Hari ini aku berhenti dari permainan mempersalahkan.
Hari ini secara resmi aku berhenti sebagai partisipan dalam
permainan mempersalahkan. Permainan itu telah aku mainkan sepanjang hidupku dan
menjadi obsesi.
Permainan mempersalahkan adalah pengisi waktu favorit
keluargaku yang pencandu. Kesalahan dengan segera diikuti oleh perselisihan
emosional mengenai siapa yang bersalah. Sering kali akulah yang dipersalahkan, dan
aku pun belajar untuk mempersalahkan orang lain dengan mudahnya. Dalam
kehidupan dewasaku, permainan mempersalahkan telah menjadi sebuah obsesi.
Kadang aku mempersalahkan orang lain dan kemudian terlahap oleh kemarahan dan
kepahitan. Atau akulah yang menerima rasa bersalah itu sehingga terseret dalam
siklus rasa bersalah dan malu. Respons yang mana pun mengalihkan energi
dari memecahkan persoalan dan melanjutkan hidup seperti sedia kala.
Hari ini jika anak batinku bereaksi karena rasa terluka atau
takut, aku akan dengan lembut mengambil kendali serta mendorong keluar
pikiran-pikiran mempersalahkan itu dari benakku. Aku akan menggantinya dengan
pikiran-pikiran yang tenteram dan toleran, yang dengan begitu menyelamatkan
baik aku maupun orang lain dari kehancuran yang dibuat oleh permainan mempersalahkan.
dari Affirmations for the Inner Child oleh Rokelle Lerner (Health Communications, Inc., Deerfield Beach, Florida, 1990)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar