Selamat Datang
Blog ini dibuat untuk menjadi tempat berbagi proses belajar saya dalam penulisan karya kreatif sekalian pemahaman bahasa asing, yaitu dengan menerjemahkan. Hasil terjemahan dalam blog ini semata untuk kepentingan belajar dan tidak dikomersialkan. Terima kasih sudah berkunjung.
Pengarang/Penerjemah
Bongkar Arsip
An Evening of Long Goodbyes, Bab 10 (1/2) (Paul Murray, 2003)
Halloween di Bonetown berjalan mulus memasuki November. Tiap malam kerusakan yang terjadi semakin heboh saja. Sembari tergesa-gesa dari ha...
20211231
Pengantar
20211226
Lagu untuk Benzaiten (Catherine Rose Torres, 2012)
Musim sakura berlalu lebih cepat daripada biasanya
saat musim semi aku tiba di Tokyo, begitulah yang dikatakan oleh kakak asuhku,
Hiro. Ia bilang akulah yang mesti disalahkan. “Parah sekali kalau sampai hujan
pada musim begini,” katanya, seraya menggeleng-geleng padaku. “Kita mesti cari
nama yang lebih ceria buat kamu.” Maka namaku pun menjadi “Aya”, yang artinya
“cerah” dalam bahasa Jepang. Bapak dan Ibu Nojima, orang tua asuhku, pasti lega
dapat memanggilku dengan nama yang tidak semengusik nama asliku, “Rain”—hujan.
Tiga hari setelah aku datang, Hiro terbang kembali ke California, di mana dia sedang belajar arsitektur di UCLA. Seolah-olah dia ada di sini sekadar untuk membaptisku dengan nama panggilan Jepang. “Jangan terlalu baik, ya?” katanya ketika naik ke mobil bersama ayahnya, yang akan mengantarkan dia ke Bandara Narita. “Bisa-bisa orang tuaku memutuskan untuk mengadopsimu dan mendepakku.”
20211219
Welcome to the N. H. K. Bab 10 Terjun Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
Amarah
menggelegak hebat di dalam diriku. Aku merasa seolah-olah dia sudah
membodohiku. Dengan menekan perasaan itu dalam-dalam, aku berucap dengan nada
selembut mungkin, “Nah, pulang, yuk! Di sini dingin!”
“Aku enggak mau.”
Apa-apaan
tuh enggak mau?! Dasar, ah sialan, berhentilah mengolok-olokku.
Aku hampir saja mulai mencerca dia sekerasku; tapi entah bagaimana, aku bisa
mengendalikan dorongan itu.
Aku berusaha mengingat-ingat buku yang pernah aku baca dulu sekali berjudul Psikologi Pencederaan Diri. Buku ini punya teori, “Mereka yang mencoba bunuh diri sebenarnya ingin diselamatkan. Mereka ingin ada orang yang mendengarkan apa yang mereka ingin katakan, maka berusahalah dan dengarkan mereka dengan sikap yang baik, sehalus mungkin, tanpa menyuarakan komentar negatif apa pun.”
20211212
Welcome to the N. H. K. Bab 10 Terjun Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
Saat
itu hampir Malam Tahun Baru. Suatu siang, aku berkeluyuran di depan rumah sakit
besar di pinggir kota. Ke sinilah Misaki dibawa.
Sebelumnya pada pagi itu aku menuju ke kafe manga dekat
stasiun dan mendapatkan informasi dari pamannya yang kelelahan.
“Bagaimanapun juga, saya menyesal.” Entah kenapa
pamannya minta maaf padaku. “Kami kira dia baik-baik saja. Dia jauh lebih
tenang sejak berhenti bersekolah, dan kelihatannya betul-betul bahagia
belakangan ini. Jangan-jangan itu karena dia sudah merencanakan. Omong-omong,
kok masnya bisa kenal Misaki?”
“Kami kurang lebih kenalan,” jawabku. Aku pun undur diri
dari kafe manga itu dan langsung menuju ke rumah sakit, tetapi ….
Aku sudah menongkrong di halamannya selama hampir dua jam. Di antara para pengunjung serta pasien yang keluar untuk berjalan-jalan, aku melangkah mondar-mandir di jalur dari gerbang utama ke pintu masuk.
20211205
Welcome to the N. H. K. Bab 10 Terjun Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
Musim
panas berakhir. Aku telah menghabiskan biaya hidupku. Aku sudah tidak punya
uang lagi untuk beli makanan, sehingga aku memutuskan untuk mencoba tidur saja
untuk menghemat energi. Aku akan terjaga selama lima jam, kemudian aku tidur
lagi selama lima belas jam. Aku mencoba hidup dengan jadwal begitu.
Selama tiga hari pertama, aku tidak ada masalah serius
dengan berpuasa. Paling-paling, perutku sedikit sakit. Tapi, begitu hari
keempat bergulir, yang bisa kupikirkan hanya makanan. Aku ingin makan ramen.
Aku ingin makan kari dan nasi. Apa pun hasratku, tubuhku benar-benar
menginginkan kalori. Kebutuhan ini mustahil diperangi.
Akhirnya, pada hari kelima berpuasa, aku keluar apartemen. Setelah menghabiskan beberapa ratus yenku yang terakhir untuk membeli kue serta majalah kerja paruh-waktu lagi, aku memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan kasar hari itu juga.
20211128
Rich Without Money - Kebergunaan yang Utama: Menjadi Kreator (Tomi Astikainen, 2016)
20211121
Rich Without Money - Buruh Cinta: Bersukarela Kerja tanpa Dibayar (Tomi Astikainen, 2016)
20211114
Rich Without Money - Kerja Bagus: Waktu Bebas untukmu (Tomi Astikainen, 2016)
20211107
Rich Without Money - BALAS KEPADA ORANG LAIN (Tomi Astikainen, 2007)
20211031
Rich Without Money - Selanjutnya: Berkontribusi kepada Masyarakat (Tomi Astikainen, 2019)
20211024
Rich Without Money - Kohesi Sempurna: Cintai Kesendirian Anda (Tomi Astikainen, 2016)
20211017
Rich Without Money - Kebersamaan Sejati: Keluarga Besar yang Sesungguhnya (Tomi Astikainen, 2016)
20211010
Rich Without Money - Sedikit Rasa Memiliki: Berani Menonjol (Tomi Astikainen, 2016)
20211003
Rich Without Money - HUBUNGAN YANG DIMILIKI TANPA UANG (Tomi Astikainen, 2007)
20210926
Just Wan-derful (Louise George Kittaka, 2012)
Kabar baik: Takeshi “Tak” Matsumoto kelas delapan
baru saja mendapat peran utama untuk sebuah acara serial di TV nasional Jepang.
Kabar buruk: pemain pendampingnya adalah seorang mas-mas yang pada waktu
luangnya menjadi model kover novel percintaan, seorang mbak-mbak yang suaranya
kayak Minnie Mouse pakai helium, serta seekor anjing berwarna ungu.
Catatan pribadi: Cari tahu apa kontrak yang ditandatangani Mum dengan studio
TV itu mengikat.
=
Awalnya ibunya lah yang punya gagasan untuk mendaftarkan Tak dan adik perempuannya, Keina, ke agen pencari bakat. Keina langsung mendapat beberapa pekerjaan sebagai model, tapi Tak sudah terlalu besar untuk sampel ukuran standar pakaian anak-anak, sehingga dia tidak kebagian apa-apa. Kadang-kadang agen tersebut menelepon ketika ada audisi ini itu, namun biasanya Tak terlihat kurang menyerupai anak Jepang ketika mereka inginnya anak Jepang, dan kurang menyerupai gaijin ketika mereka inginnya anak gaijin. Ibunya dari Selandia Baru sedangkan ayahnya orang Jepang. Mendapat label “blasteran” tidak menyinggung Tak, namun merisaukan ibunya. Ibunya sering kali perlu menjelaskan kepada orang-orang Jepang bahwa “bikultural” adalah istilah yang lebih tepat bagi anak-anak seperti Tak dan Keina.
20210919
Perjalanan Ulang-alik Shuya (Liza Dalby, 2012)
Saat itu bulan Maret. Tahun pertamanya di SMA
hampir berakhir. Tadinya Shuya mengira dia tidak akan sanggup menahan
perjalanan panjang pulang pergi ke SMA Rikkyo dari rumahnya di Meguro. Dua jam
setiap hari terbuang di kereta untuk bolak-balik ke Saitama! Tapi banyak
pekerja kantoran dan lain-lain yang melakukannya, ibunya mengingatkan dia. Begitu
pula dengan teman-temannya. Satu jam masing-masing untuk pergi dan pulang tidak
sepantasnya dikeluhkan. Bahkan sekalipun dia mesti berganti kereta sampai empat
kali.
“Coba
baca buku,” kata mereka. “Kamu kan suka baca—manfaatlah kesempatan itu.”
Shuya memang suka baca. Dan ternyata dia suka menulis juga. Kegiatan favoritnya sepulang sekolah adalah Klub Sastra. Anggotanya menghabiskan sebulan untuk mengarang haiku, sebulan untuk cerpen, dua bulan skrip, dan satu semester untuk menulis novel. Untuk novel rasanya berat. Tapi sampai waktu itu semuanya berjalan menyenangkan.
20210912
Welcome to the N. H. K. Bab 09 Hari-hari Penghabisan Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210905
Welcome to the N. H. K. Bab 09 Hari-hari Penghabisan Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210829
Rich Without Money - Selanjutnya: Rasa Saling Memiliki (Tomi Astikainen, 2016)
20210822
Rich Without Money - Keselamatan Sepenuhnya: Menerima Kematian (Tomi Astikainen, 2016)
20210815
Rich Without Money - Dinding Penyelamat: Kepercayaan Adalah Asuransi Terbaik Kita (Tomi Astikainen, 2016)
Kami berada di San Pedro Sula, Honduras, untungnya tak menyadari fakta bahwa secara statistik tempat itu kota paling berbahaya di dunia, ibu kota pembunuhan.
20210808
Rich Without Money - Sedikit Keselamatan: Meminta Bantuan tanpa Malu (Tomi Astikainen, 2016)
Seperti produk kebersihan, banyak obat-obatan yang kita gunakan tidaklah esensial bagi kesehatan manusia. Bisakah Anda meninggalkan produk-produk farmasi dan alih-alih menekankan pada kehidupan bahagia dan seimbang? Bagaimana Anda dapat menggunakan obat-obatan alami sebagai gantinya?
20210801
Rich Without Money - CINTA MENGATASI TAKUT (Tomi Astikainen, 2016)
20210725
Hantu yang Ikut Sarapan (Alan Gratz, 2012)
Suatu pagi yang hangat di bulan Juli, ada hantu
ikut sarapan bersama kami.
Hantu
itu berwujud seorang gadis, usianya sekitar dua belas atau tiga belas tahun.
Hanya sedikit lebih muda daripada aku. Rambutnya hitam panjang seperti sabut,
wajahnya bundar, dan ia mengenakan kimono biru bergambar bunga krisan putih
besar. Ayah dan ibuku mematung saat ia keluar dari kamarku. Di pojok,
orang-orang di televisi terus mengoceh tentang cuaca dan politik, namun ayah
dan ibuku hening sementara si gadis hantu berjingkat-jingkat melintasi ruangan,
seolah-olah mereka tidak hendak menakut-nakuti dia.
Ha.
Berusaha tidak menakuti yang menakutkan.
Aku menahan napas sementara si gadis hantu berlutut di sampingku di meja. Kami semua mengamati dia namun pura-puranya tidak, sebagaimana lazimnya dengan orang di kereta. Si gadis hantu duduk dan menatap ruang kosong pada meja hingga ayahku menyenggol ibuku.
20210718
Welcome to the N. H. K. Bab 08 Penyusupan Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210711
Welcome to the N. H. K. Bab 08 Penyusupan Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210704
Welcome to the N. H. K. Bab 08 Penyusupan Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210627
Kerang Biru (Naoko Awa, 2009)
Diterjemahkan oleh Toshiya Kamei
Aku akan menceritakan padamu kisah tentang rok
lebar yang dulu kumiliki. Sedihnya, sekarang aku tidak memilikinya lagi. Ketika
aku menjadi terobsesi pada rok itu, keluargaku menyembunyikannya dari aku. Tak
lama kemudian, rok itu terbakar karena perang.
Tapi
aku tidak pernah melupakan warna biru rok itu yang memesonakan. Bahkan sekarang
pun, ketika aku menutup mata, aku dapat melihat warna itu.
Rok
itu terbuat dari sutra dengan banyak keliman lebar yang jarang pada masa itu.
Pada waktu perang, kebanyakan perempuan mengenakan celana monpe. Jadi
bisa dibayangkan betapa aku menarik perhatian, betapa orang bicara buruk tentang
aku.
Aku bukanlah gadis yang modis. Sewaktu kecil, aku hanya mengenakan lungsuran dari kakakku. Penampilanku rumahan, kecerdasanku pun rata-rata. Aku gadis biasa-biasa saja yang pendiam, tidak ada yang istimewa padaku. Ini ceritaku tentang bagaimana aku terpikat pada rok biru itu.
20210620
Welcome to the N. H. K. Bab 07 Batu yang Berpusar Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210613
Welcome to the N. H. K. Bab 07 Batu yang Berpusar Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210606
Welcome to the N. H. K. Bab 07 Batu yang Berpusar Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210530
Rich Without Money - Selanjutnya: Kesehatan dan Keamanan (Tomi Astikainen, 2016)
20210523
Rich Without Money - Tidur Nyenyak: Menyerobot Lahan (Tomi Astikainen, 2016)
20210516
Rich Without Money - Siesta yang Layak: Tidur di Luar (Tomi Astikainen, 2016)
20210509
Rich Without Money - Istirahat Sebentar: Hospex dan Menunggui Rumah (Tomi Astikainen, 2016)
20210502
Rich Without Money - SELAMAT MENIKMATI MALAM (Tomi Astikainen, 2016)
20210425
Tempat Tidur Berhantu (2/2) (Francis Marion Crawford, 1886)
III
Kami bermain kartu malam itu, lalu aku pergi tidur
saat sudah larut. Sekarang aku mengaku bahwa aku merasa gelisah saat memasuki
ruangan itu. Aku tidak dapat berhenti membayangkan si pria jangkung yang telah
kulihat semalam, yang sekarang sudah tenggelam dan mati. Wajahnya tampak jelas
di hadapanku saat aku melepas pakaian. Aku mengunci pintu. Tiba-tiba aku
menyadari bahwa tingkapannya terbuka, dan pengaitnya terpasang kencang. Aku
sudah tidak tahan lagi. Aku keluar mencari Robert, si pelayan untuk gangku. Aku
ingat saat itu aku sangat marah, dan begitu menemukan dia aku menyeretnya
dengan kasar ke pintu kamar 105, lalu mendorong dia ke arah tingkapan yang terbuka
itu.
“Kenapa tingkapannya dibiarkan terbuka tiap malam? Kamu tidak tahu ini melanggar peraturan? Kamu tidak tahu kalau kapalnya terguling sehingga air masuk, sepuluh orang pun tidak akan sanggup menutupnya? Saya akan melaporkan kamu pada kapten karena telah membahayakan kapal ini!”
20210418
Tempat Tidur Berhantu (1/2) (Francis Marion Crawford, 1886)
Kami telah mengobrol lama, dan percakapan pun
mulai surut; asap tembakau telah meresap ke gorden-gorden tebal, anggur pun
telah meresap ke otak mereka yang sudah berat juga, sehingga sudah teranglah
bahwa pertemuan itu barangkali segera akan berakhir dengan sendirinya, adapun
kami, para tamu, akan kembali ke tempat tidur dan kemungkinan besar tidur.
Tidak ada yang mengutarakan hal menarik; boleh jadi tak seorang pun punya topik
menarik lagi.
Saat
itulah Brisbane bicara, sehingga kami semua memandangnya. Ia pria berusia lima
puluh tiga tahun, dan dikaruniai bakat yang terutama menarik perhatian kaum
pria. Ia seorang lelaki gagah. Tidak ada yang luar biasa pada penampilannya,
meskipun ukurannya di atas rata-rata. Tinggi badannya sedikit di atas enam
kaki; ia tidak tampak gendut, namun di sisi lain, dia jelas-jelas tidak kurus.
Kepalanya yang kecil ditopang leher yang kokoh, dan tangannya bertenaga serta
dadanya luar biasa berotot. Ia jenis pria yang tampak sangat kuat dan
sesungguhnya jauh lebih kuat daripada kelihatannya.
20210411
Welcome to the N. H. K. Bab 06 Kenangan Indah, Diikuti Sebuah Sumpah Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210404
Welcome to the N. H. K. Bab 06 Kenangan Indah, Diikuti Sebuah Sumpah Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210328
Surat Cinta (Megumi Fujino, 1999)
Diterjemahkan oleh Lynne E. Riggs
Kamu mungkin kaget mendapat surat ini. Tapi sudah
lama aku memikirkan kamu.
Ingat
hari pertama SMA? Sakura sedang mekar. Rambutmu masih panjang sampai pinggang.
Berombak-ombak ditiup angin, panjang dan hitam … indah sekali. Kelopak bunga
merah jambu menari-nari di udara. Kamu tersenyum dan menyapa “Selamat pagi!”
Aku
mengingatnya dengan jelas.
Cuma
pada waktu itu kamu bicara padaku. Malah kita akhirnya sekelas, tapi kamu tidak
pernah berkata apa-apa padaku lagi. Sekarang seperti yang lain-lainnya, kamu
mengabaikanku.
Aku tahu sebabnya, tidak apa-apa. Aku mengerti. Aku tahu kenyataannya hatimu suci. Kamu lihat yang lain-lainnya mengatakan hal buruk, sehingga kamu kasihan padaku. Aku tahu, karena kamu orang yang lembut.
20210321
Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 3 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210314
Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 2 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210307
Welcome to the N. H. K. Bab 05 Humbert Humbert Abad Kedua Puluh Satu Bagian 1 (Tatsuhiko Takimoto, 2007)
20210228
Kuda-kudaan Pembawa Keberuntungan (2/2) (David Herbert Lawrence, 1926)
“Oh, yah, kadang, aku yakin sepenuhnya, sewaktu dengan Daffodil,”
kata anak itu; “dan kadang-kadang aku dapat ilham; dan kadang-kadang aku sama
sekali enggak ada ilham, ya kan, Bassett? Kalau begitu kami berhati-hati,
karena biasanya kami kalah.”
“Dan ketika kamu yakin, sewaktu dengan Daffodil, apa sebabnya kamu yakin,
Paul?”
“Oh, yah, entahlah,” kata si anak dengan suara gelisah. “Aku yakin saja,
begitulah, Paman; itu saja.”
“Seolah-olah ilhamnya datang dari surga, tuan,” ulang Bassett.
“Kelihatannya seperti itu,” sahut si paman.
Namun ia bergabung juga dengan mereka. Dan ketika tiba saatnya balapan lagi, balapan Leger, Paul “yakin” dengan Percik Semangat, yang bukanlah kuda penting. Anak itu menetapkan untuk bertaruh seribu paun pada kuda tersebut, Bassett lima ratus, sedangkan Oscar Creswell dua ratus. Percik Semangat masuk pertama, dan hasil taruhannya pun telah menjadi sepuluh banding satu untuk mereka. Paul memperoleh sepuluh ribu paun.
20210221
Kuda-kudaan Pembawa Keberuntungan (1/2) (David Herbert Lawrence, 1926)
Tersebutlah seorang wanita cantik. Ia memiliki segala kesempatan, namun tidak dengan keberuntungan. Ia menikah karena cinta, namun cinta itu berubah jadi debu. Ia dikaruniai anak-anak yang molek, namun merasa terpaksa mengasuh mereka, sehingga tidak dapat mengasihi anak-anaknya itu. Anak-anak itu pun bersikap dingin kepada ibu mereka, seakan-akan mendapati kesalahannya. Segeralah ia merasa perlu menutupi kesalahan pada dirinya itu. Namun ia tidak dapat mengetahui mananya yang mesti ditutupi. Walau begitu ketika anak-anaknya hadir, ia selalu merasakan lubuk hatinya mengeras. Ia terusik, dan sikapnya kepada anak-anaknya pun menjadi lebih lembut dan khawatir, seakan-akan ia begitu mengasihi mereka. Hanya dirinya seorang yang mengetahui bahwa di lubuk hatinya ada suatu titik keras yang tak dapat merasakan cinta, tidak, tidak kepada seorang pun. Semua orang berpendapat tentang dia, “Betapa baiknya ia sebagai ibu. Sayang kepada anak-anaknya.” Hanya dirinya seorang, beserta anak-anaknya, yang mengetahui tidaklah demikian halnya. Terlihat dari tatapan mereka kepada satu sama lain.