18 September 1991
Temanku yang baik,
Aku belum memberitahumu bahwa aku ikut
kelas pertukangan, ya? Well, aku ikut
kelas pertukangan, dan itu pelajaran favoritku selain kelas bahasa Inggris
lanjutannya Bill. Semalam aku menulis esai untuk To Kill a Mockingbird, dan aku menyerahkannya pada Bill tadi pagi.
Mestinya kami membahas itu besok saat jam makan siang.
Meski begitu, maksudku ada seorang anak
di kelas pertukangan yang namanya “Bukan Apa-apa”. Dan orangnya asyik. Namanya
jadi “Bukan apa-apa” sewaktu di SMP anak-anak sering mengganggunya. Kurasa
sekarang dia sudah kelas tiga SMA. Anak-anak mulai memanggil dia Patty saat
tahu nama aslinya Patrick. Dan “Bukan Apa-apa” mengatakan pada mereka, “Dengar,
panggil aku Patrick, atau namaku bukan apa-apa.”
Maka, anak-anak pun mulai memanggilnya
“Bukan Apa-apa. Dan nama itu terus melekat. Pada waktu itu dia anak baru di
wilayah sekolah tersebut karena ayahnya menikah dengan seorang wanita yang
tinggal di kawasan ini. Kurasa aku akan berhenti menggunakan tanda petik untuk
menyebut Bukan Apa-apa soalnya itu menjengkelkan dan aku jadi tidak lancar
menulis. Kuharap kau tidak kesulitan mengikutinya. Kalau-kalau ada hal lainnya
lagi, aku pasti akan membedakan penulisannya.
Jadi, di kelas pertukangan Bukan Apa-apa
mulai meniru-niru guru kami, Mr. Callahan, dengan gaya yang sangat lucu. Dia
bahkan menggambar godek di pipinya dengan pensil minyak. Kocak. Saat Mr.
Callahan melihat Bukan Apa-apa melakukan ini di dekat alat penabur pasir, dia
betul-betul tertawa karena Bukan Apa-apa tidak meniru dirinya untuk mengejek
atau apalah. Buat lucu-lucuan saja. Seandainya saja kau ada di sana waktu itu
sebab itu tawaku yang paling keras sejak abangku pergi. Abangku suka
menceritakan lelucon Polandia, dan aku tahu itu cuma mengada-ada, tetapi aku
abaikan bagian Polandianya dan mendengarkan leluconnya saja. Kocak.
Oh, ya, kakak perempuanku meminta
kembali kaset kompilasi “Daun-daun Musim Gugur” miliknya. Sekarang dia
mendengarkan itu terus-terusan.
Salam sayang,
Charlie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar