sepantasnya dikeluhkan. Bahkan sekalipun dia mesti berganti kereta sampai empat kali.

            “Coba baca buku,” kata mereka. “Kamu kan suka baca—manfaatlah kesempatan itu.”

            Shuya memang suka baca. Dan ternyata dia suka menulis juga. Kegiatan favoritnya sepulang sekolah adalah Klub Sastra. Anggotanya menghabiskan sebulan untuk mengarang haiku, sebulan untuk cerpen, dua bulan skrip, dan satu semester untuk menulis novel. Untuk novel rasanya berat. Tapi sampai waktu itu semuanya berjalan menyenangkan.

20210912

Welcome to the N. H. K. Bab 09 Hari-hari Penghabisan Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)


Secara umum, narkoba dapat digolongkan ke dalam salah satu dari tiga kategori besar: penyemangat, penenang, dan psikedelik. Penyemangat adalah narkoba yang dapat membuatmu energik. Kokain dan stimulan merupakan narkoba penyemangat yang terkenal. Penenang merupakan narkoba seperti heroin, yang bikin lembam. Aku tidak pernah mencobanya, sehingga tidak ada pengalaman langsung, tapi kelihatannya sih mengonsumsi obat-obatan tersebut rasanya sangat enak. Sedangkan psikedelik merupakan halusinogen. LSD dan jamur ajaib mewakili kategori tersebut.
Seringnya sih, aku lebih suka halusinogen legal. Efek sampingnya sedikit—tidak seperti obat-obatan penyemangat dan penenang—dan lebih daripada itu, obat-obatan tersebut mudah diperoleh karena legal.
Pada hari setelah jalan-jalan bersama Misaki, aku mengonsumsi obat-obatan lagi. Aku memutuskan untuk mengambil pendekatan yang agak agresif.

20210905

Welcome to the N. H. K. Bab 09 Hari-hari Penghabisan Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)


Bagi seorang hikikomori, musim dingin itu menyakitkan sebab segalanya terasa dingin, membekukan, dan sepi. Bagi seorang hikikomori, musim semi juga menyakitkan sebab semua orang bersenang-senang sehingga bikin iri.
Tentu saja musim panas yang terlebih-lebih menyakitkan.
Waktu itu musim panas yang bising oleh suara jangkrik. Dari pagi sampai malam, mereka terus saja mengerik-ngerik. Panasnya musim panas juga melumpuhkan. Bahkan sekalipun AC dinyalakan terus, tetap saja panas. Entah AC punyaku yang sudah soak atau memang musim panas kali ini luar biasa panasnya. Yang mana pun, aku sepenuhnya terebus.
Kadang-kadang, aku ingin menjerit, “Siapa pun yang bertanggung jawab, tampakkanlah dirimu!” Tapi, aku bahkan tidak punya tenaga untuk melakukannya. Panasnya musim panas juga melemaskanku sama sekali. Selera makanku merosot, dan sarafku kelelahan. Berapa pun banyaknya Lipovitan D[1] yang kuteguk, kelesuanku ini mustahil dihalau.

20210829

Rich Without Money - Selanjutnya: Rasa Saling Memiliki (Tomi Astikainen, 2016)

Sepanjang perjalanan saya, orang-orang terus menanyai saya: “Sudahkah kamu menonton film Into the Wild? Kamu mengingatkan saya pada orang itu, Alexander Supertramp.” Sebelum menonton film itu, saya tidak tahu maksud mereka. Film itu berdasarkan pada kisah nyata Christopher McCandless, lulusan kampus bisnis yang memencil ke alam liar untuk mencari pemahaman akan kehidupan. “Kebahagiaan baru nyata bila dibagi,” katanya. Kutipan itu masih saya camkan baik.
Kita adalah binatang sosial yang semestinya tidak lepas dari umat manusia lainnya, betapapun mungkin acap kali terlihat berbelit-belit oleh kita. Kita membutuhkan satu sama lain, rasa saling memiliki, sebagaimana halnya kita butuh makanan, air, kehangatan, dan naungan untuk tetap hidup.
Saya tidak pernah hendak mengasingkan diri dari orang lain dan menjadi pertapa yang ketus. Ketika saya melepaskan uang, prinsip-prinsip tolol saya memang menggiring saya pada tempat yang agak terpencil, secara emosial. Kadang-kadang sulit merasa sebagai bagian dari masyarakat selebihnya. Orang-orang lain sepertinya berjalan dari sudut pandang yang sangat berbeda dan sering kali melelahkan harus menjelaskan tentang diri saya berkali-kali.

20210822

Rich Without Money - Keselamatan Sepenuhnya: Menerima Kematian (Tomi Astikainen, 2016)


Seperti yang sudah dikatakan, sebagian besar emosi dan kebiasaan negatif terbit dari rasa takut. Dan rasa takut paling melumpuhkan yang kita miliki adalah rasa takut akan kematian. Semakin kita membiarkan takut menuntun kehidupan kita, semakin tidak bebas kita karenanya. Takut mencegah kita dari mengalami kehidupan, melihatnya sebagaimana adanya, suatu petualangan yang menggembirakan. Albert menceritakan bagaimana ia tiba pada kesadaran ini pada perjalanan pertama dia ke luar negeri saat berusia 15 tahun:

“Karena kehabisan uang, saya belajar menebeng dan mulai tidur di taman serta pantai. Saya mendapati bahwa saya tidak perlu uang untuk bepergian. Saya memahami jauh di lubuk hati bahwa saya sanggup menghabiskan sisa hidup saya dengan mengembara dan saya tidak akan memerlukan uang untuk melakukannya, bahwa hidup saya dapat menjadi petualangan tanpa akhir jika memang saya mengharapkan demikian. Saat itu merupakan salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup saya.”

20210815

Rich Without Money - Dinding Penyelamat: Kepercayaan Adalah Asuransi Terbaik Kita (Tomi Astikainen, 2016)


Kami berada di San Pedro Sula, Honduras, untungnya tak menyadari fakta bahwa secara statistik tempat itu kota paling berbahaya di dunia, ibu kota pembunuhan.
Saat itu sudah gelap. Kami berjalan-jalan di pinggiran kota yang mencurigakan dengan memendam satu tujuan: kami ingin menonton pertandingan sepak bola yang menentukan ketika Tim Honduras dapat memastikan partisipasinya dalam Piala Dunia di Brasil.
Kami berhenti di depan sebuah pondok bengkel mobil. Ada TV di halaman. Mereka menata beberapa kursi di depan pesawat TV, jelas-jelas bersiap untuk pertandingan. Begitu melihat wajah kami yang penuh harap, mereka mengundang kami untuk bergabung.
Tak berapa lama kemudian kami menyoraki Honduras sambil minum-minum es bir dingin yang mereka tawarkan. Di belakang kami ada seorang pemuda kulit hitam, yang mengenakan seragam serta memegangi senapan tempur di pangkuannya. Tampaknya dia semacam petugas kepolisian. Begitu permainan berakhir dan Honduras mengamankan tempatnya di Piala Dunia, pria itu berdiri, membawa pistolnya, dan mulai menembaki langit dengan liarnya. Semua orang bersorak.

20210808

Rich Without Money - Sedikit Keselamatan: Meminta Bantuan tanpa Malu (Tomi Astikainen, 2016)


Seperti produk kebersihan, banyak obat-obatan yang kita gunakan tidaklah esensial bagi kesehatan manusia. Bisakah Anda meninggalkan produk-produk farmasi dan alih-alih menekankan pada kehidupan bahagia dan seimbang? Bagaimana Anda dapat menggunakan obat-obatan alami sebagai gantinya?
Kita adalah makluk psiko-fisik. Banyak gejala fisik bersumber dari ketidakseimbangan psikologis. Ketika saya berhasil menggantikan jadwal dan ilusi untuk memegang kendali dengan kebebasan dan rasa syukur, saya menjadi lebih sehat. Tentu saja olahraga harian—memanggul ransel dan berjalan kaki ke berbagai tempat—pada intinya membantu. Selain itu, vitamin D yang diperoleh langsung dari matahari punya manfaat yang menakjubkan. Meski begitu, merupakan fakta teruji bahwa pikiran Anda berdampak pada kesejahteraan Anda. Begitulah cara kerja plasebo. Kalau Anda berpikir bahwa Anda membaik, Anda memang membaik.

20210801

Rich Without Money - CINTA MENGATASI TAKUT (Tomi Astikainen, 2016)

Setelah 36 jam yang menyiksa dengan menebeng kapal angkut, akhirnya kami mencapai Roatan, pulau surga di Honduras. Kami memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar dengan roti putih dan ayam tumbuk, makanan yang sepertinya dimakan warga setempat setiap hari. Entah aku habis mengunyah makanan yang tidak layak atau perutku saja yang tidak cocok dengan diet yang tak sehat ini.[1] Perutku bergeluduk seperti mesin pengering pakaian, seakan-akan menjerit minta sayuran hijau. Tidak sempat. Seperti orang bilang, pengemis tidak bisa jadi pemilih.
Kami menebeng mengitari pulau itu dan berangan-angan menyelam di perairan berwarna pirus. Tapi kali ini itu tetaplah angan-angan. Diare parah menyerang dan menguras energiku. Aku tidak bisa beraktivitas. Cuma istirahat, istirahat, dan istirahat.
Selama beberapa hari, aku mengerang kesakitan, minum banyak air, dan berusaha supaya tidak kena dehidrasi karena panas. Kami menghabiskan satu malam di stasiun pemadam kebakaran setempat. Makan malam, mandi, dan tidur di ruangan ber-AC agak menyegarkan setelah bermalam-malam di luar, tapi kesakitan fisik itu menetap.

20210725

Hantu yang Ikut Sarapan (Alan Gratz, 2012)

Suatu pagi yang hangat di bulan Juli, ada hantu ikut sarapan bersama kami.

            Hantu itu berwujud seorang gadis, usianya sekitar dua belas atau tiga belas tahun. Hanya sedikit lebih muda daripada aku. Rambutnya hitam panjang seperti sabut, wajahnya bundar, dan ia mengenakan kimono biru bergambar bunga krisan putih besar. Ayah dan ibuku mematung saat ia keluar dari kamarku. Di pojok, orang-orang di televisi terus mengoceh tentang cuaca dan politik, namun ayah dan ibuku hening sementara si gadis hantu berjingkat-jingkat melintasi ruangan, seolah-olah mereka tidak hendak menakut-nakuti dia.

            Ha. Berusaha tidak menakuti yang menakutkan.

            Aku menahan napas sementara si gadis hantu berlutut di sampingku di meja. Kami semua mengamati dia namun pura-puranya tidak, sebagaimana lazimnya dengan orang di kereta. Si gadis hantu duduk dan menatap ruang kosong pada meja hingga ayahku menyenggol ibuku.

20210718

Welcome to the N. H. K. Bab 08 Penyusupan Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Besoknya, aku dan Misaki berjalan-jalan melintasi jalanan kota. Langit biru tanpa awan. Karena hari itu Sabtu, ada banyak orang di dekat stasiun, dan aku jadi agak pusing.
Seperti yang dijanjikan, aku bertemu dia di taman dekat rumah pada pukul satu siang, dan kami langsung pergi ke stasiun. Sekitar dua jam berlalu, dan kami masih berjalan. Kami terus saja berjalan. Walaupun Misaki berjalan di depanku, seperti yang memimpin, aku merasa bahwa kami telah berjalan berputar-putar di jalanan yang sama selama beberapa waktu.
Meski begitu, langkah kaki Misaki tetap mantap.
Akhirnya, aku tidak tahan lagi. “Mmm, kita mau ke mana sih?”
Misaki menoleh. “Apa?”
“Maksudku, tujuan kita ke mana?”
“Memang kenapa kalau sekadar jalan-jalan begini saja?”

20210711

Welcome to the N. H. K. Bab 08 Penyusupan Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Semalam, ketika kami hendak berpisah, Misaki berbisik, “Besok, giliranku hadir di sekolah misionaris, tapi aku enggak mau.”
“Apa itu?” tanyaku, dan terbata-bata Misaki menjelaskannya.
Sekolah misionaris tampaknya semacam pertemuan tempat “siswa kajian” dapat menyempurnakan kecakapannya dalam “aktivitas pelayanan”. Besok, Misaki harus memberikan pidato di depan semua orang.
Dia menggunakan begitu banyak istilah teknis keagamaan sehingga orang luar seperti aku tidak bisa betul-betul mengerti ucapannya. Ketika aku mencoba meminta dia untuk menjelaskan secara lebih lengkap, Misaki serta-merta bangkit dari bangkunya untuk pulang. Dia pergi dengan hanya mengatakan, “Omong-omong, karena aku ada urusan ini besok, baru lusa kita bisa pergi ke kota. Jangan lupa sama janjimu.”

20210704

Welcome to the N. H. K. Bab 08 Penyusupan Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Mungkin sebenarnya ini ada hubungannya dengan ketidakseimbangan hormon di otakku. Seperti ombak yang mengempas dan menyurut, mania dan depresi silih berganti, dan begitulah setiap hari berjalan. Ketika aku mengira telah membaik, besoknya juga aku sangat ingin mati hingga merasa aku ini tidak ada bagus-bagusnya.
Walaupun menggunakan narkoba untuk memaksa diri lebih bersemangat, aku tidak bisa meneruskannya sekali lagi begitu efeknya mereda. Rasa malu akan masa laluku serta cemas akan masa depan, begitu pula banyak ketakutan lainnya, menyerangku bersamaan. Depresi yang menyusul merupakan pantulan dari periode-periode super-bersemangat dan dengan begitu benar-benar parah sekali.
Bahkan konseling malam bersama Misaki, yang mestinya aku menjadi terbiasa, tetaplah mengerikan. Kecemasan yang entah dari masa asalnya melingkupiku, dan ketidakpastian yang berasal dari situ kian mengipasi ketakutanku.

20210627

Kerang Biru (Naoko Awa, 2009)

Diterjemahkan oleh Toshiya Kamei

 

Aku akan menceritakan padamu kisah tentang rok lebar yang dulu kumiliki. Sedihnya, sekarang aku tidak memilikinya lagi. Ketika aku menjadi terobsesi pada rok itu, keluargaku menyembunyikannya dari aku. Tak lama kemudian, rok itu terbakar karena perang.

            Tapi aku tidak pernah melupakan warna biru rok itu yang memesonakan. Bahkan sekarang pun, ketika aku menutup mata, aku dapat melihat warna itu.

            Rok itu terbuat dari sutra dengan banyak keliman lebar yang jarang pada masa itu. Pada waktu perang, kebanyakan perempuan mengenakan celana monpe. Jadi bisa dibayangkan betapa aku menarik perhatian, betapa orang bicara buruk tentang aku.

            Aku bukanlah gadis yang modis. Sewaktu kecil, aku hanya mengenakan lungsuran dari kakakku. Penampilanku rumahan, kecerdasanku pun rata-rata. Aku gadis biasa-biasa saja yang pendiam, tidak ada yang istimewa padaku. Ini ceritaku tentang bagaimana aku terpikat pada rok biru itu.

20210620

Welcome to the N. H. K. Bab 07 Batu yang Berpusar Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Yamazaki mengerjakan gim itu sendirian. Dengan menggunakan skenario yang baru setengah kuselesaikan, dia menciptakan gim itu sendirian. Dengan halusinogen yang kami beli beberapa hari lalu agar dirinya tetap kenceng, ia anteng berfokus pada komputer. Apakah ini bentuk lain pelarian dari kenyataan? Sungguh ini cara yang penghabisan. Tapi, memangnya bisa menciptakan gim dalam pengaruh halusinogen? Seraya bersandar pada bahu Yamazaki, aku mengintip ke monitor komputer dia.
Layar penuh dijejali kata-kata kecil. “Organisasi raksasa yang mengontrol kematian, kecemasan, kejahatan, neraka, racun, jurang, dan serupanya yang menyakitkan—inilah musuh kita, dan kita mesti mengalahkan musuh ini demi memenangi cinta si tokoh utama perempuan! Inilah misi gim ini. Musuhnya tak berwujud, dan entah di mana dia berada, maka berhati-hatilah! Kau bisa saja ditusuk dari belakang. Ini berbahaya, berbahaya ….”

20210613

Welcome to the N. H. K. Bab 07 Batu yang Berpusar Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Tapi, aku tidak mati.
Mungkin aku menjalani kehidupan hikikomori yang suram. Tapi, sekarang ini, secara teknis, aku punya rencana untuk bertemu seseorang. Ketika malam tiba, dan semua jejak orang lain telah menghilang di luar apartemenku, aku mengisi perut dengan makan malam yang terlambat. Begitu gelap, aku berangkat ke arah taman sekitar rumah. Angin sepoi-sepoi pada malam musim panas terasa enak.
Aku duduk di bangku dan memandang bulan serta bintang di langit. Seekor kucing hitam melenggang santai di depanku. Matanya berkilat oleh pantulan cahaya lampu jalan.
Ah, sudah malam. Ini sudah pasti malam.
Tampaklah Misaki, di taman ini.
“Kamu telat.” Sedari tadi ia menderitkan ayunan maju mundur. Ketika menyadari keberadaanku, dengan semangat ia melompat turun. Si kucing hitam merangkak ke tempatnya berdiri, lalu Misaki mengangkatnya. Kucing itu mengeong, namun tidak memberontak.

20210606

Welcome to the N. H. K. Bab 07 Batu yang Berpusar Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Tahu-tahu, aku sudah terpuruk saja, baik secara sosial maupun emosional; seperti itulah musim panas. Tahu-tahu, aku telah terkurung di suatu kandang, tanpa harapan untuk dapat lepas; semacam itulah Juli. Aku berusaha teriak, “Tolong aku!” Tidak ada sesuatu pun—tidak cinta, impian, harapan, upaya, pertemanan, ataupun kemenangan—yang dapat menyelamatkanku. Aku berada dalam masalah yang nyata.
Setidaknya Yamazaki masih punya pikiran soal masa depannya. Sekalipun dia teriak-teriak, “Arghhh! Jangan macam-macam dengan aku!” setidaknya dia punya suatu ambisi. Ia sudah memikirkan soal bisnis keluarganya sejak masih kecil.
“Aku akan keluar dari desa sialan ini dan menjadi terkenal di kota besar! D—d—dasar munafik! Lihat saja dan aku akan tunjukkan pada kalian! Aku punya bakat! Entah bakat apa, tapi pokoknya aku punya!

20210530

Rich Without Money - Selanjutnya: Kesehatan dan Keamanan (Tomi Astikainen, 2016)

Walaupun keputusan untuk hidup tanpa uang dapat terdengar seperti langkah raksasa, awalnya adalah keputusan yang jauh lebih besar dan lebih berpengaruh lagi. Saya memutuskan untuk tidak takut lagi. Saya memilih rasa cinta daripada rasa takut. Di sini saya bukannya merujuk pada cinta romantis melainkan kepercayaan mendalam atas kenyataan bahwa apa pun yang terjadi alam akan menjaga saya.
Kedengarannya mungkin naif dan idealistis, tapi bagi saya itu merupakan perubahan persepsi yang fundamental. Adakah masyarakat arus utama kita sekarang ini yang mendukung sikap mengasihi? Ataukah malah ketakutan yang digunakannya untuk mengendalikan orang-orang?
Kebanyakan orang tua cenderung melindungi anak-anak mereka dan terus-terusan memperingatkan tentang bahaya di luar sana. Pelajaran Sejarah mengajarkan tentang kejamnya masa lalu. Media menyampaikan banyaknya kejadian tragis setiap hari. Kawan kita sesama manusia, terutama mereka yang terlihat berbeda daripada kebanyakan orang, digambarkan sebagai hantu jahat serta kambing hitam atas berbagai macam masalah. Berita disesaki ketakutan, teror, dan ancaman. Perwakilan demokrasi jauh dari akar etimologis kata itu; alih-alih menangani persoalan rakyat, banyak politikus partai berkonsentrasi memaksimalkan keuntungan sendiri sembari menyimpan dendam kepada lawan mereka. Para konsumen didorong untuk menginginkan berbagai benda dengan menjual ketakutan. Di balik setiap iklan riang-gembira-ria terdapat sisi lain: “Kalau Anda tidak menggunakan sabun ini, Anda akan tetap melajang sepanjang hidup Anda”, “Kalau Anda tidak mengambil asuransi ini, keluarga Anda akan celaka”, “Kalau Anda tidak mengemudikan mobil ini, tidak mungkin Anda bisa hidup bebas”, “Kalau Anda tidak meminum pil ini, Anda akan menderita”, dan seterusnya.

20210523

Rich Without Money - Tidur Nyenyak: Menyerobot Lahan (Tomi Astikainen, 2016)

Menempati ruang yang tidak terpakai, dikenal juga sebagai menyerobot, merupakan perbuatan yang secara umum diterima di beberapa negara seperti Belanda. Manfaatnya nyata: orang mengambil inisiatif untuk membuka kembali lahan yasan (real estate), memperbaruinya, dan mendiaminya. Mereka memperoleh tempat tinggal dan sering kali menciptakan ruang otonom untuk mengadakan aktivitas sosial dan kebudayaan yang bermanfaat bagi seluruh lingkungan sekitar. Namun selama kurang lebih dekade terakhir ini, ada usaha sistematis untuk menyingkirkan masyarakat parasit tak diundang ini.
Para penyerobot lahan berasal dari latar belakang yang sangat beragam. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa, pekerja biasa, seniman, anarkis, dan aktivis. Motif menyerobot lahan juga beragam. Meski begitu, semua dipersatukan oleh kebenaran sederhana: lebih baik terus menggunakan lingkungan yang telah terbangun daripada membiarkannya tetap kosong dan bobrok.

20210516

Rich Without Money - Siesta yang Layak: Tidur di Luar (Tomi Astikainen, 2016)

Kami menebeng pada musim dingin melewati Denmark. Pada suatu tempat di pinggiran Kopenhagen, kami sama sekali mandek. Tidak ada tumpangan dalam gelap. Udara dingin yang menggigit mulai mengusik.
Untuk menambah ragam pengalaman, dan sejenak berada dalam ruangan, kami mengunjungi pompa bensin terdekat. Seperti biasanya, kami memeriksa tempat sampah. 15 kilogram permen! Ini harta karun penyuka manisan terbesar yang pernah kutemukan. Karena tidak mungkin kami memakan semuanya, dan tidak ada lagi yang dapat kami lakukan, kami mendekati orang-orang yang mengunjungi pompa bensin itu dan menawarkan manisan ini kepada mereka. Yang pertama adalah seorang wanita hamil yang senang hati menerima pemberian ini. Yang lainnya mengikuti. Meski begitu, berapa pun kotak yang kami donasikan, jumlah suguhan manis yang tersisa gila-gilaan.

20210509

Rich Without Money - Istirahat Sebentar: Hospex dan Menunggui Rumah (Tomi Astikainen, 2016)

Kadang-kadang enak tidur di dalam rumah, di kasur, sofa, atau ranjang sungguhan. Pada waktu itulah teman-teman dapat berguna—tidak hanya untuk mendapatkan tempat tinggal tapi juga untuk mengenal mereka secara lebih lagi dengan hidup bersama sementara. Berapa banyak teman sejati yang Anda miliki? Siapakah yang ingin Anda kenal lebih jauh? Bagaimana jika Anda mencoba hidup sebulan tanpa alamat tetap, berpindah dari satu teman ke teman yang lain?
Bagi saya, tinggal bersama teman sudah dimulai ketika saya baru mempertimbangkan untuk memilih hidup tanpa uang. Saya melepas flat saya, bepergian sedikit pada musim panas, pulang, dan menjadi gelandangan, menghadapi musim gugur Finlandia yang garing.

Aku tidak punya tempat tinggal tapi aku ingin berfokus pada dua kegemaranku: memasak dan menulis. Aku bertanya-tanya di mana aku dapat mewujudkan itu. Temanku dari Joensuu, Karelia Utara, menyarankan supaya aku tinggal bersama dia untuk beberapa lama. Ia bekerja setiap hari dan tidak ada waktu ataupun energi untuk memasak dan makan yang baik.

20210502

Rich Without Money - SELAMAT MENIKMATI MALAM (Tomi Astikainen, 2016)

Aku tiba di Kota London. Entah bagaimana mereka berhasil mendaftarkan sebidang lahan ini sebagai suatu badan hukum swasta, kesatuan yang secara hukum terpisah dari Britania Raya di sekitarnya. Ini merupakan surga bagi kaum kaya yang kotor.
Jalanan dipenuhi para pebisnis bertampang menyedihkan yang bergegas dari satu tempat ke tempat lain, seraya menggigiti roti lapis untuk makan siang. Mereka tidak sempat berhenti, apalagi makan. Uang harus dihasilkan, bagaimanapun caranya.
Di jantung ibu kota keuangan ini, di antara segala kemegahan itu, berdiri satu blok flat merah yang telantar. Bangunan itu memiliki empat lantai dan jendelanya ditutupi koran bekas. Rumah ini dimiliki suatu perusahaan cangkang (shell corporation) mencurigakan, terdaftar di suatu negara antah-berantah yang entahkah memang ada.
Secara pas, tempat ini disebut The Shell. Penduduknya para penghuni liar: anarkis, seniman, aktivis, mahasiswa, dan orang-orang rendahan lainnya yang tidak mampu membayar sewa tinggi di lingkungan ini.

20210425

Tempat Tidur Berhantu (2/2) (Francis Marion Crawford, 1886)

III

 

Kami bermain kartu malam itu, lalu aku pergi tidur saat sudah larut. Sekarang aku mengaku bahwa aku merasa gelisah saat memasuki ruangan itu. Aku tidak dapat berhenti membayangkan si pria jangkung yang telah kulihat semalam, yang sekarang sudah tenggelam dan mati. Wajahnya tampak jelas di hadapanku saat aku melepas pakaian. Aku mengunci pintu. Tiba-tiba aku menyadari bahwa tingkapannya terbuka, dan pengaitnya terpasang kencang. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku keluar mencari Robert, si pelayan untuk gangku. Aku ingat saat itu aku sangat marah, dan begitu menemukan dia aku menyeretnya dengan kasar ke pintu kamar 105, lalu mendorong dia ke arah tingkapan yang terbuka itu.

            “Kenapa tingkapannya dibiarkan terbuka tiap malam? Kamu tidak tahu ini melanggar peraturan? Kamu tidak tahu kalau kapalnya terguling sehingga air masuk, sepuluh orang pun tidak akan sanggup menutupnya? Saya akan melaporkan kamu pada kapten karena telah membahayakan kapal ini!”

20210418

Tempat Tidur Berhantu (1/2) (Francis Marion Crawford, 1886)

Kami telah mengobrol lama, dan percakapan pun mulai surut; asap tembakau telah meresap ke gorden-gorden tebal, anggur pun telah meresap ke otak mereka yang sudah berat juga, sehingga sudah teranglah bahwa pertemuan itu barangkali segera akan berakhir dengan sendirinya, adapun kami, para tamu, akan kembali ke tempat tidur dan kemungkinan besar tidur. Tidak ada yang mengutarakan hal menarik; boleh jadi tak seorang pun punya topik menarik lagi.

            Saat itulah Brisbane bicara, sehingga kami semua memandangnya. Ia pria berusia lima puluh tiga tahun, dan dikaruniai bakat yang terutama menarik perhatian kaum pria. Ia seorang lelaki gagah. Tidak ada yang luar biasa pada penampilannya, meskipun ukurannya di atas rata-rata. Tinggi badannya sedikit di atas enam kaki; ia tidak tampak gendut, namun di sisi lain, dia jelas-jelas tidak kurus. Kepalanya yang kecil ditopang leher yang kokoh, dan tangannya bertenaga serta dadanya luar biasa berotot. Ia jenis pria yang tampak sangat kuat dan sesungguhnya jauh lebih kuat daripada kelihatannya.

20210411

Welcome to the N. H. K. Bab 06 Kenangan Indah, Diikuti Sebuah Sumpah Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Beberapa hari berlalu dengan cepatnya.
“Sebuah perjalanan tentang cinta dan masa muda dibuat oleh para prajurit yang tegak menghadapi suatu organisasi raksasa yang jahat ….” Inilah kisah yang kucoretkan, kelihatannya sudah tepat. Pada awalnya, anehnya berjalan dengan baik. Kata-kata mengalir lancar. Aku kaget akan bakat sastraku sendiri.
Sayangnya, aku menemui masalah besar: kisah yang kutulis mestinya skenario gim erotis—dan sebagai skenario gim erotis, mesti ada adegan-adegan erotis. Singkatnya, untuk menulis cerita erotis, aku harus menggambarkan adegan-adegan cabul dengan seutuhnya. Aku mesti menuliskan adegan-adegan cinta secara saksama. Ini memedihkan. Betapa tragisnya bahwa aku, pada usia dua puluh dua tahun, harus menulis cerita erotis aspiran. Terlalu pedih.
Aku telah mengurung diri di kamarku selama tiga hari.

20210404

Welcome to the N. H. K. Bab 06 Kenangan Indah, Diikuti Sebuah Sumpah Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Minggu Emas[1] kedua telah tiba, aku menyadari bahwa musim hujan telah berhenti dalam sekejap.[2] Hari-hari berlalu, dan berlalu, dan berlalu, dalam laju menakjubkan.
Tapi, dalam kurun sebulan, terjadi berbagai peristiwa.
Misalnya saja, pada suatu malam baru-baru ini, secara kebetulan aku bertemu Misaki di minimarket. Ia menyerahkan padaku selembar kertas dari mesin pencetak. Tampaknya itu suatu kontrak. Tertulis “Kontrak” di atas kertas dengan pena bolpoin hitam.
Seminggu sebelumnya, aku punya rencana bertemu gadis yang kukenal dari klub sastra SMA. Kami pergi ke kafe di Shibuya dan mengobrol sedikit. Aku agak gugup, tapi tidak ada kejadian penting.
Ditambah lagi, ayahku dirumahkan sementara ada “restrukturisasi”. Biaya hidupku akan dihentikan mulai bulan depan.

20210328

Surat Cinta (Megumi Fujino, 1999)

Diterjemahkan oleh Lynne E. Riggs

 

Kamu mungkin kaget mendapat surat ini. Tapi sudah lama aku memikirkan kamu.

            Ingat hari pertama SMA? Sakura sedang mekar. Rambutmu masih panjang sampai pinggang. Berombak-ombak ditiup angin, panjang dan hitam … indah sekali. Kelopak bunga merah jambu menari-nari di udara. Kamu tersenyum dan menyapa “Selamat pagi!”

            Aku mengingatnya dengan jelas.

            Cuma pada waktu itu kamu bicara padaku. Malah kita akhirnya sekelas, tapi kamu tidak pernah berkata apa-apa padaku lagi. Sekarang seperti yang lain-lainnya, kamu mengabaikanku.

            Aku tahu sebabnya, tidak apa-apa. Aku mengerti. Aku tahu kenyataannya hatimu suci. Kamu lihat yang lain-lainnya mengatakan hal buruk, sehingga kamu kasihan padaku. Aku tahu, karena kamu orang yang lembut.

20210321

Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Ketika aku kembali ke dunia nyata, seminggu telah berlalu. Setelah puluhan jam, untuk pertama kali aku membebaskan diri dari tetikus dan kibor dan memasuki kamar mandi. Di cermin memantul seorang yang bukan main berbahaya—singkatnya, aku. Tunggul jenggot karena belum bercukur, rambut lepek, mata kopong, rahang kendur … hikikomori penganggur putus kuliah yang akan dihindari siapa pun, yang tidak seorang pun mau dekat-dekat … seorang dekil, kusut, bau, menyeramkan ….
Seorang lolicon tegak di sana.
“Ugh.” Lunglai aku menggelincir ke lantai kamar mandi.
Bagaimana bisa jadinya seperti ini?
Nasi sudah menjadi bubur. Aku sudah …. Aku sudah mengoleksi gambar Lolita dari seluruh dunia. Dan aku tidak puas hanya oleh gambar. Malah aku sudah tersangkut oleh data video, dalam format-format seperti MPEG dan RealMovie. Kandar keras 30 GB milikku sudah penuh dengan tubuh-tubuh tak senonoh gadis kecil yang, sebenarnya, aku kasihani.

20210314

Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Keesokan paginya aku memikirkannya secara berhati-hati. Kedengarannya seperti yang Yamazaki habis ditolak cewek. Sebagai tanggapannya, ia mabuk-mabukan karena putus asa dan memutuskan, “Persetan wanita betulan—aku punya gim erotis!” Setidaknya, kemungkinan itu menjelaskan penyebabnya.
Tapi, kalau begitu ceritanya, dia tidak harus sampai begini untuk berbagi pengalaman memalukannya denganku. Dia tidak perlu mengumumkan bahwa dia ini lolicon akut. Walaupun sudah memagari pengakuannya dengan teori yang agak sulit dipahami, pada akhirnya tetaplah dia itu lolicon yang suka gim erotis. Dia berbahaya. Atau, setidak-tidaknya, Yamazaki berbahaya lebih daripada yang pernah kubayangkan.
Ketika aku memasukkan CD yang ditinggalkannya semalam ke dalam komputerku, aku ketakutan dengan isinya. Ini tidak bagus; ini terlalu berbahaya. CD-R 700 MB ini telah dijejali dengan gambar-gambar JPEG. Semuanya gambar foto—potret seorang gadis yang kelihatannya berusia tahun-tahun terakhir SD. Parahnya, ia sama sekali telanjang. Singkatnya, ini foto-foto bugil.

20210307

Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

“Taruhlah kunang-kunang, sebagai contoh. Cobalah membayangkan keindahannya, keindahan hidup mereka yang fana, yang bahkan tidak bertahan seminggu pun.
“Kunang-kunang betina menyorotkan lampu cuma untuk bersenggama dengan kunang-kunang jantan; kunang-kunang jantan berkelip-kelip cuma untuk bersenggama dengan kunang-kunang betina. Begitu persetubuhan selesai, mereka mati. Singkatnya, insting berbiak merupakan satu-satunya alasan mutlak kunang-kunang untuk hidup. Dengan insting dan dunia yang sebegitu sederhananya, mereka tidak sempat bersedih hati. Ini persisnya kenapa kunang-kunang begitu indah. Ah! Kunang-kunang itu yang terbaik!
“Sebaliknya, kali ini cobalah pikirkan spesies manusia. Kita akan mendapati masyarakat yang sangat ruwet.
“Aku yakin Freud pernah menyatakan suatu kalimat seperti ‘Manusia itu makhluk dengan insting yang rusak’. Tiap kali aku mengalami frustrasi, amarah, atau sedih, aku ingat saja kata-kata itu.

20210228

Kuda-kudaan Pembawa Keberuntungan (2/2) (David Herbert Lawrence, 1926)

“Oh, yah, kadang, aku yakin sepenuhnya, sewaktu dengan Daffodil,” kata anak itu; “dan kadang-kadang aku dapat ilham; dan kadang-kadang aku sama sekali enggak ada ilham, ya kan, Bassett? Kalau begitu kami berhati-hati, karena biasanya kami kalah.”

“Dan ketika kamu yakin, sewaktu dengan Daffodil, apa sebabnya kamu yakin, Paul?”

“Oh, yah, entahlah,” kata si anak dengan suara gelisah. “Aku yakin saja, begitulah, Paman; itu saja.”

“Seolah-olah ilhamnya datang dari surga, tuan,” ulang Bassett.

“Kelihatannya seperti itu,” sahut si paman.

Namun ia bergabung juga dengan mereka. Dan ketika tiba saatnya balapan lagi, balapan Leger, Paul “yakin” dengan Percik Semangat, yang bukanlah kuda penting. Anak itu menetapkan untuk bertaruh seribu paun pada kuda tersebut, Bassett lima ratus, sedangkan Oscar Creswell dua ratus. Percik Semangat masuk pertama, dan hasil taruhannya pun telah menjadi sepuluh banding satu untuk mereka. Paul memperoleh sepuluh ribu paun.

20210221

Kuda-kudaan Pembawa Keberuntungan (1/2) (David Herbert Lawrence, 1926)

Tersebutlah seorang wanita cantik. Ia memiliki segala kesempatan, namun tidak dengan keberuntungan. Ia menikah karena cinta, namun cinta itu berubah jadi debu. Ia dikaruniai anak-anak yang molek, namun merasa terpaksa mengasuh mereka, sehingga tidak dapat mengasihi anak-anaknya itu. Anak-anak itu pun bersikap dingin kepada ibu mereka, seakan-akan mendapati kesalahannya. Segeralah ia merasa perlu menutupi kesalahan pada dirinya itu. Namun ia tidak dapat mengetahui mananya yang mesti ditutupi. Walau begitu ketika anak-anaknya hadir, ia selalu merasakan lubuk hatinya mengeras. Ia terusik, dan sikapnya kepada anak-anaknya pun menjadi lebih lembut dan khawatir, seakan-akan ia begitu mengasihi mereka. Hanya dirinya seorang yang mengetahui bahwa di lubuk hatinya ada suatu titik keras yang tak dapat merasakan cinta, tidak, tidak kepada seorang pun. Semua orang berpendapat tentang dia, “Betapa baiknya ia sebagai ibu. Sayang kepada anak-anaknya.” Hanya dirinya seorang, beserta anak-anaknya, yang mengetahui tidaklah demikian halnya. Terlihat dari tatapan mereka kepada satu sama lain.

20210214

Welcome to the N. H. K. Bab 04 Jalan Menuju Kreator Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Kembali ke gedung apartemenku, aku menginterogasi tetanggaku. “Yamazaki, bagaimana caranya jadi kreator?”
“Eh? Kenapa ini, kok tiba-tiba?”
“Aku harus segera jadi kreator. Kamu mahasiswa Institut Animasi Yoyogi, kan? Kamu tahu banyak kan soal yang begituan?”
“Enggak. Yah, kurasa iya. Serius nih?”
“Aku serius. Aku sungguh-sungguh serius. Apa saja boleh deh. Pokoknya beri tahu saja bagaimana supaya aku bisa segera jadi kreator! Tolong, ya?”
“Teleponnya kututup, ya. Datanglah ke kamar.”
Kejutan dari situasi ini cukuplah hingga memaksaku untuk menelepon tetangga sebelahku. Panggilan telepon ini yang pertama kalinya sejak berbulan-bulan.

20210207

Welcome to the N. H. K. Bab 04 Jalan Menuju Kreator Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)

Pintu keluarnya tertutup. Tak bisa kulihat harapan. Tak ada yang bisa kulakukan. Dan gara-gara suatu lamunan bodoh tentang N.H.K. sebagai organisasi keji yang menguasai dunia, aku bahkan kehilangan cara untuk berbalik haluan.
Saat itu musim semi yang terisi oleh kegelisahan menekan tak tersudahkan—musim semi yang membuatku ingin meniru Vincent Gallo di Buffalo 66[1]. Memasuki kamar mandi, aku mencengkam kepalaku dan mengerang, “Aku enggak bisa terus hidup.”
Aku harus mati.
Meski begitu, ada yang berbeda hari ini. Ada suatu hal mengejutkan yang terjadi tadi.
Ketika bangun pukul satu siang, aku menemukan selembar kertas yang tidak biasanya di lubang surat. Kuambil kertas itu, dan menelitinya.
Kertas itu riwayat hidup yang kutulis beberapa hari lalu untuk pekerjaan paruh waktu di kafe manga. Aku menulisnya khusus untuk melamar pekerjaan itu, ingatan yang sekarang ingin kulupakan saja sepenuhnya.

20210131

Rich Without Money - Selanjutnya: Naungan (Tomi Astikainen, 2016)

Saya telah menyebutkan berbagai layanan daring serta aplikasi seluler di sana-sini. Tren digitalisasi ini menantang norma-norma yang ada serta menciptakan peluang tak terduga bagi produksi dan distribusi barang dan jasa dua arah.
Mungkinkah layanan generasi berikutnya ini merupakan salah satu alasan bagi pergeseran yang mulai kita lihat dalam nilai-nilai kemasyarakatan, komunikasi interpersonal, dan perilaku manusia? Atau apakah teknologi ini—cara baru untuk melakukan berbagai hal secara berbeda—hanyalah gejala dari suatu perubahan lebih besar yang tengah berlangsung?
Teman saya orang Polandia—yang, omong-omong, tidak akan pernah saya temui seandainya tidak ada internet—pernah berkata: “Umat manusia mengembangkan internet sebab kita belum cukup siap untuk menggunakan komunikasi telepati secara total.”
Barangkali suatu saat nanti kita mengenang hari ini dan mengatakan: “Saat itulah ketika pergeseran terjadi, di awal 2000-an. Merekalah orang-orang yang mewujudkannya.” Selagi kita bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah proses perubahan itu, sulit sekali memerhatikan perubahan yang terjadi.

20210124

Rich Without Money - Perjalanan Menakjubkan: Jalan Kaki Jarak Jauh (Tomi Astikainen, 2016)


Saya sendiri belum pernah bepergian jarak jauh dengan berjalan kaki. Kadang saya akhirnya berjalan 10-20 kilometer sehari ketika tidak ada pengemudi yang berhenti untuk membawa saya. Saya cukup menikmatinya, terlepas dari betapa frustrasinya melihat ribuan mobil yang lewat begitu saja. Ada suatu daya tarik menyakitkan dalam mendorong diri menuju batas. Tapi saya kira kebanyakan penebeng lebih suka mencari tumpangan. Tapi, sekiranya Anda sukarela berjalan dan sama sekali menolak tumpangan, ini dapat terbukti menjadi pengalaman hebat.
Saya telah mendapat kehormatan untuk mengenal banyak sesama manusia, yang lebih bijaksana dan lebih berani daripada saya. Satu orang yang telah berjalan kaki ratusan mil adalah Daniel Suelo. Ia berbagi pengalamannya:

“Yang paling saya suka dari berjalan kaki adalah pengalaman itu mengembalikan kita pada ajaibnya realitas, pada pandangan sehat akan luasnya darat. Berjalan kaki melibatkan semua indra kita sepenuhnya dalam perjalanan. Soal luasnya darat, maksud saya berjalan kaki menjadikan perjalanan terasa epik, sekaligus mencerapkannya dengan suatu rasa misterius. Berjalan kaki malah lebih baik daripada bersepeda dalam mengembalikan kita pada ajaibnya realitas. Berjalan kaki terasa menakjubkan, menyadarkan bahwa perjalanan itu hanya satu setengah jam dengan mobil atau beberapa hari dengan sepeda, menjadi perjalanan ajaib berminggu-minggu, seperti dalam The Hobbit.

20210117

Rich Without Money - Peregangan Berat: Kebebasan Menebeng Gratis (Tomi Astikainen, 2016)


Pada 1930-an, para pemuda Amerika didorong untuk menebeng kendaraan. Katanya itu dapat membangun watak serta menyiapkan mereka untuk kehidupan nanti. Tapi dua puluh tahun kemudian, ketika menebeng menjadi bentuk perjalanan yang populer, CIA dan tenaga polisi bekerja sama untuk berkampanye melawan penebengan. Pada awalnya pemuda ditakut-takuti soal menebeng melalui iklan-iklan mengerikan—sebagiannya begitu kasar, yang kalau dibuat sekarang, akan segera ada tuntutan bagi para pembuat film. Kemudian Hollywood bergabung dalam perlawanan itu melalui kisah-kisah horor. Selebihnya tinggal sejarah. Citra menebeng hancur, seperti yang dikehendaki.[1]
Kenapa ini dilakukan? Siapa yang tahu. Mungkin para penghasil-uang meminta penegakan hukum untuk membantu meningkatkan penjualan mobil dan lobi pemilikan mobil pribadi sebagai gantinya. Atau barangkali kebebasan yang mengiringi penebengan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat industri. Apa pun soalnya, menurut statistik, membawa penebeng atau masuk ke mobil orang tidaklah meningkatkan risiko menjadi korban kejahatan. Jadi, kemaslah ranselmu dan siapkan jempolmu! Anda siap untuk berangkat.

20210110

Rich Without Money - Perlawatan Ringan: Bersepeda, Menebeng, Bersantai (Tomi Astikainen, 2016)


Abad mobil bermesin pembakaran yang patut disayangkan ini perlahan menuju akhir. Para perencana kota di mana-mana mulai membicarakan pendekatan yang lebih manusiawi sementara kemacetan lalu lintas diarahkan menjauhi pusat kota. Ini berita baik bagi mereka yang menikmati bersepeda.
Sepeda adalah moda transportasi yang cocok bahkan untuk jarak jauh. Saya sendiri belum pernah menggunakan sepeda untuk menjelajah tapi Matti teman saya adalah pesepeda yang bersemangat. Ia berbagi pengalamannya:

“Saya sudah bersepeda ke Finlandia, Estonia, Swedia, Denmark, Belanda, Jerman, Swiss, Belgia, dan Irlandia. Saya belum pernah melakukan perjalanan yang lebih jauh, paling lama beberapa minggu sekali jalan. Saya bersepeda tiga sampai lima ribu kilometer tiap tahun.

20210103

Rich Without Money - HASRAT MENGEMBARA (Tomi Astikainen, 2016)

Saat itu awal Maret dan aku sedang mengunjungi kampung halamanku di Finlandia. Aku berjalan menjauh dari Turku, sambil berusaha mencari tebengan ke rumah ibuku di Joutsa. Hari itu cerah lagi menyenangkan, tapi angin musim dingin membuat udara yang jauh-di-bawah-minus terasa cukup kering. Mobil-mobil yang melintas mengangkat salju dan awan debu ke udara.
Aku mencari tempat menebeng yang sempurna: halte bis tepat setelah lampu merah. Sekarang semestinya jadi mudah. Aku menaruh ransel di depanku, untuk mengirim pesan kepada para pengemudi bahwa aku pengelana yang bisa dipercaya dan bukan sekadar orang sembarangan yang mengacungkan jempol sembari tersenyum bak idiot.
Di papan tandaku cuma tertulis 20 km. Bertahun-tahun mengembara bikin aku malas mengubahnya tiap kali aku pergi ke tujuan baru. Lagi pula, selembar kertas kardus yang berharga ini telah membawaku lebih dari 200.000 km melintasi Eropa, Turki, Maroko, Meksiko, dan Amerika Tengah. Tiket perjalanan yang cukup hebat, kan?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...